11

4.8K 508 30
                                    

Maaf typo

Haechan yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya segera mengambil tas sekolahnya yang berada di kursi meja belajarnya dan memeriksa kembali buku-buku yang akan di bawanya sesuai jadwal. Namun, matanya tidak sengaja melihat gelang yang sudah lama tidak di pakainya. Tangannya mencoba mengambilnya dan memperhatikan gelang itu.

"Haechan, Kenapa kau melepas gelangnya."
tanya doyoung Eomma saat melihat pergelangan tangan Haechan yang sudah tidak memakai gelang itu. Haechan melihat pergelangan tangan nya dan tersenyum kepada Eommanya.

"Aku takut hilang Eomma, Bagaimana kalo nanti di ambil orang tidak di kenal Chani." jawabnya. Doyoung yang mendengarnya hanya terkekeh.

"Haruskah aku memakainya." gumam Haechan namun detik berikut nya menggeleng tidak jadi dan meletakan kembali pada tempat nya. segera dirinya keluar kamarnya dan pergi ke dapur yang sudah ada Eommanya sedang menyiapkan makanan untuk anak-anak lainya. mendekati sang Eomma dan membantu nya.

"Eomma."

"Hmm."

"Bisakah nanti sore Eomma dan Appa ajak anak-anak pergi memakan seafood yang biasa kita datangi, nanti aku menyusul?" tanya Haechan. Doyoung tersenyum mendengar kalimat dari anak yang dirinya selamat kan dari kecelakaan itu.

"Lalu bagaimana dengan pekerjaan mu sayang, Bukankah kau harus bekerja."

"Ah itu, Wooyoung hyung sedang ada urusan jadi caffe tutup hari ini." jawabnya.

"Baiklah nanti akan Eomma beritahu Appa mu. dan sekarang Chani bisa bantu Eomma menata ini semua di meja makan." ajaknya yang di sanggupi oleh anak itu.

~~~~~

Sarapan pagi ini di keluarga Seo cukup tenang. tidak ada adu mulut atau apapun dari kedua anaknya.

"Nanti sore Appa akan mengajak kalian makan di luar. lagi pula sudah lama kan tidak makan di luar." San dan Hendery yang mendengar kalimat Appa nya dengan cepat menelan makanan nya.

"Benarkah." yang di angguki oleh Appanya.

"Awas ya berbohong." San menimpali pertanyaan adiknya itu.Ten hanya menggeleng melihat kelakuan ke tiganya itu. dan kembali melanjutkan makannya, melihat anak sulungnya.

"San apa kau sudah melakukan foto prewedding nya? Bukankah seminggu lagi kau menikah!! kenapa tidak di persiapkan dari sekarang."

"Eomma tenang saja, aku dan Wooyoung sudah mempersiapkan semuanya kemarin-kemarin." jawabnya. Ten mengangguk dan matanya melirik Hendery yang sedang asik memakan sarapanya dengan nikmat.

"Dan kau, Apa kau tidak berniat mempunyai Kekasih."

"Uhuk uhuk uhuk..." Dirinya tersedak saat mendegar pertanyaan yang di lontarkan oleh Eommanya itu. Eomma macam apa yang menyuruh anaknya mencari kekasih buka belajar. mengambil minumanya dan segera menghabiskanya.

"Nanti akan datang sendiri Eomma."

"tch" jawab serempak mereka bertiga. He dery mendengus, kompak sekali keluarga nya ini.

~~~~~

Haechan keluar dari mobil Renjun setelah pemilik mobil sudah memarkirkan mobilnya. Berjalan bersama tanpa peduli akan tatapan semua siswa yang melihatnya.

"Tidak tau malu sekali berjalan dengan tunangan orang."

"Anak Beasiswa kelakuannya menjijikan."

"Harusnya kan Ningning yang berada di sebelah Renjun, Bukan anak sampah ini."

Renjun yang mendengarnya ingin sekali membungkam mulut-mulut yang sudah mencaci Haechan jika saja tanganya tidak di pegang Haechan untuk membiarkan saja   mereka. Renjun mengehela nafas kasar mendengarkan perkataan Haechan. melanjutkan langkahnya ke kelas dan mendapati Ningning yang duduk di kursi Haechan.

"Bukan kah tempat duduk mu di sana." tunjuk Renjun pada bangku di mana seharusnya wanita itu duduki.

"Aku hanya ingin duduk di sebelah tunangan ku, salahakah? lagipula anak sekolah sini sudah tau kau itu Tunangan ku." ucapnya menekan kalimat tunangan untuk memperingati Haechan.

"Tunangan? sejak kapan kalian bertunangan, bukan kah hanya calon dan itupun kau yang merengek ingin bertunangan dengannya. rendah sekali, bahkan Renjun bisa saja membatalkan pertunangan menjijikan ini."  ucap Jaemin yang baru saja masuk. kesal sekali anaknya di perlakukan seperti itu oleh medusa macam Ningning. bayangkan saja hari yang cerah bagi jaemin harus mendung kembali melihat kejadian barusan. bahkan dirinya juga tau apa yang di lakukan siswa-siswa di koridor tadi. iya dia di belakang mereka tidak lama setelah mereka berjalan di koridor. tidak menyapa karna mulutnya masih penuh dengan makanan yang di berikan Jeno sebelum anak itu pergi ke sekolahnya sendiri.

"Dan kau lebih baik kembali ke tempatmu sebelum aku menyeret mu." lanjutnya dengan nada rendahnya yang mana membuat Haechan yang di sebelahnya bergidik. Ningning yang merasa di hina oleh Jaemin pun kembali ke tempat nya, memyenggol pundak Haechan yang membuat Haechan limbung sedikit, Renjun dengan sigap menahan tubuh Haechan.

''Nah, sekarang kau bisa duduk di tempatmu Chani." dengan nada biasanya. cepat sekali berubahnya si Jaemin ini.

~~~~


Hendery malas sekali rasanya melihat pelajaran pertama ini. melirik Mark yang sepertinya juga malas.

"Mark." yang di panggil menoleh "Apa."

"Kau, apa kau mau membolos bersama." Mark yang mendengar ajakan Hendery membulatkan matanya.

"Kau gila eoh, yang ada aku di suruh tidur di teras depan oleh orangtuaku. tidak aku tidak mau."

"Hufttt" ke 2 manusia itu hanya menghela nafas.

~~~~~

San yang sibuk dengan berkas-berkasnya dan tak lupa kacamata yang terlihat begitu pas di wajah tampanya menghentikan pekerjaannya itu saat sekilas mengingat mata pemuda yang bekerja di caffe  tunangannya itu. entah kenapa seperti tidak asing dalam hidupnya.

"Akkhhh, aku terlalu merindukan nya."



~~~~

istirahat tiba, mereka bertiga segera ke kantin untuk mengisi perut mereka yang memang sudah lapar.

"Boleh aku duduk di sini."

"Eoh Hendery hyung, duduk saja." jawabnya Haechan setelah melihat siapa yang datang menghampiri dirinya. Hendery segera duduk setelah mendapatkan ijin.

"Mark di sini." teriaknya yang mana membuat seluruh perhatian anak-anak di kantin memperhatikanya. Mark yang merasa di panggil mendekat dan meletakan makanan nya. dan setelahnya mendudukan dirinya di sebelah Haechan. Renjun yang memang duduk di depan Haechan hanya menatap tidak suka dengan anak bernama Mark itu. berbeda dengan Haechan yang biasa saja. mereka melanjutkan makanya sebelum bel masuk.



"Anak sampah itu benar-benar jalang sekali.   sampai semua laki-laki mendekatinya. apa menariknya." Ningning yang melihat semua itu tambah kesal. ingin sekali memberi pelajaran pada anak itu.

tbc.


Sumpah aku iskencur sama tulisan dan kalimat2 dari author lainya. jadi berasa kaya aku nulis udah bener belum ya alurnya bosenin tidak ya. dan yang paling parah kadang aku sampe berlebihan berpikir kalo setelah up aku kya mikir ini aku nulis ini nanti ada yang bilang plagiat kaga ya atau apa jadi ya gitu lah. hehehehe tpi serius aku nulis ini dadakan engga ada kata plagiat, tpi kalo ada yang alur atau apa sama kya tulisan author lain saya minta maaf.


Haechan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang