14

5K 480 27
                                    



Maaf typo






Pagi ini Renjun sudah berada di depan panti, Menunggu Haechan untuk mengajaknya berangkat bersama. harusnya ya Harusnya, sebelum dirinya melihat Mark sudah dulu di panti tersebut. Tidak lama yang di perebutkan untuk berangkat bersamanya keluar di ikuti sang Appa. Teil sempat mengerutkan dahinya melihat 2 pemuda yang berada di depan rumahnya (Panti) tidak beda pula dengan Haechan. Berjalan menghampiri mereka berdua.

"Selamat pagi Ahjussi." ucap Mark di ikuti oleh Renjun yang sempat menatapnya sinis pada Mark. Teil hanya mengangguk menanggapinya "Eoh, pagi."

Haechan masih bingung dengan situasi ini, kenapa Sunbaenya dan sahabat nya sudah berada di panti pagi-pagi seperti ini.

"Haechani, ayo berangkat dengan Hyung." Mark maju selangkah menghampiri Haechan.

"Mana bisa, aku yang akan mengajaknya bersama." ucap Renjun tidak terima. "lagipula kenapa kau tiba-tiba mengajaknya bersama, sejak kapan?" lanjut Renjun. Mark hanya mengangkat bahunya, abai akan pertanyaan Renjun. Teil hanya tersenyum melihat 2 pemuda yang berebutan untuk mengantar anaknya, dirinya segera masuk ke dalam karna sudah di panggil oleh istrinya. ''Appa tinggal dulu ya sayang." pamitnya pada Haechan "Eomma mu sudah berkumandang." lanjutnya dan melangkah masuk kerumah.

Renjun segera menarik tangan Haechan untuk segera masuk ke mobilnya. namun, belum sempat melangkah tangan satunya di tarik oleh Mark.

"Enak saja, kau baru datang dan langsung mengambilnya.'' Mark tidak terima. mana ada Haechan berangkat bersama manusia keturunan China itu. Hey, dirinya sudah menunggu lebih dulu. "Lepaskan, dia bersamaku." lanjutnya. namun, bukan Renjun namanya jika harus mengalah. mengeratkan genggaman tangannya pada Haechan begiru juga dengan Mark. Bahkan, keduanya sudah saling menatap dengan tajam. Tidak menyadari adanya seseorang yang memperhatikanya. Segera dirinya menghampiri mereka bertiga menarik tangan haechan yang di tarik sana sini sama manusia tidak jelas macam mereka. Renjun serta Mark langsung menolehkan kepalanya dan mendapati Hendery yang sudah berdiri di depan Haechan seolah menjadi Tameng.

"Haechan berangkat denganku," ucapanya ''Dan apa kau tidak kasihan padanya, lohat tanganya memerah akibay cengkraman kalian." unjuknya pada tangan Haechan yang memerah. menggandengnya menuju mobilnya berada, tidak perduli pada mereka berdua. setelah sampai di mobilnya Henderi segera membukakan pintu belakang untuk Haechan.

"Masuk lah Haechan,'' suruhnya.

"Ah hyung, kau tidak perlu melakukan seprti ini padaku." Haechan merasa tidak enak saat tiba-tiba Sunbaenya yang lain datang. entah dirinya harus bersyukur atau apa sekarang. segera dirinya masuk dalam mobil dan Henderi menutup pintunya lalu masuk untuk duduk di sebelah Haechan. "Eoh paman, selamat pagi. saya tidak tau ada paman di mobil." Haechan buru-buru keluar namun di cegat oleh Hendery.

"Tidak apa Haechan, dia Eomma ku. Ten, Seo Ten'' Ten hanya tersenyum melihat tingkah Haechan. "Sudah tidak apa, duduk saja anak manis." ucap Ten pada Haechan yang di turuti baik oleh empunya.

Di dalam perjalanan Ten tidak pernah berhenti tersenyum dan sesekali melihat anak itu dari belakang. tidak sia-sia dirinya ikut Anaknya pagi ini.



~~~~




Pagi ini Ten sudah siap ingin pergi ke caffe nya Wooyoung untuk menemui calon mantunya itu. Mereka sudah ada janji untuk jalan sebentar sebelum hari H. jadi hitung-hitung meyegarkan pikiran dan menikmati waktu selagi tidak ada banyak pekerjaan yang harus di kerjakan. Johnny dan San sudah berangkat terlebih dahulu ke kantornya. tersisa Hendery yang sedang menunggu sopirnya untuk mengantarnya ke sekolah, mungkin anaknya sedang malas menyetir. berjalan mendekat

Haechan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang