Malam yang tak bersahabat, udara dingin dan langit yang mendung pantas saja tadi Samuel melarangku ikut. Beberapa kali aku menggosokkan kedua telapak tangan ku guna menghilang kan hawa dingin akibat angin yang lumayan kencang terlebih lagi kami yg menggunakan motor. Aku tersentak kaget saat tiba-tiba sam menarik tanganku dan membawanya ke saku sweater miliknya. Ini dia peka atau memang lagi modus si?? Ah bodo amat yg penting anget.
" Yuk turun." Ajaknya. Saat akhirnya motor nya berhenti di depan sebuah warung sate pinggir jalan, terlihat sederhana karena memang hanya ada beberapa tempat duduk saja yg di sediakan. Kemudian ia membawa ku duduk di kursi depan tak jauh dari sang penjual.
" Sam di sana aja yuk." Pintaku. Sambil menunjuk dua kursi kosong yg ada di pojokan.
" Gak, udah kaya terong terongan sama cabe cabean lagi pacaran aja duduk nya mojok." Jawabnya santai sambil berlalu menghampiri sang penjual untuk memesan makanan. Sial.! Aku jadi merasa seperti wanita penggoda sekarang, padahal tujuanku supaya bisa duduk sambil bersandar di tembok.
" Kamu sering ke sini??." Tanyaku saat Sam sudah duduk di depanku, aku penasaran ketika melihatnya begitu akrab bercengkrama dengan penjualnya tadi.
" Lumayan." Jawab nya singkat. kemudian merogoh ponsel dari saku celana nya dan memilih fokus pada benda pipih yg sekarang ada di tangannya itu.
Baiklah sepertinya diam lebih baik daripada makan hati. Si luak ini kenapa hobi banget bikin mood ku kaya roller coaster sih. Kalau dekat benci kalau jauh kangen, perkokkk.
Tak lama, sang penjual datang menghampiri meja kami.
" Permisi, ini mas Sam pesenannya tadi, sate nya 3 porsi sama teh panas 2. Silahkan di makan." Kata bapak penjualnya sopan.
" Makasih pak." Ucapku ramah dan Sam hanya tersenyum menganggukan kepalanya, kemudian kembali lagi sibuk dengan gadget nya. Sumpah ini anak kuota nya habis kek biar gak main hp mulu, aku aja pegel lihat nya. Kata Sarah kalau orang gak bisa lepas dari hp biasanya lagi ngebucin.
" Sam." Panggilku akhirnya.
" Apa." Jawabnya tanpa menatapku.
" Aku hitung sampai 3 kalau kamu masih main hp terus, aku pulang ni ya." Ancamku kesal.
" Iya sebentar ini tanggung."
" Kamu tuh ya gak capek apa dari tadi main hp terus, bucin nya kan bisa nanti lagi Sam bilang sama dia kamu mau makan dulu gitu." Ucapku menahan kesal. Aku fikir Sam akan memasang wajah tak suka atau marah, namun ternyata lelaki itu justru memperlihatkan ponsel nya ke arahku. Tertulis di sana "Latihan Ujian Online SBMPTN."
" Udah ya jangan cemburu lagi." Ucapnya dengan senyum meledek. Membuat ku mendelik dan mencibirnya. Sesat ternyata ngikutin Sarah.
" Yaudah yuk makan, berhubung gw gak tau lu doyan nya yg ayam atau yg kambing jadi gw pesen 3 porsi aja." Jelasnya.
" Tenang Sam aku omnivora ko." Jawabku bangga. Sam mengacungkan jempolnya untukku.
" Bagus, kita bisa sharing kalau gitu. Jangan kaget ya kalau porsi makan gw kaya kuli nanti." katanya sambil tertawa. Setalah nya ia memulai kegiatan makanya dan diikuti pula olehku.
Ada keheningan yg cukup lama di antara kami berdua, sampai akhirnya aku memberanikan diri membuka suara.
" Udah mulai prepare buat SBMPTN Sam??" Sam mengangguk sambil terus menyantap sate nya.
" Mau lanjut ke mana?? Terus jurusan apa??" Tanyaku lagi.
" ITB kalau gak UI tapi lagi hunting hunting univ luar juga si, mau ambil arsitektur." Jawab Sam akhirnya bersuara.