Hari ini adalah hari yang melelahkan untuk ku, bagaimana tidak? Karena Hari ini aku baru saja tiba di Jakarta dan harus langsung masuk sekolah setelah 3 hari kemarin izin karena harus mengikuti berbagai macam tes untuk masuk ke salah satu Universitas impian ku di Bandung, belum lagi pertengkaran ku dengan Tiara, rasanya semakin menguras energi ku saja.
"Yaudah din aku juga duluan ya, thanks infonya." Pamit ku meninggalkan Dinda setelah gadis itu mengangguk sebagai tanda mengerti.
Tok..tokk...
" Permisi." ucap ku pada petugas yg sedang berjaga di sana, membuat petugas penjaga UKS menengok.
" Ya...ada apa??"
" Mau minta plaster buat luka ka."
" Yasudah sini masuk biar sekalian saya obati lukanya." perintah petugas UKS tersebut.
" Eh..eh gak usah ka, cuma lecet aja ko lagian."
" Oh oke kalau gitu." lantas ia menuju kotak obat dan segera memberikan plaster tersebut kepadaku. Tak lupa dengan ucapan terima kasih ku sebagai balasannya.
Aku segera bergegas menuju ruang kepala sekolah,karena tadi Dinda memberitahu jika pak Ridwan ingin bertemu dengan ku, namun langkah ku terpaksa berhenti saat merasa ponsel yg ada di saku celana ku berdering.
Bukan Dewa 19 calling.....
" Hallo.....iya sayang kenapa"
" Idih najis!!"
Aku terkekeh mendengar umpatan dari Dewa.
"kenapa?? posesif banget nelfonin mulu."" woyyy luak.....di mana lu ?? Jangan so sibuk kaya pejabat deh udah di hubungin susah ditemuin apalagi, kapan masuk woy gak kangen emang sama Tiara.??" Terdengar suara tawa setelah nya
" Gak lucu!!"
" Elah... ambekan banget kaya perawan, yaudah jawab pertanyaan gw."
" Udah di sekolah"
" Alhamdulillah.... Yaudah cepet ke kelas, keluyuran mulu kaya cabe-cabean." Hari ini ada kuis dari pak Dani,lu tau kan otak gw paling bobrok kalau soal fisika."
" Gw susulan paling, ada urusan sama Kepsek."
" Yah...yah... Gak lucu ya Sam bercanda lu, lu gak kasian apa Sam sama gw." keluh Dewa semenyedihkan mungkin.
" Ah...so melas lu, yaudah fotoin aja nanti soal nya ke gw."
" Siap laksanakan captain!! Gitu kek pengertian dikit sama temen Love you Sam muaaachhhhh." ucap dewa mengakhiri telfonnya membuat ku bergidik ngeri.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Akhirnyaaaa selesai juga!!!!!
Ucap Sarah dengan semangat 45 saat mendengar bel istirahat berbunyi, setelah 2 jam penuh kami semua harus berkutat dengan deretan rumus fisika yang sudah seperti antrian kendaraan Jakarta saat sore hari itu, akhirnya kami semua bisa menghirup udara bebas dan l membuat kelas seketika sepi karena kebanyakan siswa langsung sigap menyerbu kantin. Dan alhasil kini hanya menyisakan aku dan musuh bebuyutan ini di kelas." Makanya belajar Sarah 008, baru segitu aja udah ngeluh." sombong dewa, memancing keributan.
" Lu aja boleh nyontek ya jamet emg gw gak tau apa, seorang dewa bisa anteng di pelajaran fisika itu impossible!"
" Iya lu biawak, dapet contekan dari mana lu anteng bener gak bagi bagi." interogasi Rey kali ini mengambil bagian.
" Sembarang lu pada, gw Tiara sama Sam tuh 11,12,13 pinter nya cuma gw gak mau tunjukin aja, takut pada kaget."
" Iya kaget karena lu halu nya ketinggian, ayok ke kantin wa lu hari ini ulang tahun kan jangan pura pura lu." Sambung Rey.
Mata Sarah berbinar "Wah pas banget ni wa gw udah laper banget."
" Loh emang ia ya gw ulang tahun ko gw gak tau si Rey." sambil membuka aplikasi kalender di ponsel nya. "enggak ni tuh liat masih 1 bulan lagi." heboh dewa memperlihatkan ponsel nya ke Rey dan Sarah.
" Udah sekarang aja, nanti bulan depan lagi gitu aja repot." Kuy SAR otw kantin si dewa yg teraktir ajak Rey sambil menarik dewa.
" Tir...mau ikut ke kantin gak??"
" Gak deh sar kalian aja aku mau lanjut baca ini ni." Sambil menunjukan sebuah novel di tangan ku.
" Yaudah ati ati ya di kelas sendirian, klo ada yg mau di titip chat aja." Aku lantas mengacungkan jempol ku tanda mengerti.
Kini aku tengah asik sendiri dengan novel di tangan tak lupa earphone yg terpasang di telinga yang terputar list lagu favorit, namun harus terganggu ketentraman nya kala tiba tiba ada yg melepas sebelah earphone ku.
" astagfirullah!! Kenapa si hobi banget muncul tiba tiba." omel ku yang kaget akan kehadiran nya.
Tanpa ada minat meladenin Omelan ku Sam justru mengeluarkan sesuatu dari saku nya. "nih pakai." membuat ku mengerenyitkan dahi menatap ke arahnya.
" Buat??"
" Buat di tempel di mulut lu biar gak berisik." Katanya asal.
" Aneh...orang aku gak ada yg sakit ko di kasih plaster luka, udah sana ah aku mau lanjutin baca novel, ganggu aja." usir ku.
Sepertinya Samuel tak mendengar usiran ku, karena kini Samuel sudah menarik kursi di belakangnya dan duduk di sampingku. Dia membuka plaster yang barusan ia berikan padaku lantas menarik lenganku agar lebih dekat dengan nya dan memasangkan plaster itu pada lukaku.
Deg!!
Nafas ku terasa tercekat dengan posisi kami saat ini yg seakan tanpa jarak. Samuel terlihat begitu tenang berbeda sekali dengan ku yg kini merasa jantung ku berpacu lebih cepat dari biasanya. Fix habis ini harus ke rumah sakit buat periksa jantung." Awww!! Ish pelan pelan kek." Omelku saat Samuel sengaja menekan bagian yang luka.
" Lebay, katanya tadi gak ada yg sakit sekarang malah teriak."
Nyata nya aku memang tidak sadar jika lengan ku terluka, seperti nya luka ini aku dapat saat tadi pagi tak sengaja ada yg menabrak ku.
" Nah udah selesai, makanya lain kali jangan ceroboh!" Titahnya seperti orang tua yang sedang menasehati anaknya. Anehnya aku justru mengangguk anggukan kepalanya menuruti kata-katanya. Sungguh kami seakan sama sama terhipnotis saat ini, tak ada lagi kata yang terucap dariku dan samuel melainkan hanya mata yg sibuk saling menatap.
Tuhan bolehkan aku minta waktu berhenti di sini.....??