33. Rencana Terselubung.

2.7K 379 25
                                    

Di malam hari yang sepi dan sunyi. Bahkan tidak terdengar suara hewan-hewan kecil yang setiap malam selalu bernyanyi. Hawa dingin yang merambat masuk melalui celah-celah kecil rumah mampu menusuk sampai dalamnya tulang.

Di sebuah ruangan dalam mansion Alphaeus. Duduklah seorang pria berambut dan bermanik mata hitam. Anastasius telah tinggal cukup lama dikediaman Alphaeus sebagai tamu yang memiliki nama samaran Tuan Patterson.

Anastasius sedang duduk menghadap tungku perapian dengan salah satu tangannya memegang buku sihir curiannya. Ia terlalu fokus membaca sampai tidak menyadari kedatangan seseorang.

"Tuan apa kau sibuk?" Tanya seseorang itu pelan.

Anastasius yang tersentak karena suara seseorang itu pun menoleh ke arahnya dan ternyata itu Jennete yang sedang tersenyum kearahnya.

"Ah tidak Nona." Anastasius berucap sambil meletakan bukunya diatas meja.

"Ngomong-ngomong ada apa Nona kemari?" Tanya Anastasius dengan menyenderkan punggungnya disofa.

Jennete berjalan mendekati jendela kaca transparan diruangan itu. Ia menatap rintikan air hujan malam ini. Entah mengapa suasana hatinya cukup senang. Apalagi ditambah ia melihat hujan gerimis diluar sana, itu benar-benar menenangkan pikirannya.

"Saya hanya ingin menemui Tuan. Karena malam ini saya merasa tidak bisa tidur karena terlalu senang Tuan." Ucap Jennete dengan senyum hangatnya yang terpantul dikaca jendela.

Anastasius berjalan menghampiri Jennete dan berdiri disebelahnya. Sama-sama menatap rintikan hujan gerimis diluar sana.

"Oh ya? Hmm apa Nona menemui saya hanya ingin mencurahkah isi hati Anda?" Kata Anastasius sedikit terkekeh menatap Jennete.

"Hehehe maaf bila saya lancang dan mengganggu waktu Tuan malam ini." Kata Jennete tersenyum dengan kedua tangan menutupi mulutnya.

Anastasius yang melihat senyuman Jennete entah mengapa ia merasa familiar dengan seseorang. Secara refleks Anastasius mengangkat tangannya mengusap kepala Jennete walau agak kaku.

'Ah Tuan mengusap kepalaku?' Pikir Jennete sedikit tersentak atas perlakuan Anastasius padanya.

'Entah mengapa terasa nyaman. Apa setelah aku diperkenalkan dihadapan Ayah.. apa aku bisa merasakan usapan tanganya?' Pikir Jennete memejamkan matanya merasakan usapan tangan Anastasius.

"Tidak masalah. Cerita menarik apa yang ingin Nona ceritakan kepada saya?" Kata Anastasius dengan wajah lembut menatap Jennete.

"Tadi siang aku makan bersama Yang mulia, Pangeran dan Tuan Putri. Mereka mengundangku untuk makan bersama."

"Mungkin karena akan hujan dan aku tidak bisa kembali ke mansion paman. Jadi Tuan Putri dan Pangeran mengajak ku makan siang bersama." Kata Jennete bersemangat menceritakan tentang pengalaman menyenangkannya hari ini.

"Oh begitu ya? Apa Nona merasa senang bisa menghabiskan waktu bersama keluarga Anda yang telah lama terpisah?"

"Tentu saja Tuan! Aku merasa sangat sangat sangat senang hehehe." Kata Jennete dengan mata berkilat bahagia.

Anastasius yang melihat wajah bahagia Jennete itu, entah mengapa ia merasa sedikit tidak nyaman. Seperti rasa sesak? didalam hatinya yang tidak diketahui sebabnya.

"Oh jadi itu penyebabnya Anda tidak bisa tidur malam ini karena saking senangnya ya Nona?" Kata Anastasius dengan senyum yang ia paksakan.

"Hehehe iya. Apa menurut Tuan dengan hal kecil ini.. apa ketika saya diperkenalkan nanti mereka akan menyambutku dengan hangat dan sukacita?" Kata Jennete balik bertanya kepada Anastasius dengan wajah tersenyum cerah.

Older Brother for Athanasia [Fanfic WMMAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang