27.DILEMA

983 127 17
                                    

Dua hari setelah kejadian itu, sejak saat itu pula aku putuskan untuk menjauh dari Sam. Aku sengaja tidak membalas pesan atau mengangkat telfon nya, mungkin sudah saatnya aku mencintai nya dengan sewajarnya, selama ini aku terlalu fokus pada satu orang yg justru membuatku buta dengan kebahagiaan lain di sekitarku.

Senin , kemarin aku bisa bernafas lega dan tenang berkegiatan di sekolah karena ternyata orang yg sedang tak ingin ku temui berhalangan masuk.Sakit,katanya.
" Pas boncengan peluk pelukan sehat sehat aja, giliran sekolah sakit." Batinku sinis.

Di hari berikutnya aku kembali merasa was was, padahal dari rumah aku sudah mempersiapkan mental dan perasaanku untuk bertemu dengan Samuel di sekolah, apapun yg terjadi aku sudah bertekad untuk tidak berlebihan terbawa perasaan dan menyalah artikan lagi sikap baiknya terhadap ku.

Sampai di depan pintu kelas langkah ku terhenti sesaat, saat melihat Samuel sudah ada di kursi nya, ia tersenyum ke arahku. Kembali ku langkahkan kakiku yg tadi sempat terhenti tanpa membalas senyum nya dan mengabaikan nya begitu saja, kemudian langsung menuju kursi ku yg sudah ramai dengan para pasukan rusuh yg sedang asik mabar.

" Ti, besok pulang sekolah ada acara gak??" Tanya Hasbi sambil menggeser posisi nya dari tempat dudukku yg tadi ia tempati. Aku baru menatap nya ketika selesai bertos dengan Dewa,Rey dan Sarah.

" Gak si kayanya, kenapa??" Jawabku.

" Jadi besok kita ada rencana mau kumpul habis pulang sekolah, ikut ya stress tau belajar mulu."

" Kita??" Tanyaku memastikan. Jaga jaga kalau maksudnya kita itu hanya aku dan Hasbi.

Hasbi menggelengkan kepalanya pelan. " Tuh sama mereka." Jarinya menunjuk ke arah genk rusuh yg masih saja sibuk nge-game. "si Aldi juga besok gabung, kecuali Sam dia gak bisa katanya ada bimbingan." Aku yg tadinya hendak mencari alasan untuk tidak ikut akhirnya nya setuju untuk ikut saat Hasbi mengatakan Sam tidak akan ikut dalam acara kami nanti.

" Besok kamu bareng aku aja, gak usah di anter atau bawa kendaraan."

Itulah yg diucapkan Hasbi ketika beranjak dari kursi di sampingku kemudian kembali ke kursinya sendiri. Aku hanya diam tak tau harus merespon apa. Tiba tiba di sebelah ku terdengar suara keras kursi yg tergeser membuat ku dan yg lain refleks melihat ke sumber suara, ternyata Samuel, ia beranjak dari kursinya sambil menggendong tas dan menuju ke kursi paling belakang di barisanku, tak lama kemudian Nata yg tadinya duduk di barisan belakang pun pindah ke kursi milik Samuel yg ada di sebelahku.

🐊 Darat
" Sama sama. Tadi habis ada urusan hp ketinggalan."

Aku kembali membuka pesan terakhir yg Samuel kirimkan di jam 22:00, itulah isi pesan terakhir yg Samuel kirim padaku kemarin lusa, yg sama sekali tak ada niat untuk ku balas pada saat itu.

Tanpa sadar jariku justru bergerak membuka menu galeri, aku menatap layar ponselku lama karena di sana menampilkan foto ku dengan Samuel, hasil screenshotan diam diam yg sengaja aku ambil saat kami sedang video call malam itu. Bibirku melengkung kan senyum miris. Aku begitu merindukannya.

•••

Sesuai rencana hari ini aku bergegas menuju tempat yg sebelumnya sudah kami sama sama sepakati untuk menjadi tempat nongkrong kami siang ini. Aku terpaksa menyusul sendiri karena ada urusan dengan wali kelas, Hasbi sempat memaksa untuk menunggu ku tapi aku menolaknya dengan alasan jika aku sudah meminta Keisha untuk mengantarku, syukurlah akhirnya dia menyerah.

Saat aku berjalan sendirian di koridor sekolah, tiba tiba seseorang menarik pergelangan tanganku membuatku tersentak kaget hingga rasanya rasa kesal ku sudah sampai di ubun ubun.

Samuel menariku ke parkiran sekolah yg sudah sepi, dan membawaku masuk ke dalam mobil miliknya yg tinggal terparkir sendiri di sana.

" Lu marah sama gw karena gw balas chat lu lama?? Kan gw udah bilang kalau hp gw ketinggalan" Tanya Samuel ketika sudah duduk di kursi kemudi yg membuat ku seketika menatap ke arahnya dengan tatapan sinis, sementara tangan ku yg lain masih mengusap usap pergelangan tanganku yg menyisakan bekas merah akibat cengkraman nya.

" Aku marah?? Soal chat?? sorry Sam aku gak se'childdish itu." Jawabku dengan senyum meremehkan.

Samuel terdiam namun sorot matanya lurus menatap ku tajam, jujur saja aku sampai takut dibuatnya.

Drrtttt.....drttttt...drrtttttt....
Suara getaran dan lagu di ponselku bersamaan berbunyi di dalam saku, memberikan ku celah untuk memutus kontak mata antara aku dan Samuel.

" Iya hallo bi, iya ini udah di parkiran sebentar lagi aku ke sana ko."

" Iyaa, bye."

Tuttt....
Aku menutup panggilan itu setelah Hasbi mengingatkan ku untuk hati hati.

" Sam aku duluan ya, gak enak udah di tunggu sama yg lain." Jelasku.

" Temenin gw, inget lu masih punya hutang sama gw." Ucapnya datar.

" Sam, aku gak bisa kalau sekarang aku udah ada janji sama mereka. Lagian kamu juga harus bimbingan." Sanggahku.

" Janji sama mereka apa sama Hasbi?? Pokoknya sebelum hutang lu sama gw lunas, lu gak boleh deket atau pergi sama cowok manapun, biar lu stand by kapanpun gw butuh." Suaranya begitu tajam dengan nada meninggi.

" Kamu  ngelarang aku buat deket deket sama cowok, sementara kamu bisa dengan seenaknya deket sama cewek manapun iya?? Jangan egois Sam yg punya perasaan bukan cuma kamu doang!." Jawabku lebih sinis serta tajam.

Pundak Samuel terlihat naik turun dengan nafas yg tak teratur, kentara sekali ia sedang berusaha keras menahan emosi nya. Sementara itu tak jauh berbeda denganku, aku sudah sangat emosi padanya, rasa sesak di dadaku seperti mengirimkan kembali ingatan di kepalaku soal kejadian itu.

Sam mendekat ke arahku, tangannya bergerak mengambil tanganku untuk ia genggam, namun dengan cepat aku menghindarinya sehingga membuat nya langsung mengurungkan niatnya.

" Lu kenapa si Ra?? Gw gak tau salah gw apa, gw bingung tiba tiba lu ngejauhin gw gitu aja." Sam kembali berbicara kepada ku. Kali ini terdengar lebih tenang dan lirih.

Tatapan ku masih lurus ke bawah aku masih tertunduk dengan kedua tangan meremas kuat ujung baju seragamku. Aku takut aku tak berani melihat wajahnya yg bahkan ku akui aku sangat merindukanya.

" Maafin gw ya ra."

Hatiku terasa sakit mendengar permintaan maaf nya, apa yg harus aku maafkan darinya?? Aku sadar ini bukan lah kesalahan nya, ia hanya tidak sengaja mematahkan hatiku bahkan mungkin tidak tau. Jika kalian berfikir aku berlebihan, Terserah. Tapi itulah caraku untuk perlahan melupakan nya agar tak larut dalam kesedihan. Aku memang masih menyukai nya bahkan sangat menyukai nya, tapi di satu sisi aku tak bisa terus menerus memendam rasa marah sekaligus cemburu ku terhadap Sam. Entahlah aneh rasanya, seringkali sikapnya  membuat ku merasa telah memiliki disaat ia tak kunjung memberi pasti.

BUATKU TERSENYUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang