" asalamuallaikum." Aku memasuki rumah dengan langkah yang aku hentakan ke lantai dan langsung duduk di sofa ruang tamu untuk menetralkan rasa lelahku, lelah hati lebih tepatnya.
" Walaikumsallam, berangkat nya paling cepat pulang nya ko paling lambat." Sindir mamahku keluar dari arah dapur sambil membawa segelas air dan memberikan nya padaku.
" Habis main dulu??" Tanyanya setelah melihat ku selesai minum.
" Rencana nya." Jawabku singkat.
" Terus gak jadi??"
" Gak tau, gak jelas orangnya!." Sahutku kesal dengan mata yg sudah berkaca-kaca. Aku langsung beringsut memeluk nya, rasanya pelukan seorang ibu adalah obat paling ampuh saat perasaan sedang tidak baik.
" Udah udah, sekarang ganti baju dulu terus turun makan ya." Titah nya tanpa bertanya apa yang terjadi padaku, tapi justru itu membuat ku merasa lebih baik karena yg ku butuh saat ini hanya pelukan bukan repot repot buat penjelasan. Sementara aku hanya mengangguk menuruti nya.
" Oh ya Ka, nanti malam jam 7 ya kita berangkat ke rumah Oma." Ucap mamah mengingatkan saat aku hendak berjalan menuju kamar.
" yah aku absen dulu ya mah, lagi banyak tugas buat tambahan nilai." Jawabku menyesal. Karena biasanya setiap akhir pekan agenda kami adalah berkunjung dan menginap di rumah Oma.
" Yaudah hati hati di rumah ya, telfon mamah kalau ada apa apa." Dan masih panjang lagi pesan yg di berikan, khas ibu ibu pada umumnya.
" Mmmmm, iya, oke, gak akan dan mengangguk." Itulah jawaban ku untuk kultum singkat yg mamah berikan. Akupun kembali melangkah kan kaki ku menuju kamar.
Sekarang aku sudah berada di kamar, selesai berganti pakaian ku rebahkan tubuhku di kasur empuk yg ada di sana. Hari ini terasa buruk sekali dimulai dengan hasil nilai ulangan yg tak memuaskan dan Samuel yg membuat ku kesal, bagaimana tidak kesal aku sudah menunggu nya selama 2 jam tapi ia justru sedang asik berduaan dengan adik kelas kesayangan nya itu, yaps Dinda. Lain ceritanya jika ada peserta olimpiade lain di sana mungkin aku tak akan sekesal ini sekarang, padahal tepat seperti ucapan nya padaku hari ini memang tak ada bimbingan untuk para anak olimpiade karena tadi aku sengaja basa basi bertanya pada Aldi saat di sekolah. Apa dia sengaja melupakan janji nya denganku, dasar luak berbulu buaya.!!!
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Malam ini aku sudah bersiap menuju rumah Tiara, sesuai janjiku padanya aku akan membantu mengerjakan tugasnya. Ya rencana ku tadi siang untuk pergi dengannya terpaksa gagal karena Dinda yg minta bantuan ku untuk menjelaskan beberapa materi yg di berikan oleh guru pembimbing kami, katanya deadline nya hari ini berhubung di ruangan itu hanya tinggal aku dan dia jadi tidak mungkin aku menolaknya.
Sesampainya di rumah Tiara, entah kenapa tiba tiba gugup menyerangku. Aku berjalan menyalami penjaga rumahnya yg baru saja membukakan gerbang untukku, setelah nya aku langsung menuju ke teras rumah. Aku menarik nafas dalam sebelum akhirnya aku memencet bel rumah yg di dominasi dengan warna putih itu.
Ting....tong.....
Tak lama terbuka pintu dan terlihat seseorang yg tak asing untukku." Hy.... Yuk masuk sam." Sapa Keisya setelah membukakan pintu untukku. Ia menggiringku menuju kursi di ruang tamu.
" Sam parah sih kita udah jarang banget nge-jam bareng lagi, sibuk mau jadi profesor si bapak satu ini sekarang." Ucap Keisya meledeku saat kami berdua sudah duduk.
" Lo kali tuh yg sibuk pacaran sama Fahmi." Jawabku yg membuat nya cengar cengir.
" Kei.... Tiara??."
" Oh ada di kamar nanti tak panggilin." Mah ada Sam ni teriak Keisya dari ruang tamu sambil berlalu untuk memanggil Tiara. Aku bangkit dari dudukku saat sosok wanita keluar dari kamarnya dengan membawa koper kecil di tangannya. Aku langsung saja menyapa dan menyalami nya.
" Eh... samuel." Sapanya tersenyum ramah. " Mau ketemu Tiara lagi??"
" Iya Tante, izin mau belajar di sini ya." Jawabku sesopan mungkin. Tante mau pergi??." Tanyaku yg penasaran dengan koper yg di bawa nya.
" Oh... Iya ni kebetulan mau pergi ke rumah Oma nya Tiara sama Keisya sam, biasa acara rutin keluarga."
" Kalau gitu aku permisi pulang aja deh Tante, maaf aku gak tau kalau Tante sekeluarga mau pergi." Ucapku tak enak.
" Loh ko baru dateng udah pamit pulang aja katanya mau belajar, lagian Tiara gak ikut tadi dia bilang lagi banyak tugas katanya. Tante titip Tiara ya Sam kamu kan anak olimpiade siapa tau dia jadi ketularan semangat belajarnya kaya kamu." Candanya. Aku tersenyum canggung dan heran darimana mamah Tiara tau tentang ku.
Tak lama kemudian Keisya kembali ke ruang tamu, diikuti Tiara di belakang nya.
" Ya udah Sam Tante tinggal ya, tuh Tiara nya udah ada ajarin yg bener Sam omelin aja kalau gak nalar nalar."
" Baik Tante." aku mengangguk mengerti.
" Jagain kk ku ya, jangan di bikin nangis terus." Bisik Keisya tepat di telinga ku, setelah nya ia pergi menyusul mamah nya yg telah berlalu terlebih dahulu.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
" Di minum Sam." ia mendongak ke arahku yg baru saja menaruh gelas di hadapannya. Kulihat ia menggelengkan kepalanya
" Gak ah ntar gw sakit perut, bikin nya gak ikhlas gitu." Aku memandang kesal ke arahannya bisa bisanya dia berani bilang seperti itu.
" Ganti Ra....pakai senyum bikin nya biar gak beracun." Ucapnya enteng.
" Tenang aja gak akan sakit perut kok aku kan orang nya baik gak suka nyakitin orang, kaya kamu" Jawabku tajam dengan seringai di wajahku, sengaja untuk menyindir nya.
Kita lihat apa dia akan peka kali ini.......