44.DI PERSIMPANGAN

442 67 37
                                    

Malam ini aku sedang fokus mengerjakan tugas kuliah di kamar kostku. Icha, Laras, Rian dan Adit yang merupakan teman satu kelompok ku baru saja pulang beberapa menit yang lalu. Ku lirik jam dinding kamarku, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB.

Drrtttttt......Drrrttttttttt......

Handphone yang ku letakan di atas kasur bergetar, dengan sigap aku beranjak dari meja belajar dan langsung mengangkat panggilan telepon melihat nama Samuel di layar.

" Hallo, mba nya ngapain si telfonin saya terus? Saya lagi sibuk tau mba, lagian saya juga udah punya tunangan."

Itu sapa pertamanya, dengan nada serius, yang membuatku mengernyitkan dahi sebelum akhirnya tersenyum dengan tingkah absurd nya.

" Orang mah kalau gila gak usah main tau mas, kasian warga sekitar pasti pada takut." Timpalku.

Dia tertawa. " Udahan kerja kelompoknya?" Tanyanya membuka pembicaraan.

" loh udahan, segitu doang gilanya?" Candaku. " Eh kok tau aku habis tugas kelompok?" Tanyaku.

" Kan kamu sendiri yang bilang tadi siang sama aku, jangan bilang kamu juga lupa kalau lusa itu ada tanggal merah? Lumayan tuh Ra long weekend. Yakali gak kuy mah, kamu gak ada niat mau ngapelin aku gitu ke Bandung?" Katanya.

" Kenapa gak kamu yang kesini? Gak modal banget masa cewek yang apelin." Pancingku.

" Yah minta di bayarin mulutnya. Enggak gitu, sebetulnya aku mau banget ke sana sekalian jengukin mamah juga. Tapi Sabtunya aku ada tugas kelompok penting yang gak bisa di tinggalin, makanya aku minta kamu yang kesini."

" Gimana ya Sam, aku bukan nya gak mau tapi aku beneran gak bisa ke sana. Kayanya kita belum bisa ketemu dulu deh, maaf ya sam tugas kuliah aku juga lagi numpuk numpuknya." Tuturku hati-hati.

Terdengar suara Samuel menghela nafas panjang di sana. " Yaudah gak apa aku ngerti, nanti kita bisa ketemu di lain hari. Kamu yang semangat kuliah nya jangan yang aneh-aneh, sehat-sehat ya di sana." Katanya.

" Sam.... tapi aku nya jangan di ambekin ya nanti." Ucapku memelas.

" Iyaa enggak, udah malam sekarang kamu tidur ya? Jangan keseringan begadang sayang." Katanya.

" Iyaa habis ini aku langsung tidur ko. makasih ya mas udah selalu mau ngertiin. Good night luwak kesayangan." Ucapku, lantas segera mematikan sambungan telpon.

Aku merebahkan diri di tempat tidur, ada sedikit perasaan sedih dan tak enak yang ku rasakan. Sebenarnya aku juga sangat ingin bertemu dengannya, semenjak LDR kami memang selalu rajin dan semangat mengecek kalender untuk mencari tanggal merah yang strategis. Karena kesibukan masing-masing kali ini sepertinya kami harus kembali bersabar untuk menahan temu. Sabar ya Sam, pertemuan kita pasti akan indah pada waktunya. Tetap semangat pejuang LDR!!

•••
Niatku untuk menghabiskan hari libur dengan tidur seharian, ternyata gagal total. Pukul sembilan pagi Sarah sudah heboh mengetuk pintu kamarku. Aku yang masih setengah sadar mau tak mau dengan malas beranjak dari kasur untuk membukakan nya pintu.

" Eh udah bangun? Kirain masih tidur." Katanya santai sambil berjalan masuk dan duduk di pinggiran kasurku. " Pinjem handphone lu ya ti, gw mau pesen gofood buat kita sarapan." Aku hanya menaikkan bahu tak perduli dan kembali merebahkan tubuh di kasur, baru beberapa saat mataku terpejam. Tiba-tiba, Sarah bicara.

" Reynand sudah sadar" Aku tersentak langsung duduk menghadapnya. " Serius?" Tanyaku, dan lantas merebut handphoneku dari tangan Sarah.

Beban di pundak ku seakan hilang, tubuhku melemas ketika suster Hana akhirnya mengabariku dan mengatakan jika Rey sudah sadar. Memang sejak aku ke rumah sakit lebih dari seminggu yang lalu aku belum lagi datang untuk menjenguk Rey maupun mama samuel, mengingat jadwal kuliah ku yang memang sedang padat padatnya apalagi awal semester seperti ini.

BUATKU TERSENYUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang