08. Jahil

1.8K 220 32
                                    

Jennie menggeliat dalam tidurnya, saat Jisoo membangunkan dirinya. Seperti biasa yang Jisoo lakukan setiap pagi, setelah bangun Jisoo menyiapkan sarapan, tentunya setelah ia membersihkan tubuhnya. Dan kemudian membangunkan dua sosok kesayangannya. Jennie dan J yang masih terlelap, begitu pulas.

Jisoo tetap mencoba membangunkan keduanya. Ini sudah pagi, dan mereka harus bangun, membersihkan tubuh mereka dan kemudian sarapan. Dengan sabar, Jisoo membangunkan Jennie dan J yang memang susah untuk di bangunkan. Baik Jennie dan J hanya membalas dengan deheman, dan gerakan tubuh lalu kemudian terlelap lagi. Itu yang membuat Jisoo menggelengkan kepalanya melihat kelakuan kedua Ayah dan anak itu. Bukan hanya wajah yang mirip, namun kelakuan pun juga sangat mirip. Beruntungnya Jisoo orang yang sabar, jika tidak mungkin saja baik Jennie dan J akan basah kuyup.

"Jendeuk, ayo bangun! Bukankah kamu harus bekerja?" Jisoo mengguncang tubuh Jennie dengan pelan.
"Hmm…"
"Ayo Jendeuk, kamu harus bangun! Nanti kamu telat."
"Aku masih mengantuk, Unnie!" Jennie mengeluarkan suaranya.
"Nanti kamu telat, Jendeuk. Ayo bangun sekarang!"

Jennie mengulurkan kedua tangannya, Jisoo tersenyum lantas menyambut kedua tangan si gadis Kucing. Membantu Jennie untuk bangkit. Setelah di posisi duduk, gadis itu dengan entengnya memeluk Jisoo, memposisikan kepalanya di dada Jisoo dengan mata tertutup. Jisoo terkekeh gemas melihat tingkah dari si gadis Kucing ini.

"Ayo buka matamu! Jangan tidur lagi!" Titah Jisoo.
"Rasanya sangat malas untuk bekerja. Aku belum bisa menepati janjiku untuk keluar bersama J." Balas Jennie mengeluh.
"J pasti mengerti, Jendeuk! Jangan khawatir! Hari ini, Lisa libur dan dia yang akan menjaga J. Jadi kau tenang saja." Ucap Jisoo.

Jennie mengangkat kepalanya dari tubuh Jisoo, gadis berbibir hati itu hanya memberi elusan di pipi Jennie. Saat ia akan beralih untuk membangunkan J, Jennie menarik tangan Jisoo. Kedua tangannya lamgsung mengunci tubuh si gadis berbibir hati itu, kedua wajah yang saling berdekatan. Itu membuat kedua tangan Jisoo spontan memegang kedua bahu Jennie.

Jisoo bisa merasakan nafas Jennie, dan begitu juga sebaliknya. Jennie bisa merasakan hembusan nafas Jisoo. Jisoo terdiam, ia bisa mendengar degup jantungnya yang berdetak dua kali lebih cepat atas perbuatan Jennie.

"Kamu terlalu dekat!" Kata Jisoo, mencoba melawan rasa gugup yang melanda dirinya saat ini.
"Sengaja. Aku suka melihat wajah Unnie." Balas Jennie tersenyum.
"Jendeuk… nanti kamu telat!" Kata Jisoo mengingatkan.
"Aku masih punya waktu!" Kata Jennie ngotot.

Jisoo hanya tersenyum, ia tak lagi memaksa karena percuma saja jika Jennie sudah berkata seperti itu. Jennie tak mau mengalah sama sekali.

Tangan Jisoo naik, dari bahu ke pipi Jennie. Membelai kedua pipi gembul milik Jennie. Jennie merasakannya, menikmati elusan tangan Jisoo. Tak ingin momen seperti ini menghilang begitu saja. Jennie menghentikan kedua tangan Jisoo, memegangnya dengan lembut. Salah satu tangannya beralih, memegang tengkuk Jisoo, lantas menarik Jisoo mendekat. Di kecupnya dengan cepat berbibir hati, memberi ciuman selamat pagi untuk Jisoo. Dan Jisoo lagi-lagi harus merasakan tubuhnya melemah, saat Jennie menciumnya. Membuatnya kembali tunduk dalam ciuman milik gadis Kucing itu. Gadis Kucing yang selalu mendominasi. Dan Jisoo yang entah mengapa selalu menurut, setiap Jennie menciumnya. Atau bahkan ciuman Jennie seolah menjadi sihir untuknya agar selalu tak berdaya? Selalu tunduk pada Jennie, bahkan membiarkan bibirnya di cium, di makan dan di lumat seperti itu?

Semenjak ciuman pertama mereka, Jennie seolah tak berhenti untuk mencium Jisoo. Bibir hati itu menjadi candu untuk Jennie. Dan jujur, Jennie menyukainya.

Lagi-lagi, Jennie membuatnya merasakan nikmatnya dunia. Membuat tubuhnya bergetar hebat, membuat Jisoo mendesahkan nama si gadis Kucing. Saat itu juga, Jisoo menyerah dalam ciuman yang memabukkan itu. Dan Jennie segera membawa tubuh Jisoo untuk berbaring.

(J)ennie | Baby Cat ↔Blackpink feat Ella Gross✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang