Siang ini hasbi sudah siap duduk di atas motor nya menunggu ku diparkiran, setelah berulangkali aku menolak ajakan nya untuk mengantar ku pulang akhirnya baru hari ini aku mengiyakan ajakan nya karena tak tau harus menolak dengan cara apalagi. Aku buru buru berjalan menghampiri nya, takut jika ada orang lain yg melihat terutama teman teman Sam atau Sarah aku hanya tak ingin mereka berfikir yg tidak tidak soal hubungan ku dengannya, walaupun akhir akhir ini Hasbi memang semakin terang terangan mendekati ku, namun bisa ku pastikan belum ada kemajuan apapun soal status hubungan kami.
" Hai" Hasbi menyapaku dengan senyum lebarnya sambil memberikan helm ke arahku.
" Yuk pulang" Aku tersenyum sekilas. menyambar helm yg ia berikan kemudian langsung naik ke atas motornya.
" Mau langsung pulang?? Mau jalan dulu gak ti??" Tawarnya.
" Nggak deh, kita langsung pulang aja ya bi aku capek bgt lagian." Hasbi tak berkata apa apalagi, kemudian ia menyalakan motor nya dan mulai berjalan meninggalkan parkiran sekolah mengantarkan ku pulang.
Soal capek, itu bukanlah akal akalan ku untuk menghindar dari Hasbi, tapi aku memang benar bener ingin cepat pulang hari ini mengingat jadwalku begitu full akhir akhir ini yg harus menghadapi tryout dan les tambahan sepulang sekolah. 3 hari kemarin Kami anak anak kelas 12 memang sedang disibukkan dengan tryout tahap 1 dan hari ini adalah hari terakhir tes nya, kami di beri jeda libur 2 hari untuk lanjut mengikuti tryout ke2 Senin depan.
Ngomong ngomong 3 hari, harus nya hari ini Samuel sudah kembali masuk sekolah, Kemarin suasana sekolah sempat heboh terutama di kelas ku, saat Wakil kepala sekolah mengumumkan kabar baik tentang kemenangan tim olimpiade sekolah kami yg diwakili oleh Dinda dan Samuel. Seketika Ada rasa haru yg menyeruak di dadaku sampai tak terasa aku meneteskan air mata, semua terjadi begitu saja tanpa bisa ku tahan seakan yg aku rasakan terakumulasi menjadi satu, rasa banggaku sekaligus rasa rinduku padanya. Pagi tadi sebelum tryout di laksanakan sesuai instruksi dari wakil kepala sekolah seluruh siswa dikumpulkan di aula untuk menyambut dan merayakan kemenangan tim olimpiade sekolah kami, namun ternyata orang yg ku harapkan tak ada dan kepala sekolah yg hanya memberitahu jika Samuel berhalangan hadir, jadilah hanya Dinda yg menyampaikan sepatah dua patah kata ucapan terimakasih sebagai perwakilan nya.
°°°°°
Kebetulan hari ini jadwal les ku libur, Kini aku sudah berada di rumah sedang makan siang bersama mamah dan Keisya." Tadi gimana ka rame acara di sekolah??"
" Acara apa?? Ko kamu bisa tau key." Bukan aku yg menyahuti Keisya tapi mamah.
" Gimana gak mau tau, orang kabar si Sam menang olimpiade rame banget di grup." Jawab Keisya. Sedangkan aku sedari tadi masih fokus menyuap makanan ku sambil memperhatikan interaksi antara ibu dan anak ini.
" Wah hebat si Samuel ya, emang deh paling tau Tiara tuh calon mantu idaman mamah nya kaya apa. Tinggal pastiin aja ka dia kaya apa enggak, kalau itu udah aman selebihnya mamah setuju." Aku langsung tersedak makanan ku. Kenapa bisa bisanya mamah dengan enteng nya berkata seperti itu disaat aku sedang makan.
Keisya menepuk nepuk punggungku sambil memberikan minum. " Mamah jangan gitu dong nanti ka Tiara keselek loh."
" Udahhh." Jawabku sambil melirik kesal bergantian ke arah keduanya, kalau untuk mengerjaiku dua orang ini memang lah jago nya. Aku berjalan cepet menuju ke kamar meninggalkan Keisya dan mamah yg masih saja terus menggoda ku.
Jam sudah menunjukan pukul 3 sore dan yg aku lakukan sejak tadi hanyalah bermalas malasan di kasur, dengan laptop yg terputar lagu lagu dari idol K-Pop favoritku. Tiba tiba terdengar suara ketukan pintu.
" Orang nya gak ada." Aku berjalan membuka pintu. Ternyata mamah yg mengetuk.
" Cepet turun ada yg cariin."
" Kalau yg cariin ganteng aku turun, kalau enggak, bilang aja Tiara nya lagi umroh."
Mamah mencubit lenganku pelan sambil tertawa. " Cepet temuin sana." Katanya. Kemudian berjalan meninggalkan ku.
Aku merapikan tampilanku sejenak lalu bergegas turun ke bawah. Saat menuruni tangga aku bisa melihat mamah tengah berbincang dengan seorang wanita, aku tak bisa melihat wajahnya kerena kebetulan dia duduk membelakangiku.
" Nah tuh Tiara, yaudah kalau gitu Tante tinggal dulu ya." Pamit Mamah saat aku sudah berada di belakang wanita itu, membuat wanita itu ikut berdiri dan menengok ke belakang melihat ke arahku. Mataku membelalak kaget saat melihat wajahnya, aku ingat betul wanita ini adalah wanita yg ku lihat di lampu merah sedang berboncengan mesra dengan Samuel saat itu. Setelah melihat lebih dekat kenyataan yg harus ku akui adalah, ternyata ia wanita yg cantik sangat cantik, pasti sabun cuci muka nya gak pakai Pond's. Oh ya dan dia sedikit lebih dewasa dariku. Berani beraninya si luwak ngirim pelakor ke rumahku.
" Siapa ya?? Ada perlu apa??" Tanyaku tanpa mempersilahkan nya duduk. Tiara congkak mode On.
" Hy Tiara maaf ya kalau ganggu, kenalin saya Reina kakak nya samuel." ia tersenyum ramah mengulurkan tangannya.
Deg
Sontak mataku semakin membelalak lebar, jantung ku berdebar kencang, aku gugup rasanya seperti orang linglung tak tau harus berkata apa." Eh iya Tiara, oh iya silahkan ka Reina duduk dulu." Sahutku cepat, mengulurkan tanganku menjabat tangannya. Berusaha bersikap sesopan mungkin.
Untungnya ka Reina tetap terlihat santai dan tidak terpengaruh dengan reaksiku tadi. Aku berusaha menenangkan diriku dan menanyakan kembali apa maksud nya datang ke rumahku.
" Jadi gini Tiara, Samuel minta tolong ke kakak buat mintain buku catatan nya yg ada di kamu." Aku terdiam sambil mengingat ingat buku catatan yg dimaksud.
" Buku catatan fisika sih Ti katanya."
" Owalah iya iya ada, sebentar ka aku ambilin." Ka Reina mengangguk. Aku bergegas meninggalkan nya menuju ke kamar untuk mengambil buku catatan samuel.
Tak butuh waktu lama aku kembali dan menyerahkan buku milik Samuel ke ka Reina, setelah nya aku menyempatkan diri untuk mengobrol dengan ka Reina dan menanyakan kabar Samuel padanya. Ka Reina bilang Samuel terkena gejala typus, tapi anak itu ngotot tak mau di rawat di rumah sakit dengan alasan ia ingin belajar karena harus ikut tryout susulan. Aku ikut gemas sendiri mendengar cerita dari ka Reina.
Tak lama ka Reina izin untuk pamit pulang, aku melangkah ke luar mengantar nya sampai di depan pintu mobilnya. Aku memeluknya sejenak rasanya tak rela membiarkan nya pulang, sekilas yg ku lihat ka Reina adalah tipe orang yg menyenangkan dan pandai bergaul nyatanya kami berdua bisa dengan mudah langsung akrab, bertemu dengan nya sedikit mengobati rasa rinduku pada Samuel.
Ka Reina sudah akan membuka pintu mobilnya namun diurungkan dan kembali menghadap ke arahku.
" Kamu gak sibuk kan? Ikut kakak aja yuk."
" Hah, ikut kemana ka??"
" Ikut kakak pulang, sekalian kamu jengukin Samuel."
Jantungku kembali berdetak kencang lagi, aku menganggukan kepalaku dan tersenyum. Aku mengiyakan ajakannya.