15.KETAHUAN

1.4K 110 11
                                    

Tampan...
Batin ku dalam hati saat mata kami masih setia saling menatap, sedetik kemudian aku pun tersadar dan memutuskan kontak mata di antara aku dan dia.

Samuel salah tingkah menggaruk kepala nya yg tak gatal."emmm....baca apa??" Tiba-tiba saja dia mengambil alih novel yang semula berada di tanganku, Aku tersenyum melihat tingkah anehnya dan terlihat sekali jika dia sedang grogi sekarang.

" Kenapa senyum senyum!?" Tanyanya sinis.

" Lucu."

" Hah.. siapa?? Gw??" Tanya nya padaku menunjuk dirinya sendiri. Tentu saja aku angguki memang nya siapa lagi kalau bukan dia yg ku maksud.

" Emang." Katanya dengan gaya congkak. Aku mendekatkan wajah ku ke arahnya, dia terlihat kaget namun tetap berusaha tenang di hadapan ku.

" Kamu lucu kalau lagi salting."

" Enggak! Siapa yg salting" sergap Sam membantah saat aku mengatakan itu padanya. Aku semakin tertawa melihat ekspresi nya dan membuat ku semakin gencar saja menggoda nya.

" Ya udah...kalau enggak, gak usah nge'gas gitu dong." ucapku terus saja menggoda Samuel.

" Ck!..... Terserah, nih baca lagi sana." Samuel meletakan novelku di atas meja, lalu menarikanya kembali saat aku hendak mengambilnya.

" Pantes cengeng, yg di baca novel cinta cintaan."  Ejeknya mencibir saat membaca judul novel milikku.

" Kaya udah pernah lihat aku nangis aja, justru ya baca cinta cintaan itu melatih perasaan kita supaya lebih peka biar gak kaku, anyep, dingin." Jawab ku enteng namun penuh penekanan di setiap kalimatnya.

Aku sengaja menyindir nya menguji kepekaan nya, apa dia sadar jika yang aku sebutkan tadi itu adalah bagian dari semua sifat nya. Samuel tak  bereaksi apapun, dia lebih memilih merubah posisi duduk nya mencari tempat ternyaman dengan menyandarkan badannya pada kursi.

"Sam...??Samuel...??" Panggilku. Aku menoleh ke arah nya saat ia tak kunjung merespon, ternyata dia tertidur pantas saja gencatan senjata terjadi secepat itu baguslah dengan begitu aku bisa kembali fokus membaca novel ku tanpa ada gangguan apapun. Niatku untuk melanjutkan membaca novel seperti nya gagal karena kini melihat wajah damai Sam yg sedang tertidur lebih menarik untukku, dulu aku hanya mampu menikmati hening nya dari jauh namun kini ia terasa begitu dekat membuatku semakin terikat.

"Lu gak ada kerjaan lain selain ngeliatin gw??" Ucap lelaki itu tiba tiba dengan mata yg masih terpejam yg sukses membuat ku membelalakan mata seraya memegang dada, mengcek apakah dia baik baik saja di dalam sana.

" Mesti loh mesti ngagetin, lagian siapa juga yang ngeliatin kamu tidur gak ada tuh!" Jawabku kesal, langsung mengalihkan kembali pandangan ku darinya.

" Kan gak lihat, Ko kaget?? Ko bisa tau kalau gw tidur??" Tanyanya diiringi dengan seringai kemenangan.

Skak Mattt!!!
Aaaaa.....momeninggal jerit ku dalam hati dan menepuk bibir sendiri berulang kali merutuki kebodohan yang telah aku lakukan kenapa pakai salah bicara. Pastilah aku terlihat begitu bodoh di mata Sam sekarang.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Panggilan kepada Samuel Alexander Delano, kelas XII IPA 1 di tunggu kehadirannya di ruang olimpiade sekarang juga. suara panggilan dari speaker itu terdengar memenuhi ruangan selama beberapa kali.

Huftttt.....
Helaan nafas berat bersamaan terdengar dari kami berdua namun memiliki arti yg berbeda, Tiara yg merasa lega diselamatkan dari momen memalukan ini sedangkan Sam yg memang sudah merasa lelah karena harus kembali berpusing pusing ria dengan soal soal.

" Minggir!!" Ucap Sam bangkit dari duduk nya"

" Per..miii...sii, lagian kursi juga kursi ku kok kenapa aku yg minggir." koreksi ku yg merasa terusir dari tempatku sendiri.

"Ck!! Ribet, ni titip tas taroin di meja gw, gw pergi dulu"

" Cie pamitan." ejek ku yg langsung mendapat tatapan tak bersahabat dari Sam.

" Bercanda loh ya ampun"

" Gak lucu"

" Oh iya Sam.... Makasih" ucapku menunjuk plaster di lengan dengan tambahan senyum indah yg menghiasi wajah ku. Dia hanya melirik sekilas dan mengangguk lantas beranjak pergi keluar kelas.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

~ Koyo ngene rasane wong nangdang kang----~

Ku lihat Sarah menghentikan aktivitas bernyanyi nya saat berpapasan dengan Samuel, tak ada sapaan yg terdengar dari salah satunya membuat Sarah menggerutu berjalan menuju kursi.

" Udah masuk tuh si siluman kulkas, pantes ada yg langsung cerah aura nya" oceh Sarah entah menggoda atau menyindir ku.

" Opo si sar.... Eh yg lain mana ko kamu sendiri??" Tanya ku mengalihkan pembicaraannya.

" Masih di kantin, nih gw bawain oleh oleh dari ultah nya dewa."

" Loh aku cuma kebagian minum tok toh iki?? Yowes lah gak apa anak baik harus bersyukur lumayan lagi haus." Lantas mengambil minuman dari tangan Sarah.

" Eh....ngomong ngomong ko lu di sini si tir??"

" Di sini gimana?? Ya kan ini emang kelas ku sar, aneh kamu"

" Gak ikut si siluman kulkas??"

" Samuel?? Ngapain??" Aku mengerenyitkan dahi menatap nya.

" Olimpiade tirr... Lu jadi pembimbing nya Sam kan??"

Aku semakin mengerenyitkan dahiku bingung. " hah...?? Apaan si sar ngaco kamu"

"Demi apa?? Jadi lu gak tau??" Tanya Sarah tak percaya. Aku menggeleng polos di tempat.

" Lu inget kan waktu lu di hukum Bu Maya itu?? Nah si Sam tuh tiba tiba ngasih surat ke Bu Maya, katanya surat dispensasi dari kepsek soalnya lu mau bimbingan buat olimpiade sama dia"

" Serius sar...??"

" Dua riuss tirr, kata dewa juga dia tadi nya gak mau ikut serta di olimpiade tahun ini tapi gak tau tiba tiba jadi mendadak berubah pikiran, Jangan jangan...

" Jangan jangan apa sar...??"

" Jangan jangan surat dispensasi itu cuma akal-akalan dia aja lagi biar lu lolos dari hukuman Bu Maya." Sarah mulai berkonspirasi. Sebagian otakku berusaha tak percaya, namun hatiku justru sepenuhnya berbunga. Apakah ini pertanda samuel perduli padaku?

BUATKU TERSENYUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang