7. Diana.

7.3K 911 53
                                    

Di malam hari yang terang karena sinar bulan purnama dan dihiasi oleh beberapa bintang.

Di dalam ruang party hall yang dihiasi oleh beberapa macam pita dan lampu hias kerlap-kerlip. Terlihat seorang wanita cantik yang menjadi sorotan.

Wanita itu memiliki surai emas dan manik mata berwarna merah muda. Dengan menggunakan pakaian khas penari, wanita itu sedang menari-nari dengan elegan mengikuti iringan musik.

Banyak para tamu yang mengaguminya baik karena memiliki paras yang cantik dan tubuh yang indah serta gerakan tariannya yang ringan bagaikan burung yang sedang terbang bebas.

Claude terus memandangi Diana tanpa henti bahkan sampai tariannya berakhir. Ia bahkan mengikuti arah perginya Diana.

"Felix." Panggilnya terhadap Felix.

"Ya yang mulia?" Felix sedikit mencondongkan kepalanya agar ia bisa mendengar ucapan Claude.

"Siapa wanita bersurai emas dan bermata merah muda itu?" Tanya Claude kepada Felix.

'Hemm Ayah mulai tertarik yah?' Pikir Abigail yang masih dalam pangkuan Claude.

"Namanya Diana yang mulia. Kata pemimpin tari, Diana-lah wanita yang paling hebat dalam menari." Felix menjelaskan yang hanya dibalas anggukan oleh Claude saja.

Sedangkan Claude ia terus memandangi gerak-gerik dimana Diana pergi.

"Felix! Jaga Abigail disini selama aku pergi." Claude memberi perintah.

"Baik yang mulia. Segala keagungan kepada matahari Obelia." Ucap Felix.

Claude membiarkan Abigail duduk disinggahsana-nya dengan Felix yang menjaga disampingnya. Ia turun dan menghampiri beberapa tamu sebentar untuk berbicara soal bisnis sebelum akhirnya menuju ke Diana.

"Papa au mana?" Tanya Abigail yang ditinggal oleh Claude.

"Beliau sedang mengurusi beberapa hal penting pangeran." Ucap Felix.

'Mengurusi hal penting atau mo godain cewek?' Pikir Abigail.

"Nah pangeran disini saja dengan saya. Biar saya yang temani." Kata Felix tersenyum senang.

'Hahh mau gimana lagi?! Mana mungkinkan aku gangguin orang lagi pdkt.' Pikir Abigail menghela napas.

Sedangkan disisi lain Claude sedang membicarakan soal bisnis dan sekali-kali ia melirik ke arah Diana yang sedang menundukan kepala karena gugup.

Claude melihat Diana yang sedang digoda oleh bebarapa pria bangsawan, sampai ia mundur karena risih dan tak sengaja menabrak seorang pelayan yang sedang membawa minuman sehingga membuat minuman itu tumpah dan mengenai pakaiannya sendiri.

'Wanita ceroboh.' Pikir Claude.

Lalu Claude berjalan menghampiri Diana dan menutupi bagian tubuhnya dengan jubah yang ia kenakan dan tak lupa memberi tatapan tajam kepada para bangsawan itu. Para bangsawan yang melihat menunduk hormat kemudian pergi.

Diana terlonjak kaget saat sesuatu menyampir pada tubuhnya.

"Ya-yang mulia Raja. Sa-salam hormat dan berkah ke-kepada matahari Obelia." Ucap Diana terbata.

"Ikut denganku!" Perintahnya kemudian melenggang pergi tanpa mempedulikan ekspresi Diana.

Mau tak mau Diana harus mengikuti Claude. Karena dia pikir bila melanggar perintah Raja ia akan terkena hukuman.

***

Kini Claude sedang berdiri di taman belakang istana Amesthy. Ia sedang menunggu Diana yang sedang berganti pakaian dengan dibantu beberapa pelayan.

Older Brother for Athanasia [Fanfic WMMAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang