Malam hari di negara Tiongkok lebih tepatnya kota jilin, seorang pemuda berjalan sendirian di tengah dinginnya udara malam ini. Dirinya baru saja pulang dari jalan-jalannya. Berjalan tak tentu arah karena memikirkan seseorang di negara lain. Sudah 1 minggu semenjak dirinya meninggalkan Korea, dirinya belum memberi kabar kepada seseorang.
"Huffttt, kau sedang apa di sana? Apa kau sudah pulang? Pasti sudah kan, kau sudah sembuh bukan? Aku berharap iya." Gumamnya sambil berjalan.
Buggghhh
"Akh Maafkan aku, maaf kan aku.'' ucapnya seseorang yang telah menabrak pemuda itu. Pemuda itu mematap sekilas kepada seseorang yang menabraknya dan merapikan topinya lalu mendengus setelahnya. Segera dirinya pergi meninggalkan seseorang itu, yang mana membuat seseorang itu tersenyum bukannya marah karena sikap cuek dan dinginnya pemuda itu.
"Aisshh aku lupa jika harus pulang. Pasti Dada akan menjewerku lagi karena terlambat pulang." Segera seseorang itu berlari ke arah rumahnya yang tidak terlalu jauh dari tempatnya ini. Dirinya tidak mau nanti jika Dadanya memberi hukuman membelah buah apel lagi bersama paman menyebalkannya yang sialnya begitu dirinya sayangi.
"Aneh sekali wanita itu, malam-malam begini pergi sendirian. Siapa dia? Kenapa aku merasa familar melihat sekilas wajahnya". Gumamnya karena memang seseorang itu langsung merapaikan topinya dan hanya memperlihatkan bibir dan hidungnya saja. Namun cukup untuk membuatnya merasa familiar denga moles itu.
~~~~
"Nana apa Renjun menghubungimu?" Tanyanya pada Jaemin. Saat ini mereka berdua sedang berada di ruang tamu. Setelah tadi kedatangan Mark belum lama Jaemin dan Jeno datang. Mereka banyak mengobrol dan terhenti saat Haechan menanyakan tentang Renjun. Mark bahkan sedikit tidak suka saat Haechan membahas Renjun.
"Tch anak itu bahkan sudah menghilangkan kontak dengan ku." Dengusnya "benar-benar tidak menepati janji dia tuh." Lanjutnya. Haechan hanya nendengarkan Jaemin yang sepertinya sedang sedikit emosi.
"Maafkan aku sudah membahas Renjun."
"Ya sudah kita pulang dulu, sudah malam." Pamitnya saat melihat jam sudah di angka 21.00 , dirinya tidak ingin temannya ini kitang istirahat.
"Aku antar ya." Ucap Haechan lalu berdiri untuk mengantar temannya. "Tidak usah Chani." Ucap Mark yang di angguki semua temannya. "Baiklah, terima kasih sudah menjengukku Nana Jeno dan Mark hyung."
"Aku pulang ya." Pamit Mark menggendong David yang sudah tertidur.
"Hati-hati hyung, jangan mengebut bawa mobilnya. David sedang tidur.'' titahnya lalu mengecup sekilas pipi David.
"Aku tidak sayang". Ujar Mark yang melihat kekasihnya mencium adiknya. Kan dirinya juga ingin.
"Sandalku saja yang mencium pipimu.'' ucap seseorang yang membuat Haechan dan Matk menoleh dan mendapati San yang sudah memegang 1 sandalnya.
"Hehehe tidak hyug. Aku pulang saja kalau begitu." Pamitnya.
"Ada-ada saja." Ucapnya lalu menghampiri adiknya. "Ayo tidur". Haechan mengangguk dan segera mengikuti Hyungnya. Sesampainya di kamar Haechan, segera San menyuruh nya untuk tidur.
"Hyung, Temani aku tidur ya" ucapnya dengan ragu. "Aihhhh, adik hyung manja juga ya." Goda San. "Ya sudah ayo tidur". Ajaknya.
Mereka berdua sudah merebahkan diri mereka masing-masing. Haechan memeluk badan San saat San menceritakan tentang masa kecil Haechan ( Donghyunck ) hingga adiknya tertidur. San melihat ke tembok yang terdapat foto-foto adiknya dan Appa Eommanya. Dirinya masih tidak percaya sekarang adiknya sudah berada di pelukan keluarganya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
( Maaf kalo editan ku jelek )
Ten memasuki kamar bungsungya berniat ingin tidur bersama. Tapi saat dirinya memasuki kamar tersebut dirinya melihat Haechan yang sudah tetidur di pelukan San. Tersenyum dan berjalan mendekati ke 2 anaknya itu. San menoleh saat Eommanya datang.
"Dia sudah tidur?" Tanya Ten yang tersenyum melihat lucunya anaknya itu. San menyibak rambutnya lalu mengangguk. "Baru saja".
"Ya sudah kau kembali ke kamar, biar Eomma yang tidur di sini." San merebahkan adiknya perlahan agar tidak membangunkannya. Setelah mengatur posisi adiknya supaya nyaman tidur segera dirinya keluar dari kamar tersebut setelah mencium pipi Eommanya dan adiknya.
"Haechani tidur sama Eomma ya." Gumamnya lalu memeluk anaknya dan segera menyusul Haechan di mimpinya yang mungkin sedang bermain.
~~~~
"Apa yang sedang kau lakukan malam-malam begini." Tanyanya pada seseorang yang sedang duduk di ayunan. Hendery menoleh saat di rasa seseorang menegurnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ahh, kau sendiri? Apa yang kau lakukan." Tanyanya balik membuat orang itu mendengus.
"Kau di tanya malahan balik bertanya." Hendery terkekeh dan segera menyuruh orang itu duduk. "Duduklah di sini".
"Ngomong-ngomong kita belum berkenalan." Ucapnya "Aku Hendery, Seo Hendery." Lanjutnya.
"Xiaojun, Na Xiaojun." Jawabnya.
"Aku di sini hanya sedang mencari udara segar. Kalau kau?"
"Tadinya aku bersama adikku pergi ke perpustakaan kota, tapi aku meyuruhnya untuk pulang terlebih dahulu." Jelasnya.
"Ohh, Jaemin bukan?" Xiaojun hanya mengangguk. Dan malam itu mereka berdua mengobrol sambil mengantar Xiaojun ke rumahnya.
Tbc.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kalo aku bikin buku tentang keluarga Woosan yang Haechan jadi anaknya kira2 ada yang suka engga?