Kian hari suasana sekolah terasa makin sibuk dan menegangkan, mungkin itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan apa yang sedang kami para siswa kelas 12 rasakan. Walaupun sejauh ini nilai TryOut 1 dan 2 ku masih aman aman saja malah di Tryout ke 2 kemarin nilaiku terhitung meningkat, tapi melihat Ujian nasional sudah di depan mata seringkali membuat ku merasa tak percaya diri dan terbebani, itulah mengapa sekarang ini aku lebih memilih mengasingkan diri membaca novel sendirian di mejaku daripada ikut teman sekelas ku yang lain berdiskusi mengevaluasi materi materi yang belum di pahami, maklum saja Tryout ke 3 sudah menunggu kami Senin depan. Masa bodo lah, bagiku mengistirahatkan otak juga bagian penting dari persiapan menuju UN gak melulu harus belajar dan belajar.
" Ti, bisa minta tolong jelasin soal yang ini gak cara ngerjain nya gimana." Pinta Hasbi menggeser kursinya ke dekat ku. Aku tersenyum kikuk mataku refleks mencari keberadaan Samuel dan melihat nya di barisan belakang yang untungnya dia sedang sibuk berdiskusi dengan yang lain, Semoga saja dia tak melihat ku.Bicara soal hubungan ku dan Samuel hingga saat ini belum ada yang tau soal status baru kami sekarang, dia memintaku untuk tidak mempublish nya dan lebih baik fokus untuk ujian saja. Sebenarnya aku kesal dengan keputusan nya itu karena membuat nya menjadi dingin dan cuek padaku saat di lingkungan sekolah atau di depan teman teman kami dan interaksi kamipun jadi jauh dari kata uwwu. Meski harusnya aku sudah biasa dengan sifat dingin dan cuek nya namun tetap saja rasanya seperti tidak fair ketika status kami sudah lebih dari sekedar berteman.
" Oh yang ini ya, aku sih biasanya pakai cara kaya gini bi." dengan sedikit malas aku mulai menulis di buku catatannya dan menjelaskan pada Hasbi cara penyelesaian nya.
Apakah lelaki ini tak lelah dengan jarak yang ku ciptakan, jujur aku merindukan kedekatan kami dulu di mana sebuah perasaan belum ikut mengambil peran. Padahal jika kuamati sebetulnya Hasbi ini lumayan banyak juga yang naksir di sekolah, entah rumor darimana tak jarang kadang membuat ku risih karena jadi bahan ghibahan para adik kelas atau kelas tetangga karena di nilai sudah PHP-in sang ketua OSIS kesayangan mereka. Andai mereka tau kalau aku tuh luwakers garis keras.
" Ti, makan yuk. Laper gak?" Ajaknya.
Aku tergagap di tempatku, berulangkali aku melirik ke arah samuel, sungguh rasanya saat ini aku seperti sedang ke gep selingkuh saja. Entah sejak kapan kini arah tatapan Samuel sudah beralih sepenuhnya memperhatikan aku dan Hasbi. "Wah rasis banget lu yang di ajakin makan Tiara doang, kita kita enggak." Benar saja di belakang Dewa sudah ada Rey Sarah dan Aldi, kebetulan Aldi sedang ikut gabung di kelas ku. ku lihat mereka sudah siap menggendong tas masing masing.Thanks you guys kalian penyelamat.
" Pada udahan belajar nya?mau sekalian langsung pulang berarti?" Tanyaku memastikan, jika iya biar sekalian aku beres beres barangku dan bisa cepat berjauhan dengan Hasbi maksudnya.
" Mulia banget gila hati nya Tiara ngira kita belajar, orang habis download link kakek sugiono." Jawab dewa santai kemudian menyenggol lengan Rey.
" Setan emang!. Pantesan WiFi jadi lemot." Sarah menggeplak kepala Rey dan Dewa. Kami hanya geleng geleng dengan kelakuan mereka. Sementara Rey sibuk membuat pembelaan.
" Woy ketua genk ajak makan sekalian tuh," Ucap Aldi menengok ke arah Sam.
" Mana doyan nasi, dia kan makan nya biji kopi." Celetuk Dewa.
" Anjirr all-out banget cosplay jadi luwak nya tuh anak." Kami semua tertawa mendengar Rey menimpali omongan Dewa. Maaf ya Sam aku durhaka sedikit.
Akhirnya kami sepakat untuk makan di kantin sekolah, sekarang kami berenam sedang fokus menikmati makanan masing-masing, lagi lagi minus Samuel.
" Kalian semua lanjut di mana jadinya, gak ada yang ke negeri orang kan?" Aldi membuka suara menatap kami satu persatu.
Sarah tertunduk mengangkat tangannya. Aku mendelik menatapnya." Serius? Di mana?" Tanya kami serempak.