27

4.1K 434 4
                                    

Sesuai janji nya Mark akan pergi ke tempat Hendery. Hendery awalnya bingung kenapa Mark ikut ke rumahnya. setelah di tanya akhirnya Hendery tahu bahwa ada Haechan di rumahnya. pantas saja si alis camar ini mau ke rumahnya. menaiki mobil sendiri-sendiri menuju ke kediaman Hendery. 

''Apa yang akan dia lakukan pada Haechan, kenapa tadi menyebut nama Haechan." gumamnya saat tadi melihat seseorang yang sepertinya sedang menguping pembicaraan orang di saat dirinya kembali dari toilet. menambah kecepatan mobilnya agar cepat sampai, dirinya sudah ingin sekali bertemu Haechan adiknya? itu. Mark yang melihat Hendery mengebut jadi ikut-ikutan juga.


~~~~~

"Eoh! sepertinya Hendery sudah pulang." San meyela obrolan keluarga nya. setelah selesai makan memang semua berkumpul di ruang keluarga. berjalan membukakan pintu intuk adiknya yang sedang memarkirkan mobilnya di susul mobil lainnya. San tentu saja tau itu mobil siapa, siapa lagi kalo bukan anak dari Jung Appa nya.

"Selamat sore hyung." ucap Mark dan masuk mengikuti Hendery dan San.

"Sore Mark, tumben kau datang."

"Ahh itu, tadinya aku yang akan mengantar Haechan kemari cuman tadi ada tambahan pelajaran. jadi aku datang sekarang saja sekalian menjemputnya.'' jelasnya pada San.

"Jadi kau sudah berprofesi jadi supir?" Hendery bertanya saat mendengar penjelasan Mark. Karena Hendery tahu jika Mark itu tidak mau mengantar siapa pun kecuali keluarganya dan teman dekatnya.

"Apa salahnya menjadi supir untuk KEKASIH nya sendiri." jawabnya setelah mendengar pertanyaan dari temannya itu dan pergi ke mana mereka semua berada meninggalkan San yang bingung dan Hendery yang melotot tidak percaya. pasalnya kapan si alis camar ini menyatakan perasaannya pada Haechan.

**

Hari sudah mulai gelap, sudah waktunya Haechan berpamitan untuk pulang ke panti. Lagipula dirinya sudah terlalu lama di sini.

"Kau hati-hati di jalan ya Chani. besok biar Appa saja yang mengambil hasilnya." ucap Johnny dan di angguki oleh Haechan.

"Dan kau jung Kecil, jaga anakku dan jangan mengebut. mengerti Mark" lanjut Ten.

"Iya Ten Eomma."

setelahnya Haechan pergi bersama dengan Mark. sebenarnya Ten tidak mau Haechan kembali ke Panti itu lagi, tapi mau bagaimana lagi. lagipula bukankah besok hasilnya akan keluar. membalikan badannya berniat masuk rumah dan di ikuti oleh Johnny.



~~~~

Setelah 30 menit dalam perjalanan. akhirnya mobil yang di kendarai mereka sampai di depan Panti.

"Terima kasih hyung, sudah mengantar ku."
Mark tersenyum mendengar nya.

"Sama-sama sayang. bukankah tadi hyung bilang akan menjemput mu." ucapnya sambil mengelus tangan Haechan yang sedari tadi di genggamnya. "kajja, sekarang Masuklah dan lekaslah tidur." lanjutnya. Haechan keluar dari mobil itu  di ikuti oleh Mark, kekasihnya itu dan segera masuk namun_
"Sayang." panggil Mark membuat Haechan berhenti berjalan dan berbalik. Mark berjalan mendekati Haechan lalu_

Cup~~~

Di kecupnya kening Haechan sedikit lama. Haechan yang mendapat ciuman itu hanya tersenyum dan menutup matanya.

"Aku pulang dulu, hmm" ucapnya melihat wajah kekasihnya yang mungkin memerah. lalu memasuki mobilnya dan pergi meninggalkan Panti tersebut setelah melihat Haechan masuk.

"Eomma," Panggilnya pada Doyoung yang sedang menonton tv bersama Appanya. duduk di sebelahnya dan bergelayut di tangan Eommanya.

"Ada Apa, kenapa manja begini." Haechan  berpikir haruskah memberitahunya sekarang.

"Haechani kenapa diam saja, ayo ceritakan pada Appa." Taeil yang melihat Haechan bergelayut dan meelamun akhirnya mencoba bertanya ada apa dengan anaknya ini.

"Appa Eomma, Bagaimana kalo orang tua kandung ku sudah datang untuk menjemput ku."  
Doyoung dan Taeil terdiam mendengar ucapan Haechan.

"Maksud Haechan?" Tanya Doyoung.

"Appa Eomma, ingat kan gelang matahari yang ku simpan". Taeil mengangguk di ikuti Doyoung "Lalu." lanjutnya Taeil.

"Aku sudah menemukan siapa pemberinya. aku bahkan sudah melakukan tes DNA untuk memastikan apa benar aku orang yang selama ini mereka cari." jelasnya.
Doyoung tidakn menjawab melainkan melepaskan tangan Haechan dan pergi meninggalkan suami beserta anaknya.

"Biar nanti Appa yang mengurus Eomma mu. Sekarang kau masuk dulu saja dan langsung tidur mengerti." ucapnya pada Haechan yang menatap sedih kepergian Doyoung.

Setelah kepergian Haechan, Taeil pergi menyusul Doyoung di kamarnya. membuka pintu nya dan mendapati istrinya yang sedang menangis sambil memeluk foto Haechan yang saat itu sedang pergi ke taman untuk bermain dan menaiki salah satu tempat duduk bebrbentuk binatang domba.

 membuka pintu nya dan mendapati istrinya yang sedang menangis sambil memeluk foto Haechan yang saat itu sedang pergi ke taman untuk bermain dan menaiki salah satu tempat duduk bebrbentuk binatang domba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sekaran anak Eomma sudah tampan dan siap bermain di taman." ucap Doyoung yang sudah mendandani Haechan dengan baju dan topi yang senada. dirinya beserta Taeil akan pergi bersama dengan anak-anak lain dan pengurus lainya untuk bermain di taman sebentar. sudah menjadi rutinitasnya dalam 2 minggu sekali untuk pergi bersama dengan yang lain. ketika sudah siap semua Doyoung segera keluar dari kamar Haechan dan menggendongnya keluar.

Haechan meggerakan kaki dan tanganya setelah sampai di tempat tujuan orang tuanya. meminta Eommanya untuk menurunkannya dan setelah diturunkan segera tangan nya kecilnya meraih yangan Eommanya untuk mendekati sesuatu yang menyita perhatiannya.

"Haechan ingin naik ini." anak itu hanya tersenyum dan menunjukan giginya yang rapi. Doyoung jadi gemas sendiri lalu mengangkat Haechan dan mendudukannya di tempat itu. dirinya mengambil ponselnya berniat memotret Haechan.

"Pegangan yang kuat ya Chani." titahnya dan mulai menyiapkan kamera pada ponselnya.
Taeil datang membawa balon matahari untuk Haechan membuat anak itu tersenyum  dan_

ckrekk~~

Doyoung menatap hasilnya dengan puas. "Cantik sekali." kekehnya.


"Doyoung-ah." panggil Taeil saat sudah duduk di sampingnya dan melihat dirinya menangis.

"Apa yang kau pikirkan. apa kau tidak mau melihat Haechan bahagia dengan orang tua kandungnya?"

"Tapi Haechan Anakku hyung. dia anakku." ucap Doyoung. Taeil menghela nafas dan menghapus air mata istrinya itu.

"Dia mempunyai orang tua Doyoung-ah, tugas kita hanya untuk menjaganya sampai dia menemukan orang tua kandungnya."

"Bagaimana jika Haechan tidak bahagia dengan Orang tua kandungnya."

"Tidak ada orang tua yang tidak ingin anaknya tidak bahagia. lagipula kita bisa mengambilnya kembali jika Haechan di perlakukan tidak baik oleh orang tuanya sendiri." ucapnya mengelus pundak Doyoung.

"Ya sudah jangan bersedih lagi. aku lihat Haechan hampir menangis karena dirinya merasa berbuat salah pada Eommanya.

"Astaga anak itu." ucapnya.



tbc.





Kalo udah engga jelas ceritanya tolong bilang ya~~~~.

Haechan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang