" Hy Ra....."
Sapaku padanya sekaligus menghentikan kegiatan ku bermain ponsel dan meletakan nya di atas meja, saat melihat wanita yg sudah sejak tadi ku tunggu tunggu kehadirannya justru sedang terpaku di tempatnya. ia nampak kaget dengan posisi ku yg kini sudah ada di hadapannya dan tanpa sadar meminum minuman yg ia bawa, yg ku yakini itu adalah minuman yg dimaksudkan untukku.
" Kenapa??" Tanyanya tanpa dosa padaku yg tengah memperhatikan nya dengan tangan yg ku lipat di depan dada, yg ku jawab dengan lirikan yg otomatis membuat nya mengikuti arah pandang ku.
" Hah!! Ya ampun rek minum nya"
" Borok sikutan lu biarin aja" ucapku berniat menakuti nya.
" Duh Sam maafin ya, aku ambilin lagi deh minum nya kamu tunggu sebentar ya." Ucap Tiara merasa bersalah lantas hendak pergi mengambil ganti nya, namun Sam tiba tiba menahan lengan Tiara dan mengambil alih gelas yg berada di tangan nya, kemudian meminum air nya sampai habis yg memang masih tersisa setengah. Lagi lagi Tiara di buat melongo melihat nya.
Sam pun menjentikan jarinya ke arah Tiara. " Kebiasaan deh ngelamun mulu."
" Eh, ia maaf" jawabku akhirnya tersadar dan tersenyum ke arahnya.
Tiara membawa Sam ke kursi yg ada di depan teras rumahnya, ia mempersilahkan nya duduk di tempat yg Sam gunakan untuk menunggu nya tadi. Mereka terdiam cukup lama, sampai akhirnya Tiara memberanikan diri memulai percakapan nya.
" Kamu dari mana?? Ko baru pulang??" Tanya tiara. Selain penasaran dengan maksud kedatangan Sam, ia juga penasaran sedari tadi ingin menanyakan hal itu karena melihat Sam masih menggunakan celana abu-abu khas anak sekolah dan jaket Hoodie yg menutupi seragam nya.
Sam menunduk mendekatkan pandangan nya ke Tiara. " Lu abis nangis ??" Sambil menunjuk ke mata Tiara.
" Kalau aku jawab iya, memang kamu mau ngapain??"
" Tanya doang" ucap Sam terdengar acuh seraya membenarkan kembali posisi duduknya. " Maaf Ra." Tak lama Sam melanjutkan kembali ucapannya.
Tiara menautkan ujung alisnya.
"Buat??"" Karena udah mampir malem malem" jawab Sam singkat.
Tiara menunduk, memejamkan mata dengan tangan yg mengelus elus dada. Tak henti hentinya dalam hati ia berucap sabar tirrr sabarrr.
Hey para samunity yg budiman bolehkah idola kalian ini aku ruqyah!!!
"Gw dari sekolah abis bimbingan olimpiade" tutur Sam akhirnya menjawab pertanyaan Tiara, membuat Tiara menoleh menatap Sam yg ternyata juga sedang menatap nya.
Mereka pun terdiam, terlarut dalam fikiran nya masing masing. Tiara dengan perasaan bersalah dan khawatir nya saat melihat Sam yg lelah dan kantung mata yg tebal menandakan sekali jika ia kurang tidur, sedangkan Sam dengan perasaan bingungnya memikirkan bagaimana cara ia meminta maaf ke Tiara.
Tiara yg terlebih dahulu memutuskan kontak mata di antara mereka pun akhirnya melontarkan kembali pertanyaan nya. "Kenapa si kamu ngelakuin itu??" Tanya Tiara tiba tiba, membuat Sam menatap nya penuh tanya.
" Kamu sendiri yg dengan jelas bilang ke aku Sam, gak usah sok jadi pahlawan kalau itu ngerugiin diri kita sendiri. Bahkan aku ingat betul bagaimana ekspresi kamu saat itu" seketika raut wajahnya terlihat sedih, mengingat kembali kejadian itu. " Aku tau kamu tadinya gak mau ikut olimpiade kan?? terus terpaksa ikut karena nolongin aku dari hukuman Bu Maya." Jelas Tiara melanjutkan kalimatnya yg tadi sempat terjeda.
" Kenapa si Ra emang nya penting ya harus gw jawab??"
Tiara menghela nafas nya lelah. " Gak ko, gak penting juga lagian lupain aja."
" Lo kenapa sih?? Lo mau gw jawab apa?? Tanya Sam sedikit tajam.
" Gapapa!! Kan aku udah bilang lupain aja." Ketus Tiara. ia membuang pandangannya ke arah lain tak berani menatap langsung sam.
" Ck! Terserah!"
Cukup lama hening menyelimuti keduanya tanpa ada sepatah katapun yg keluar dari mulut mereka. Sepertinya keduanya sama sama enggan untuk mengerti. Sampai akhirnya Sam beranjak dari duduk nya dan hendak pergi meninggalkan Tiara.
" Aku cuma khawatir Sam sama keadaan mu, aku benci kamu yg selalu pergi gitu aja aku takut kamu kenapa kenapa." Ungkap Tiara lirih, ia tertunduk dengan air mata yg tak mampu ia tahan.
Sam terdiam di tempatnya nya mendengar pengakuan Tiara, bersamaan dengan rasa nyeri di dada karena melihat Tiara yg lagi lagi menangis karenanya.
sam sudah berjongkok di depan kursi tempat Tiara duduk yg kini tengah menangis sendu.
" Ra udah yg jangan nangis lagi" pinta Sam dengan tangan yg sudah erat menggenggam tangan Tiara, membuat Tiara semakin terisak di tempatnya.
" Ra bisa liat gw" pinta Sam lagi, dengan lembut namun menuntut. "Ra gw gak apa apa, gw baik baik aja. Lagian gw ikut olimpiade bukan karena terpaksa gara gara harus nolongin lu, tapi karena hadiah uang nya besar sayang sayang kalau gw lewatin. Kan lumayan kalau gw menang bisa teraktir lu makan es krim sampai muntah atau makan seblak sampai radang." Ucapnya ngawur agar Tiara berhenti menangis dan tidak lagi merasa bersalah dan khawatir padanya.
Plakkk.....
Satu pukulan pelan dari tiara mendarat di lengan Sam.
" Kamu mau bunuh aku!??" Omel nya dengan bibir yg sudah mengerucut sempurna.
Sam terkekeh kemudian kembali menatap dalam mata Tiara, dengan tangan yg masih setia menggenggam.
" Ra gw mau bilang terimakasih dan maaf." Ucap Sam kali ini terdengar serius. " Terimakasih karena udah nolongin gw waktu itu dan maaf untuk sikap gw yg udah nyakitin lu bahkan bikin lu sampai nangis , Ra gw mungkin gak bisa janjiin ini yg terakhir tapi gw bakal berusaha mulai sekarang buat jadi orang baik yg gak bikin lu sedih." Sam melepaskan genggaman tangan mereka kemudian mengulurkan tangannya kembali, mengajak Tiara bersalaman, Sam hanya tersenyum melihat wajah bingung Tiara. " Pertama kali ketemu 2 tahun lalu bahkan sampai saat ini kita belum sempat secara resmi kenalan kan?, jadi sekarang kenalin gw Samuel Alexander Delano."
Dengan perasaan senang dan haru ia membalas uluran tangan sam.
"Alana Mutiara Anugrah."" Ra, ini lu udah maafin gw belum si?? Udahan kan ya nangisnya?? kaki gw udah cekit cekit ni." Keluh Sam memijat kakinya.
Sulit rasanya nya bagi Tiara untuk tidak tersenyum dan sulit juga baginya untuk tidak tertawa melihat Sam yg saat ini tengah menggerutu di hadapan nya, dia yg biasanya bersikap dingin dan cuek kini berubah menjadi bocah yg manis dan menggemaskan.
Sam jangan pulang ya di sini aja. 🥺