50.LIKA-LIKU PERNIKAHAN

841 69 76
                                    

Setelah beberapa hari lalu disibukan dengan segala urusan pernikahan, akhirnya hari ini tiba saatnya aku  harus kembali disibukan dengan urusan kampus. Berbanding terbalik dengan samuel yang kampus nya telah melaksanakan UTS lebih dulu, maka jadilah sekarang ini dia bisa tidur dengan nyenyak karena sudah libur kuliah.

Aku terkejut saat menyadari ada tangan yang memelukku dari belakang. Samuel menyandarkan kepalanya di samping wajahku sambil tetap memelukku.

" Bikin apa sih, Ra? Masih pagi kan." Ucapnya lemah tanda dia baru bangun tidur. Ini gila, tapi darahku langsung berdesir aneh saat mendengar suara serak Samuel.

" Sarapan buat kamu, Kan nanti aku tinggal." Ucapku singkat sambil terus berusaha menormalkan diri dan menoleh melihat wajahnya yang masih ada sisa tetesan air yang mengalir lewat rambutnya, sepertinya dia sudah sempat ke kamar mandi terlebih dahulu sebelum menyusul ku ke dapur. Namun anehnya matanya masih terpejam saat memelukku seperti ini. " Good morning, sayang." Ucapku sambil mengecup pipinya.

Samuel tersenyum sambil berusaha membuka matanya.

" Morning, sayang." Balasnya.

Sudah empat hari, aku telah resmi menjadi isterinya dan selama di Yogyakarta kami berdua tinggal di Apartment samuel. Belum terjadi apa-apa di antar kami sejauh ini, Samuel benar-benar membuktikan ucapannya jika dia akan menungguku sampai aku siap.

" Kamu hari ini UTS kan? Berangkat ke kampus jam berapa?" Ucapnya sambil menatapku.

Aku mengangguk. " Jam 07.00 paling, kenapa? Oh ya aku berangkat sendiri aja ya sayang, biar kamu bisa istirahat mumpung lagi libur." Ucapku sambil mengusap-usap tangannya.

Samuel menggeleng.

" Aku anter, sekalian aku mau ke kantor cabang Dorm design kebetulan hari ini ada meeting, berhubung ka Reina masih di Amrik jadi aku harus gantiin."

" Yaudah kalau gitu aku sendiri aja berangkat nya, nanti kamu malah telat lagi ke kantornya kalau nganterin aku dulu." Kataku.

Pernyataan itu sukses membuat samuel menatapku tajam, namun sesudahnya dia kembali menggeleng.

" Aku anter aja ya sayang... Buat apa dong selagi suami kamu ada di sini tapi kamu apa-apa malah sendiri." Jawabnya kemudian yang mampu membuatku tersenyum.

Samuel memang selalu berusaha pengertian dalam segala hal. Bahkan, selama beberapa hari ini aku menjadi isterinya dia sama sekali tak membiarkan aku melakukan pekerjaan rumah sendiri. Dia akan dengan sigap mengambil alih tugasku, kecuali memasak. Dan hanya akan memintaku untuk duduk di sofa dan memperhatikan hasil kerjanya.

Aku menatapnya dalam, sampai pada akhirnya dia mengangkat ku dan mendudukkan ku di countertop kitchen.

" Sayang, aku minta cium boleh? Kan nanti kita gak ketemu seharian." Ucapnya.

Sebelum aku berhasil mencerna apa arti ucapannya Samuel sudah menguasai bibirku. Aku tidak punya waktu sedikitpun bahkan untuk sekedar bernafas. Samuel masih belum berhenti menciumku, sampai akhirnya dia menyentuh kancing piyama yang ku kenakan. Sebentar, dia melarikan pandangan matanya kearahku seakan meminta persetujuan.

Kepalaku mengangguk entah mendapat perintah dari siapa. Saat ciumannya semakin turun, tangannya dengan lihai membuka kancing piamaku dan menyingkap satu lagi lapisan di dalamnya. Aku terkejut saat dia menyentuh bagian depan dadaku, aku tidak lagi bisa menjabarkan rasa asing yang baru pertama kali ini aku rasakan.

" Mas...." Panggilku yang jatuhnya terdengar seperti desahan.

Samuel tidak memperdulikan panggilanku dan terus melakukan hal yang dia inginkan. Awalnya hanya sekali sentuhan tapi semakin lama aku seakan makin kehilangan kesadaran ku. Erangan berhasil lolos dari bibirku saat Samuel mulai menyapukan ujung lidahnya di puncak sensitifku.

BUATKU TERSENYUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang