Happy Reading All........
___________________________
Jennie menatap cemas pada Jisoo, ia membelai pipi Jisoo dengan ibu jarinya. Mengecup pipi Jisoo dengan lembut, dan sesekali merasakan suhu tubuh Jisoo.
Jisoo membatalkan jadwalnya hari ini. Begitu juga dengan Jennie, karena Jennie begitu mengkhawatirkan Jisoo. Ia memutuskan untuk membatalkan jadwalnya hari ini untuk menjaga Jisoo. Ya tentunya juga menjaga dua putri kembar mereka. Sementara pasangan maknae mempunyai jadwal lain hari ini.
"Sebentar, Bunda. Aku akan membuatkan sarapan untukmu. Kamu belum makan." Bisik Jennie pada Jisoo yang masih tidur.
Jennie bangkit, kemudian berjalan keluar dan menuju dapur untuk membuatkan Jisoo sarapan. Setelah hampir 20 menit membuat sarapan sederhana untuk sang istri, Jennie kembali ke kamar. Menemukan Jisoo yang sekarang telah bangun dan duduk bersandar di ranjang.
Jennie meletakkan sarapan di meja, kemudian duduk di sisi ranjang.
"Ayah…"
"Ayah membuat sarapan untuk Bunda. Di makan, ya?"
"Ayah sudah makan?" Tanya Jisoo balik.
"Setelah Bunda makan, Ayah akan makan." Kata Jennie membalas.
"Ayah makan saja bersama Bunda, ya?" Jennie menurut.Jennie mengambil piring yang di letakkan tadi di meja, kemudian mulai menyuapi Jisoo. Jisoo juga terkadang akan menyuapi Jennie.
Jennie terus memperhatikan Jisoo. Keadaan Jisoo kemarin membuatnya khawatir, mungkin setelah sarapan, Jennie akan kembali membujuk Jisoo untuk memeriksakan keadaannya.
Jennie membawa piring kotor itu ke dapur, setelah Jisoo menyelesaikan sarapan paginya. Ia memutuskan untuk kembali membujuk Jisoo. Siapa tahu, Jisoo mau memeriksakan diri ke dokter. Atau paling tidak, Jisoo mau di sembuhkan J atau Ji.
"Bunda… Kita periksa keadaan Bunda, ya?" Bujuk Jennie membuat Jisoo menghela nafasnya.
"Bunda sudah baik-baik saja, Ayah." Giliran Jennie yang mendengus.
"Keadaan Bunda masih lemah. Ayolah, ini demi keadaan Bunda."
"Bunda hanya lelah, Ayah. Tapi sekarang Bunda baik-baik saja." Ucap sang istri meyakinkan.
"Tapi Bunda terlihat sangat lemah saat ini. Bunda juga masih pucat." Kata Jennie lagi. Ia harus melawan sikap keras kepala milik Jisoo.Jisoo tetap pada pendirian. Tetap tak mau menerima usulan Jennie untuk memeriksakan keadaan tubuhnya. Jisoo sangat keras kepala. Jennie sedikit kesal dengan sikap keras kepala gadis itu.
Jennie menghembuskan nafasnya, mencoba mengontrol emosinya. Duduk dan meraih kedua tangan Jisoo. Matanya menatap Jisoo dengan pandangan memohon. Mencoba membuat Jisoo mengerti, bahwa dirinya saat ini tengah mengkhawatirkan Jisoo.
"Ayah…"
"Tolong, Bunda…. Mengertilah! Ayah sangat mengkhawatirkan Bunda. Apa Bunda mau membuat Ayah khawatir?" Kata Jennie memegang erat tangan Jisoo.
"Bunda sangat baik. Tak ada yang perlu di khawatirkan!" Jisoo tetap keras kepala.
"Bunda…."
"Tolong Ayah. Bunda tidak mau!"
"Kalau begitu biarkan si kembar yang melakukannya. Demi kesembuhan Bunda!"
"Itu juga tak perlu! Bunda sudah membaik!"Jennie masih tak percaya. Pasalnya, Jisoo masih terlihat lemah dan wajahnya yang masih memucat. Bagaimana mungkin Jisoo bilang bahwa dirinya baik-baik saja? Tak tahukah dia, bahwa suami tercintanya itu benar-benar begitu khawatir dengannya?
"Bunda tolong ya… Kita harus periksakan keadaan Bunda. Ayah tidak akan tenang, jika tak tahu tentang keadaan Bunda!" Bujuk Jennie lagi.
"Bunda tidak mau! Bunda baik-baik saja!"
"Arrghhh!!!" Decak Jennie kesal dengan keras kepalanya Jisoo.Jennie melepas paksa pegangan tangannya pada Jisoo karena merasa kesal. Jisoo menatap Jennie yang saat ini posisinya membelakangi dirinya, Jisoo sempat melihat wajah Jennie yang memerah karena marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
(J)ennie | Baby Cat ↔Blackpink feat Ella Gross✅
FanfictionJ, anak kucing yang berubah menjadi manusia dan di temukan oleh Jennie dan Jisoo. JenTop with JiBot!