42. Ancaman

1.3K 152 2
                                    

JenSoo

I Miss Ayah dan Bunda🤗😔

Happy Reading All.........

_________________________________

Jennie meletakkan blazer miliknya di sofa. Ia berjalan, dan berhenti di sisi ranjang. Kepalanya menunduk, menatap sosok seorang perempuan berbibir hati yang tengah tertidur di sana. Yang sudah beberapa hari ini ia abaikan. Ia mengernyit, saat menyadari sesuatu. Tangannya terulur mendekat ke arah pipi istrinya, terdapat jejak air mata di sana. Di usapnya kemudian secara perlahan.

Matanya terpejam erat, mengepalkan kedua tangannya erat-erat. Jennie mengerang, ia mengusap wajahnya dengan kasar. Tak peduli jika rambutnya berakhir acak-acakan. Ia kecewa. Begitu sangat kecewa.

Jennie menoleh ke arah Jisoo yang masih terlelap. Ia menangis. Menggigit bibirnya, agar suara tangisannya tertahan. Tak mau jika ada orang termasuk Jisoo mendengarnya. 

Namun meski ia menahan suara tangisannya, Jisoo tetap terbangun. Ibu hamil itu mengerjapkan kedua matanya, kemudian menyadari jika ada seseorang yang tengah duduk di sampingnya. Ia terperanjat saat menyadari jika sosok itu adalah orang yang di rindukannya. Dan saat ini telah menghapus cepat jejak air mata di pipinya, sebelum Jisoo menyadari bahwa dirinya menangis.

Jisoo lantas bangun, meski harus susah payah karena kondisi kehamilannya yang bertambah besar. Rasa rindunya terhadap sosok itu begitu sangat besar. Senyumnya terukir meski begitu lemah. 

"Ayah…" Panggilnya. Suaranya begitu terdengar memilukan. 

Jennie menoleh ke arahnya, di lihatnya Jisoo yang saat ini terlihat lega dengan kehadirannya. Jisoo memeluknya dari samping, meski Jennie tak membalas pelukan itu. 

"Ayah dari mana? Kenapa baru pulang?" Ia bertanya. Suaranya begitu serak. 

Jennie tak membalas, ia hanya terdiam. Membiarkan Jisoo begitu saja yang berceloteh kepadanya. Menanyakan dirinya yang baru pulang. Dan memang beberapa hari ini, Jennie pulang begitu larut. Bahkan membuat Jisoo dan anak mereka merindukannya. Merindukan sentuhan, kasih sayang dan juga senyumannya.

"Ayah ingin sesuatu? Apa Ayah? Katakan pada Bunda, Bunda akan membuatkannya untuk Ayah." Kata Jisoo.

Diam kembali, membuat Jisoo khawatir. Jisoo tak mau di abaikan lagi, dia tak mau di tinggalkan lagi. Kembali memeluk Jennie, matanya tak lepas memandang wajah tegas suaminya itu. Tangannya bergetar saat membelai wajah suaminya. Tak ada kelembutan lagi yang selama ini ia rasakan.

Jisoo harus kuat, entah kesalahan apa yang ia buat, ia harus tetap mempertahankan Jennie. Tak mau hubungannya hancur karena masalah yang bahkan Jisoo sendiri tak tahu apa itu. Tapi, sungguh ia sangat mencintai gadis spesial itu. Hingga rasanya sangat sulit tanpa gadis kucing itu di sampingnya.

"Ayah ingin istirahat, ya? Kemarilah, Ayah pasti lelah!" 

Jisoo bangun, mencoba membantu Jennie untuk berbaring. Tapi sebelumnya, Jisoo ingin membantu melepas sepatu Jennie. Ia mencoba membungkuk untuk meraih sepatu Jennie, meski sulit namun Jisoo mencobanya. 

Hingga dua tangan menghalanginya, menahan kedua bahunya agar tidak membungkuk saat itu juga. Mengingat kondisi Jisoo yang hamil, tak memungkinkan untuknya membungkuk. 

"Apa yang kau pikirkan? Kau sedang hamil, kau sadar itu bukan?" Suara itu sangat dingin, namun Jisoo masih bisa menangkap sikap perhatian dari Jennie.
"Tak apa, Ayah. Bunda hanya ingin membantu Ayah." 
"Aku bisa melepasnya sendiri." 

(J)ennie | Baby Cat ↔Blackpink feat Ella Gross✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang