Sejak pertemuan itu, rasanya semesta tak begitu saja tega melihat Ku yg harus memendam rasa rindu tanpa temu. Dada ku di paksa terus memburu kala Sang Pencipta seakan sengaja mempertemukan ku dengan nya, sekali?? Tidak,! justru setiap hari.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°
" Nih pakai." sodor Sam memberikan helm nya padaku yg masih setia membisu.
" Sam....??" Ucapku yg akhirnya bersuara. "Kamu tau namaku??" ahhh tirrr pertanyaan macam apa itu sekejap aku menyesali nya, dengan raut wajah Samuel yg sulit kuartikan.
" Nama lu sama nama gw atas bawah di absen, gw ingetin kalau lu lupa lagian menurut lu apa guna nya itu name tag di pasang??" Sahutnya datar bahkan terdengar tak ramah menjawab pertanyaan ku.
" Cepet mau ikut gak!!? Kita cuma punya waktu 20 menit dan sekarang udah kepotong 5 menit karena lu yg lelet." omelnya padaku yg tak kunjung menaiki motornya.
" Tapi aku udah pesen driver online."
" Lu mau sampai botak di sini?? Makanya kalau punya hp tuh di pakai buat baca berita jangan cuma di pakai buat buka sosial media, Di sana tuh lagi ada kecelakaan jadi jalanan di tutup. Cepet naik, gak akan ada penawaran kedua atau lu gw tinggal!"
" iya iya!, Ikhlas gak si sebenarnya." balas ku yg hanya mampu bergumam pada diriku sendiri.
" Tinggi banget motor nya. Eh Apa ini??" Aku terkejut dan bingung saat tiba tiba Samuel memberikan jaket miliknya ke arah belakang.
" Jaket " jawabnya singkat.
Aku tertawa miris. "Ya...iya tau, tapi buat apa Sam?? aku kan udah pakai jaket."
" Nih tutupin paha lu, kalau lu gak mau jadi pusat perhatian cowok cowok." Ujarnya.
" Termasuk kamu??,
" Kok gw??"
" Itu buktinya kamu peduli soal pahaku"
" iiii-yaaa...udah si tinggal pakai aja gak usah banyak tanya." Sergap nya cepat namun terlihat gugup.
Selama di perjalanan aku sibuk dengan pikiran ku sendiri. Sungguh rasanya aku masih tak percaya dengan semua yg terjadi. Satu sekolah, satu organisasi,satu kelas bahkan sekarang satu motor + jaket Samuel di pangkuan ku aaaaaaa..... Lelucon macam apa ini semesta. Gila...gila...gila
" Gila? Lu tu yg gila. Cepet turun kita udah sampai."
" Iya iya bawel." Aku segera turun dari motor Sam seraya mengembalikan helm yg ku kenakan padanya.
" Makasih." Ucap ku singkat.
" Heh kurang kurangin"
" Apanya??" Alis ku saling bertautan, tak mengerti apa maksud dari kata kata yg ia ucapkan.
" Gila nya, kasian masih muda."
" Ngenyekk." Sahutku kesal melihat expresi datar nya saat mengatakan itu.
" Raaa....."
" Apa lagi?? Mau ngejek aku lagi iya??" Jawabku malas menghadap ke arahnya yg masih duduk di atas motor. Lalu ia turun dan menghampiriku.
" Ilangin ni jiwa jiwa negatif lu, gw titip tas ra bawa ke kelas." Suruhnya tanpa menyelipkan kata tolong pada kalimatnya. Aku memasang wajah tak suka saat ia menyodorkan tas nya kepadaku.
" Enggak! Kamu punya tangan kan? Bawa aja sendiri, ohh....aku tau kamu mau bolos pelajaran Bu Maya ya.??" Tolak ku mentah mentah. "Seorang Sam, juara olimpiade dari kelas X, Senior terhits di kelas musik, Panutan siswa teladan di sekolah masa mau bolos, gak nyangka aku,apa kata anak anak satu sekolah nanti." Cibir ku.
Sam tersenyum sinis. "Makasih, ko lu kaya nya banyak tau tentang kelebihan gw, Secret admire ceritanya?"
Deg! Jantungku rasanya berhenti saat itu juga. Niat ku membuat samuel bungkam justru dengan mudah ia malah membalik keadaan. Aku langsung mencoba menetralkan rasa gugup ku di hadapannya agar ia tak curiga.
" Secret admire banget ni?? Hehe....PD sekali mas nya." Ucapku berusaha setenang mungkin, padahal sejujurnya saat ini aku begitu terintimidasi oleh tatapan tajamnya.
" Kalau tau ternyata dia semenyebalkan ini nyesel aku kagum sama dia. 2 tahun?? Mending tak pakai buat kredit motor sekalian!!.