Sambil menunggu makanan yang di pesanya, Johnny dan Ten mengobrol dengan anak-anak nya lebih tepat nya hanya si sulung karena Hendery masih di toilet.
"APPA EOMMA".
Keluarga Seo menghentikan obrolannya di saat suara seseorang terdengar di telinganya. Semua menolehkan kepalanya melihat pemuda yang masih mengenakan seragam sekolah, dilihatnya dengan jelas siapa pemuda itu. Mata Ten sudah berkaca-kaca saja di buatnya, Johnny masih memperhatikan pemuda itu saat pemuda itu menghampiri nya, perasaan nya sudah tidak karuan melihat mata itu MUNGKINKAH pikirnya. tetapi perkiraan Johnny salah, pemuda itu berjalan melewati mejanya dan menghampiri meja belakang yang terdapat pasangan paruh baya lainya berserta anak-anak. Ten yang sedari tadi memperhatikan jiga sudah tidak bisa menahan air matanya, San yang memang berada di sebelah Eommanya segera memeluknya, mencoba menenangkan. Entah kenapa Emosi Ten menjadi seperti ini saat melihat pemuda itu, apalagi saat pemuda itu melewatinya. Berbeda dengan San, dirinya seperti pernah melihat pemuda itu tapi dimana. setelah kejadian tersebut tidak lama makanan yang mereka pesan datang. Johnny dan Ten mencoba mencairkan suasana yang membuat nya melow seperti ini.
Hendery kembali dari toilet, dirinya lega sekali bisa menuntaskan buang air kecilnya setelah tadi ia tahan karna Hyungnya tidak mau berhenti sebentar di supemarket untuk numpang toilet, Keterlaluan memang. Keluarga Seo mulai menikmati makananya. Hendery memakan sesuap dan melihat sekeliling. matanya yang sipit makin menyipit melihat seseorang yang di kenalnya. "Haechan." gumamnya, San dan Johnny mengalihkan perhatiannya pada Hendery setelah mendengar gumaman anaknya.
"Kau mengenalnya." tanya Johnny yang di angguki oleh Hendery.
"Dia Haechan adik kelasku. Bahkan dia belerja di caffe Wooyoung hyung." lanjutnya sambil menyuap lagi makanannya. Johnny hanya mengangguk dan San ingat sekarang siapa pemuda itu. Ten hanya menyimak dan sesekali matanya melirik pemuda itu, entak kenapa dirinya ikut tersenyum melihat pemuda itu tersenyum bersama keluarganya.
***
Setelah memanggil orang tuanya Haechan segera menghampiri keluarganya. "Apa Eomma Dan Appa sudah memesan, maafkan chani terlambat datang." Teil hanya menggeleng "Tidak apa sayang."
"Hyung bolehkah aku memesan ini." tanya salah satu adiknya. Haechan tersenyum dan mulai memesan makanan nya juga tidak lupa untuk adik-adiknya. jarang sekali diri nya makan di luar seperti ini. karena kalian tahu sendiri lah kehidupan nya. tapi walaupun seperti itu Haechan tidak pernah mengeluh, justru dirinya berterima kasih pada orang tuanya karena telah merawat dirinya dan adik lainya.
Biarkan 2 keluarga itu makan.
~~~~
Braakkk...
Renjun membuka pintu rumahnya dengan kasar tidak perduli orang-orang yang melihat perbuatanya.
"Tidak bisakah kau bersikap sopan Huang."
"Aku menghargai seseorang yang juga menghargaiku, Aku ingin pertunangan ini tidak terjadi." Renjun berusaha menahan amarahnya. Tuan Hang hanya menghela nafas.
"Papa bisa saja melakukanya, tapi kau tau kan keluarga Ningning ngotot sekali."
"Aku tidak peduli," Renjun meninggalkan Papanya yang sedang memijit kepelanya. memikirkan anak nya itu, kenapa tidak ada manis-manis nya kelakuanya. padahal kan jika di lihat dia lebih cocok jadi istri bukan suami. Lagian Ningning juga bisa-bisanya menyukai anaknya yang modelan begitu.
**
Renjun merebahkan badanya, memikirkan apa yang terjadi di sekolah. Memikirkan perkataan Mark tadi, sejak kapan anak itu mulai mendekati Haechan.
~~~~~
Setelah acara makan tadi keluarga Seo saat ini dalam perjalanan pulang. Hendery kali ini ikut Eomma Appa nya, San pergi menjemput Wooyoung.
"Hendery jadi pemuda tadi itu adik kelasmu, sejak kapan kau mengenalnya." Yen mencoba bertanya kepada anaknya itu. Hendery yang sedari tadi bermain ponsel pun mengalihkan perhatianya pada Eommanya.
"Tidak tau kapan sih lebih tepatnya, mungkin saat aku sedang makan di kantin dan mendengar keributan random di meja anak itu. lalu hari berikutnya aku melihatnya sendirian di halte, tidak tau juga aku tiba-tiba ingin mengantarkan nya. setelah mengantarkanya ke rumah mungkin juga dari situ kita sudah mulai akrab." ucah Hendery panjang lebar.
"Memang tinggal di mana." kali ini Johnny yang bertanya.
"Di Panti Appa." jawabnya dan lanjut memainkan ponselnya. orang tua nya mengangguk setelah mendengar jawabanya.
~~~~~
Mark saat ini sedang berkumpul bersama keluarga nya di taman belakang rumahnya. Eommanya sedang mengambil beberapa buah untuk di nikmati keluarga kecilnya. berbeda dengan 2 manusia berbeda usia itu, apa-apaan mereka itu bermain rumah-rumahan serta party tea dengan mainanya, siapa lagi kalau bukan Appanya dan adiknya si David itu. Jangan tanya Jeno di mana. tuh lagi mojok biasa bucin sama kekasihnya, Mark memang tahu Jeno adalah kekasih Jaemin, tpi Mark tidak begitu dekat. mungkin nanti jika sudah menjadi kekasih Haechan, kan bisa tanya ini itu tentang Haechan pada Jaemin, hehehehe. saat sedang tersenyum Eommanya datang dan melihat aneh anak pertamanya itu, tersenyum macam orang gila saja. setelahnya menepuk pundaknya tujuanya menyadarkan anaknya siaoa tau kesurupan hantu pohon di belakang kan.
''Eomma sejak kapan datang." tanyanya setelah melihat Eommanya yang setaunya di dapur tiba-tiba sudah di sini saja.
"Sejak kau tersenyum seperti orang gila." Membuat Mark yang mendengarnya kesal dan memakan semangka yang eomanya bawa. "Hyung kan memang Seprti orang gila." timpal David yang tidak sengaja dengar dan membuat tawa keluarganya terdengar karna perkataan anak bungsu Jung itu. David mendekati Mark dan duduk di pangkuanya.
"Sudah sana duduk sendiri," suruhnya tapi tangan nya justru memeluk adiknua dari belakang sesekali tanganya menyuapi buah untuk adiknya.
"Hyung kapan Haechan hyung main lagi.'' pertanyaan Davit membuat Taeyong bingung, namun tetap mendengarkan anak-anaknya mengobrol.
"Kapan-kapan Hyung akan mengajaknya."
"Apa itu kekasih mu." Taeyong bertanya kepada Mark.
"Belum dan akan sebentar lagi." yakinya. "Eomma jika aku memilih jalan ku sendiri dalam persoalan ini tidak apa kan.'' lanjutnya hati-hati. Taeyong yang paham akan pertanyaan anak pertamanya tersenyum.
"Sejak kapan Eomma melarang ini itu, Eomma tidak perduli mau dari kalangan mana saja gender apa saja. yang penting kau senang dengan pilihanmu dan pilihanmu juga senang dengan pilihanya untuk masuk keluarga ini nantinya. Eomma tidak banyak menuntut." ucapnya, dan setelahnya memanggil anak nya yang sedang di pojokan itu untuk berbincang ringan dengan keluarganya.
tbc.
maaf kalo ada salah dalam penulisan, alur dan lainya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
salam dari keluarga Moon yang sudah merawat Haechan dana anak-anak lainya.