13. Jennie vs Haein

2.1K 217 59
                                    

Happy Reading All.....

♡♡♡

J menatap kesal ke arah Jisoo yang hanya tersenyum memperhatikan anaknya itu. Sementara Ji, kembarannya itu hanya diam duduk sambil menopang dagu dengan tangannya. J kesal, karena semalam Jisoo dan Jennie meninggalkannya tidur bersama di kamar Jennie, tanpa pamit sama sekali. Dan membuat J yang kebetulan bangun pagi karena Ji yang membangunkannya, kebingungan mencari keberadaan Ayah dan Bundanya. Ji hanya menyuruh adiknya itu untuk mencarinya di dapur, tapi tak menemukan keberadaan Jisoo dan Jennie di dapur, keduanya menemukan Ayah dan Bundanya yang tertidur pulas di ranjang Jennie, saat Ji mengusulkan pada J untuk mencari Jisoo dan Jennie di kamar Jennie. Dan itu cukup membuat J kesal, sementara Ji hanya diam tak peduli. Baginya itu buman masalah besar sama sekali.

Ji hanya menatap kembarannya itu yang kesal, dan dalam hatinya menggerutu karena ulah kekanakan sang adik. Ia sendiri berpikir, mungkin saja Ayah dan Bundanya ingin menikmati waktu berdua? Mungkin saja, bukan?

"J masih kesal dengan Bunda?"
"He'em!" Balasnya mengerucutkan bibir.
"Sudahlah, J. Yang terpenting kan… Ayah dan Bunda tidak pergi, lagipula hanya pindah kamar tak masalah sama sekali. Kamu ini kekanakan sekali." Ji menatap malas pada kembarannya itu.
"Ayah dan Bunda tidak bilang, jadi aku kesal." Balas J yang terdengar ketus dan wajah yang cukup kesal, namun terkesan imut di mata Jisoo.
"Lagipula kau tidur… memangnya harus di bangunkan dulu? Bunda mungkin kasihan… jika harus membangunkanmu dulu!" Ji membalas balik.
"Tapi aku masih…" ji memotongnya cepat.
"Sudahlah, J! Kasihan Bunda! Jangan marah lagi!" Ketus Ji dengan kesal. Semakin malas dengan kembarannya.

Jisoo terkekeh mendengar pertengkaran kecil di antara mereka, lantas mengelus rambut panjang Ji yang diikat. Sementara J, hanya mendengus kesal karena Ji yang baru saja memarahinya tadi.

"Jangan bertengkar, Sayang. Ya sudah… Bunda minta maaf, ya? Lain kali Bunda tidak akan mengulanginya lagi."
"Bunda tidak perlu merasa bersalah, jangan pikirkan ucapannya, Bunda! Akan aneh jika seorang Ibu meminta maaf pada anaknya." Balas Ji.
"Tak apa, Sayang. Jika Bunda memang salah, maka Bunda juga harus meminta maaf." Ji menggeleng setuju.
"No! Ji tidak setuju! Bunda tak pernah mengeluh dengan kelakuan kami selama ini, jadi…  untuk apa kami marah dengan Bunda hanya gara-gara pindah kamar? Toh… lagipula Ayah bersama Bunda, Ayah pasti akan menjaga Bunda dengan sepenuh hati."

J melirik Ji yang mencium pipi Jisoo, ia bergerak mendekat dan duduk di samping Jisoo. Lantas memeluk tubuh Jisoo dengan erat.

"Maaf karena sudah marah dengan Bunda." Sesalnya.
"Tak apa, Sayang. Bunda juga minta maaf, ya?" J menggeleng tak setuju.
"Tidak perlu minta maaf, Bunda. Jika lain kali Ayah dan Bunda ingin tidur bersama lagi… bilang saja…"
"Kau memperbolehkan memangnya?" Tanya Jisoo.

"Tidak, J akan ikut." Jisoo terkekeh geli mendengarnya.
"Jangan seperti itu, J. Ayah dan Bunda juga perlu waktu berdua, berdiskusi mungkin? Atau siapa tahu Ayah dan Bunda akan berubah pikiran akan memberikan kita bayi?" Kata Ji dengan polosnya.
"Jika bayi masih lama, Ji. Jangan memintanya sekarang, Ayah dan Bunda belum menikah."
"Tapi suatu saat nanti akan menikah, bukan?" Jisoo lagi-lagi terkekeh mendengar pertanyaan itu.
"Doakan saja, ya?"
"Kita kawal sampai Ayah dan Bunda menikah." Kekeh Ji.

Jisoo hanya mencium pipi Ji dengan gemas karena melihat wajah anaknya yang begitu menggemaskan, dan beralih mencium pipi J dengan gemas pula. Dan keduanya sama-sama membalas, mencium pipi kanan dan kiri Jisoo bersamaan.

***

Jennie menatap penuh selidik pada kedua adiknya yang saat ini sama-sama menunduk, bahkan Jennie bisa melihat keduanya yang saling mencuri pandang satu sama lain. Sementara Jisoo yang duduk di sebelah Jennie, hanya memberi elusan lembut pada lengan sang Kekasih.

(J)ennie | Baby Cat ↔Blackpink feat Ella Gross✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang