Haechan

📌

Kegalauan yang menghasilkan cerita random hari ini.

Jeno mempercepat jalannya saat matanya menemukan keberadaan Mark di depan ruang operasi bersama Mina di pelukannya

BUAGHH...

Tendangan telak Jeno berikan pada manusia di depannya ini. Akh!! dirinnya lupa jika manusia di depannya ini tidak pantas di sebut manusia.
" ORANG TUA MACAM APA KAU INI HAH!! " teriak nya setelah menendang wajah Mark.

" APA KAU GILA HAH! HAECHAN, ISTRIMU SEDANG BERJUANG MELAWAN HIDUPNYA DAN KAU!!! DAN KAU MEMAKSA ANAKMU DI DALAM SANA UNTUK MENDONORKAN JANTUNGNYA PADA ANAK MINA YANG BAHKAN TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN MU "
Tunjuknya pada ruang operasi. Matanya melirik Mina, wanita yang sangat di bencinya.

" Kau akan menyesal setelah mengetahui kebusukannya. Kau mengira Haechan mengalami kecelakaan tunggal bukan? " Ucapnya bertepatan lampu di atas pintu operasi berubah warna yang menandakan operasi transplatasi jantung tersebut selesai.

//

Seorang wanita paruh baya terduduk di taman rumah sakit jiwa. Menatap kosong kedepan dan sesekali menggumam nama Chenle. Setelah sadar dari koma nya beberapa tahun lalu. Mark dan orang tuanya dengan tega membawa Haechan yang saat itu bahkan di nyatakan tidak gila ke rumah sakit jiwa.  Haechan hanya depresi karena harus kehilangan Anaknya, itu kata Jeno saat melihat kelakuan bejat Mark dan keluarganya.
Haechan mendongak saat melihat seseorang yang berdiri dengan setelan kemeja putih dan celana satin hitam yang sedang mencoba tersenyum di sela menahan tangisnya.
"Nu..nu..nuguseyo" lirih Haechan dengan suara lembutnya. Bukannya menjawab, seseorang tersebut justru bernyanyi "na...nabiya nabi..biya iri na..nara onuhra" pecah sudah tangisan pemuda tersebut saat menyanyikan lagu yang sering di dengarnya saat wanita paruh baya tersebut bernyanyi untuk nya di saat kecil.
" Aku di sini Mommy, aku di sini. Chenle di sini ". Ucapnya lalu memeluk Haechan yang sudah meneteskan air matanya. " I'm Here... Hiks..hiks i'm here ".