Malam hari Renjun mencoba sekali lagi mendatangi Haechan. Berdoa saja semoga Mark sudah pulang. Saat dirinya masuk, benar saja hanya di dapatinya Haechan yang sudah tertidur dan Doyoung yang juga tertidur di soffa bed karena johnny memilih tempat vvip untuk Haechan. Ten mungkin sudah pulang karena harus mengurus rumah sebentar. Berjalan menuju Haechan, sesampainya Renjun menarik kursi yang di sebelah ranjang itu dan duduk.
"Malam Haechannie. Aku datang, Bagaimana kau bisa di sini?Apa sakit?Apa kau tau! Mendengarmu kecelakaan membuatku tidak bisa berhenti menyalahkan diriku sendiri." Di ambilnya tangan Haechan.
"Maafkan aku Haechan, jika saja aku tidak menyukai mu, ahh tidak! Mencintai mu, mungkin kau tidak akan mengalami ini semua. Ini semua salahku Haechan." Di usapnya air mata yang entah sudah sejak kapan mengalir dari matanya.
"Haechannie, aku ke sini juga akan mengatakan sesuatu. Malam ini aku akan pergi ke China, dan mungkin ini terakhir kalinya kita bertemu. Maafkan aku yang kemarin-kemarin mengacuhkanmu. Aku cemburu Haechan, aku cemburu pada Mark yang dengan mudahnya mengambil hatimu. Bukankah aku terlalu pengecut! mengungkapkan perasaan ini di saat kau tertidur. Aku sudah berusaha mengumpulkan keberanianku untuk mengatakan ini. Hufftt!! Haechan sudah waktunya aku pergi. Kau bahagialah dengannya. Jika dia menyakitimu, bilang padaku. Aku akan merebutmu kembali". Renjun memberanikan dirinya mengecup kening Haechan. Di kecupnya kening itu dengan pelan karena tidak ingin mengganggu tidur Haechan.
"Saranghae Haechanie. Aku pergi." Ucapnya meninggalkan Haechan. Dirinya merasa kecewa pada dirinnya sendiri. Masalah wanita itu dirinya sudah membicarakannya dengan Hendery. Tapi Hendery bilang San hyung yang akan mengurusnya.
Setelah kepergian Renjun, Haechan membuka matanya. Dirinya mendengar semua apa yang Renjun bicarakan. Dirinya memang sempat terridur namun itu belum lama setelah pintu terbuka. Mengetahui ada orang lain masuk Haechan langsung membuka matanya sedikit dan terkejut melihat Renjun. Segera dirinya menutup matanya dan mendengarkan apa yang Renjun bicarakan.
~~~
"Sayang, Eomma pulang dulu ya." Ujar Ten sambil sesekali tangannya mengelus rambut Haechan.
"Iya Eomma, berhati-hatilah. Pulang dengan siapa?"
"Dengan Mark sekalian." Jawabnya.
"Ada Eomma Doyoung yang menjaga Haechan di sini." Lanjut Ten dan tersenyum saat melihat Doyoung yang sedang berdiri di sebelah Haechan. Dirinya dan Johnny memang sudah menceritakan tentang siapa dirnya pada Doyoung. Awalnya Doyoung tidak percaya, tapi kalo sudah di tunjukkannya semua bukti dari hasil tes itu dirinya percaya.
"Ya sudah Eomma pulang dulu ya." Mencium tangan Haechan yang di genggamnya dari tadi.
"Aku juga pulang sayang, besok aku ke sini lagi bersama orang tuaku." Ucapnya, hendak mencium kening Haechan tapi keburu dirinya di tarik oleh Ten.
Setelah mereka pulang, Haechan mengobrol dengan Doyoung Eomma.
"Sekarang Haechani sudah tau siapa orang tua Haechani. Haechani jangan lupakan Eomma dan Appa juga anak-anak panti ya." Ucapnya menahan sesak. Dirinya masih belum bisa melepas Haechan suatu saat nanti.
"Eomma, Eomma dan Appa juga orang tuaku. Orang yang sudah menolong ku. Aku tidak tau bagaimana nasib ku kalo saja Eomma tidak menjadi superhero dulu seperti yang Appa ceritakan padaku." Ucap Haechan mengelus tangan Eommanya.
"Saranghae Eomma." Doyoung menangis mendengar ucapan anaknya. Dirinya masih belum percaya jika anaknya yang dulu masih kecil sudah dewasa seperti sekarang. Tapi tetap saja dirinya dan Taeil suaminya menganggap masih anak kecil.
Lama mereka mengobrol hingga akhirnya Haechan dan Doyoung memutuskan untuk tidur karena sudah malam.
Haechan sudah mencoba memejamkan matanya namun tidak bisa juga tidur. Hingga baru saja tertidur suara pintu membuatnya terbangun lagi. Matanya mengintip siapa yang datang. Dan dirinya terkejut saat melihat Renjun yang datang. Entah dari mana ide itu hingga Haechan berpura-pura menutup matanya. Awalnya Haechan biasa saja mendengar apa yang di ucapkan Renjun, hingga saat Renjun mengatakan_"Saranghae Haechani, aku pergi." Haechan terdiam. Dirinya tidak salah dengar bukan. Bukankah Renjun akan bertunangan dengan Ningning? Lalu pergi?kenapa Renjun mau meninggalkan dirinya? Di rasa Renjun sudah pergi segera Haechan membuka matanya dan menangis.
~~~~
"Apa kau yakin akan pergi malam ini?".
"Iya Jaemin-ah, Papa dan Mama juga sudah menunggu ku di sana." Tunjuk Renjun pada kedua orang tuanya.
"Kau berhati-hatilah, jangan lupakan kami."
"Bagaimana bisa aku melupakan cinta pertamaku bodoh!. Sudah, aku akan masuk. Kau pulanglah."
"Sialan kau." Renjun tertawa mendengar umpatan temannya itu. Dirinya dan Jaemin sudah berbaikan tadi pagi. Dan untuk masalah Jaemin bisa sampai bandara untuk mengantarnya karena Renjun yang meminta bantuan pada Jaemin untuk membatunya.
Jaemin terdiam setelah melihat Renjun sudah memasuki tempat untuk chek in."Aku berharap kau menemukan kebahagiaanmu Njun." Harap Jaemin. Lalu pergi meninggalkan bandara itu.
~~~~
"Sayang, aku dengar kau sakit. Apa yang kau rasakan sekarang?". Tanya San yang baru saja pulang dan memasuki kamarnya mendapati istrinya yang sedang berbaring memainkan ponselnya. Wooyoung yang melihat dan mendengar suara suaminya segera meletakan ponselnya di atas meja dekat kasurnya.
"Oh!! Kau sudah pulang." Ucapnya.
"Iya, hei pertanyaanku belum kau jawab tau. Kau sakit apa." Ulangnya sambil melepas dasinya setelah menggulung kemejanya sampai siku.
"Hanya pusing saja. Kau sudah makan? Mau ku siapkan atau mandi dulu?".
"Sepertinya aku harus mendinginkan kepalaku dulu." Wooyoung mengangguk dan dengan segera turun menyiapkan makanan untuk suaminya. Karena bukan hal lain baginya untuk memyiapkan keperluan dan lainnya untuk San. San sebenarnya ingin sekali mempunyai rumah sendiri setelah bersamanya, tapi wooyoung meminta agar di sini saja untuk sementara.
Tbc.
Aku tidak tau lanjutannya kaya apa nanti. Mau end aja?
KAMU SEDANG MEMBACA
Haechan
Fanfiction✨ END ✨ ⚠️ ini lapak "BxB" 📌 Terima kasih yang sudah mau membaca cerita abal2 saya 🙏.