23. Psikopat?!

1.1K 205 20
                                    

Happy Reading All....

JenSoo

♡♡♡

J menatap Love yang bermain-main di sekitar ruang tengah. Jika di bandingkan dengan yang lain, Love lebih penurut. Lisa juga menyayanginya, meski terkadang sikap Lisa membuat Lily cemburu dengan adanya peliharaan baru. Apalagi yang di pilih Lisa adalah seekor Anjing.

Selain Lily sebenarnya Leo juga sedikit cemburu dengan Anjing baru itu. Tapi, dia mengerti karena Lisa mempunyai banyak hewan peliharaan. Jadi, Leo memakluminya. Jika mendapat perhatian, ia syukuri jika tidak ia akan bersenang-senang sendiri. Toh, masih ada J dan Ji yang bisa berbicara dengannya dan membantunya untuk menyiapkan makanan.

Love juga terkadang terlihat manis, namun juga terkadang akan terlihat dingin. Tapi J dan Ji tahu, sebenarnya Love juga sangat baik. Tergantung kita bersikap bagaimana dengan Anjing itu.

"J, kata Louis disini ada Ikan, ya?" Tanya Love tiba-tiba.
"Iya. Di kamar kak Chaeng." Balas J.
"Boleh aku kesana? Aku ingin memakannya haha…"
"Jika kau berani memakannya, aku pastikan setelah kak Chaeng pulang nanti kau akan menjadi Anjing panggang." Balas J membuat Love berdigik ngeri.
"Aku kan hanya bercanda." Ucap Love.
"Ucapanmu saja yang aneh-aneh. Masuk saja, itu kamar kak Chaeng." Tunjuk J pada sebuah pintu yang sedikit terbuka, karena Ji baru saja keluar dan bercengkerama dengan Ikan manis itu.

Setelah kepergian Love, J menatap Jisoo yang berjalan hendak pergi. Pakaian yang telah rapi dengan membawa tas di tangannya. Melihat sang putri disana, ia tersenyum manis dan memberi kecupan di kening J.

"Bunda mau berangkat?" Jisoo mengangguk.
"Hari ini syuting terakhir, Sayang. Jadi… setelah ini Bunda tak akan bertemu dengan Haein lagi."
"Benarkah?" Jisoo mengangguk meyakinkan.
"Iya. Doakan agar syutingnya lancar, ok?" J mengangguk.

"Bunda!"

Jisoo menoleh, menatap Ji yang berlari ke arahnya dan langsung menubruknya. Jisoo terkekeh dengan ulah anaknya itu, lantas memberi kecupan di kening Ji dengan manis seperti yang ia lakukan pada J.

"Bunda mau berangkat?" Jisoo mengangguk.
"Iya. Kak Lisa akan menjaga kalian, ok?"
"Jangan berangkat, Bunda. Ji punya firasat buruk." Balas Ji mengeratkan pelukannya.
"Jangan khawatir. Tak akan terjadi sesuatu yang buruk pada Bunda. Ini adalah syuting terakhir, dan Bunda akan langsung pulang. Bunda janji." Ji menunduk lesu.

Chup.

Jisoo memberi ciuman lagi di kedua pipi anaknya itu. Ia mengerti, Ji sangat khawatir dengannya akhir-akhir ini. Tapi, pekerjaan menuntut dirinya. Jadi, ia harus tega meninggalkan kedua anak kesayangannya itu.

"Bunda janji, Bunda akan langsung pulang nanti." Kata Jisoo meyakinkan.

Ji masih ragu untuk mengijinkan Jisoo, namun Jisoo terus berusaha meyakinkan dirinya. Ji benar-benar tak bisa berpikir jernih, firasat buruk itu mendominasi dirinya. Ji memang belum mengetahui apa yang terjadi, tapi Ji benar-benar sulit mengijinkan Jisoo pergi kali ini.

"Sayang... dengar! Bunda pasti baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir. Jika kau mempunyau firasat buruk, berdoalah untuk Bunda." Ji menghela nafasnya.
"Baiklah. Jika ada apa-apa, cepat beritahu kami, ya?" Jisoo tersenyum mengangguk, akhirnya sang putri mengijinkan dirinya.
"Ok, Sayang."

J menatap Ji, saudara kembarnya itu menunjukkan wajah kekhawatirannya. Dan wajah itu melebihi kekhawatiran yang biasa Ji tunjukkan, seolah firasat yang Ji rasakan lebih besar daripada yang biasanya.

Dan pada akhirnya sepasang anak kembar itu membiarkan Jisoo untuk pergi. Pekerjaannya telah menunggu. Jisoo hanya memberi senyuman manis untuk menenangkan dua bocah kembar itu dan memberi kecupan lagi pada wajah keduanya.

(J)ennie | Baby Cat ↔Blackpink feat Ella Gross✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang