Aku mulai merasa frustrasi, sudah 1 jam aku berusaha mengerjakan tugas mengenai materi fisika kuantum ini buku catatan ku juga sudah penuh dengan coretan coretan rumus namun dari 10 soal yg ada baru 2 saja yg aku bisa kerjakan, sisanya?? rasanya otaku sudah benar benar tumpul.
" Sam, bantuin kek." Aku menatap Sam yg sedang sibuk dengan ponsel nya.
" Coba usaha dulu kerjain sendiri." Jawabnya santai tanpa melihat ke arahku. 1 jam ini dia fikir aku jualan cendol apa, enak banget bilang usaha dulu usaha dulu.
Sejak tadi Sam memang berada di sini denganku tapi bukan membantu ku mengerjakan tugas seperti yg kalian kira, dia justru sibuk dengan ponsel nya dan mengabaikan ku.
Sam menaruh ponselnya dan duduk mendekat ke sampingku. " Dih...baru ke isi segini doang." Katanya. Sungguh nada bicaranya sangat mengesalkan.
" Tujuanmu ke sini tuh sebetulnya apa si Sam, mau bantuin aku atau cuma mau mandorin doang??"
" Sini perhatiin." Perintahnya. ia mengambil buku catatan milikku dan menuliskan beberapa rumus di sana. Cara darinya juga ternyata lebih gampang dan lebih mudah untuk aku pahami.
" Udah kan ngerti, sekarang coba kerjain sendiri pakai cara yg gw ajarin tadi."
" Pinjem punggung mu ya, aku pegel sam kalau di meja badan ku bungkuk terus." Pintaku. Sam lantas pasrah membiarkan punggung nya menjadi tatakan ku menulis.
" Hp lu bunyi terus tuh, pacar lu Hasbi nelfonin mulu, berisik ganggu aja." Kata sam. Ponsel ku memang ada di atas meja tepat di hadapannya.
" hah Siapa??, Dinda??" Sahutku sengaja menyinggung nama Dinda, tak suka ketika Sam menyebut Hasbi adalah pacarku. ia membalikan badan menghadap ku.
"ko jadi bawa bawa Dinda."
" Kan seharian ini kamu berduaan sama Dinda di ruang olim, sampai sekarang aja masih chatan kan?? makanya dari tadi kamu sibuk terus sama handphone." Ucapku sinis.
" Gw sama Dinda cuma belajar dan itu bisa di pertanggung jawabkan kebenarannya, Lo sendiri aja berduaan di kelas sama Hasbi, gimana jalan sama dia seneng??"
Mati aku kenapa Sam bisa tau. Hasbi adalah seorang ketua OSIS kebetulan dia juga sekelas dengan ku dia lumayan tampan dan tenar di sekolah, ku akui belakang ini ia memang tengah gencar menunjukkan ketertarikan nya padaku sering kali ia mengirimi ku pesan dan mengajak ku jalan. Saat sedang menunggu Sam di kelas sendirian tadi, Hasbi memang menghampiri ku dan mengajakku untuk menemani nya ke Gramedia membeli buku tapi tentu saja aku menolaknya bukan karena aku sudah ada janji dengan Sam namun aku sengaja karena tak mau di anggap memberi harapan padanya.
" Ko kamu bisa tau?? Ke kelas juga enggak." Kataku pura pura biasa saja di hadapannya.
" Tau lah orang tadi nya gw mau nyamperin lu buat bilang kalau rencana kita batal, soalnya dinda minta ajarin gw dia dapet tugas dari pembimbing dan deadline nya hari ini juga." Jelasnya.
" Terus kenapa gak nyamperin??." Tanyaku penasaran.
" Males ganggu Romeo sama Juliette yg lagi pacaran." Ledek Sam kembali memunggungiku. Aku refleks mencubit pinggangnya.ia mengaduh mengusap pinggangnya.
" Rese!!. Aku tuh gak jalan sama dia justru aku nungguin kamu di kelas sampai dua jam, tuh denger duaaa jammm." Ucapku meneriaki nya.
" Iya maaf." Nadanya melembut.
aku kembali fokus melanjutkan mengerjakan tugasku, Samuel kini ia sedang menerima telfon dari Dinda, aku bisa tau karena dia sendirilah yg memberitahu ku saat ia minta izin untuk mengangkat telfon.
" Ra...gw cabut dulu ya sebentar nanti gw balik lagi." Ucap Sam membuyarkan konsentrasi ku.
" Dinda lagi??" Jawabku datar.
" Apaan si Dinda mulu, gw mau keluar beli makan dulu laper dari tadi pulang sekolah belum sempat makan."
" Ya ampun kamu laper tah, mau maem di sini aja gak?? Aku ambilin ya." Tawar ku pada sam.
" Gak usah Ra, gak enak." Sam. menahan tanganku ketika hendak berjalan menuju dapur.
" Masakan mamaku??"
" Hust sembarangan, maksud nya gak enak masa numpang makan di sini." Ucapnya menyentil dahi ku.
" Sam ikut, boleh gak??" Tanyaku.
" Gak usah di sini aja, lagian udah malem angin nya gak bagus. Lu lanjutin aja kerjain tugas ya." Tolaknya lembut.
" Yahh...Sam ini kan aku udah pakai celana sama baju lengan panjang tuh, ya ikut ya." Rengekku.
" Yaudah iya." Aku tersenyum antusias, langsung beranjak keluar meninggalkan Sam yg masih bersiap mengenakan sweater nya.
Samuel sudah siap berada di atas motor nya, memperhatikan ku yg masih sibuk memakai helm.
" Pelan pelan Ra." Titahnya sambil membantu memegangi tanganku saat menaiki motor nya.
" Sam nanti kamu teraktir aku kan ya??" Tanyaku menggoda nya saat sudah berhasil duduk dengan nyaman.
" Enak aja bayar sendiri lah." Sahutnya.
" Kamu kan cowok Sam masa gak traktir." Timpalku.
" Huuuu giliran kaya gini aja bawa bawa gender, iya nanti gw traktir. Berarti es krim nya batal ya." ia menoleh ke belakang
" Enak aja engak ada ya." Aku sedikit meninggikan suaraku.
Samuel terkekeh di tempatnya. " Dasar kau wanita licik." Katanya. Sambil menstarter motor nya.
" Yeeee..... ayok kita jalan, sesuai aplikasi ya bang. Ups!"
Ini si namanya seneng nya Double kill, habis di bantuin ngerjain tugas habis itu di traktir juga. Terimakasih samuel udah jadi anak baik hari ini.