Maaf typo
Saat ini keluarga Seo termasuk Haechan sedang berkumpul di kediamannya. Setelah selesai acara tadi memang Ten memaksa Haechan untuk ikut ke rumah nya. walaupun sebenarnya di masih merasa kurang percaya dengan semua ini. entah kenapa di saat-saat seperti ini, dirinya membutuhkan Doyoung Eomma. Ten yang melihat Haechan yang masih canggung dengan keadaan pun menghampirinya.
"Eomma tau Chani masih canggung dan tidak percaya, tapi ini memang kenyataan sayang. Chani adalah Donghyuck, Seo Donghyuck. bagian keluarga Seo." ujarnya tersenyum dan mengelus pundaknya.
"Apa Haechan mau tes DNA untuk membuktikan bahwa Haechan anak kami sayang." Johnny mencoba memberi jalan agar Haechan percaya padanya dengan cara melakukan DNA. Haechan menatap Johnny "Benarkah, Apa boleh?" ucap nya. bukan apa, dirinya hanya takut jika ini hanya sebuah angan dan bayangan karena selama ini memang dirinya ingin mengetahui siapa orang tua kandungnya. masalah gelang bukan 1atau 2 orang yang punya bukan. mereka tersenyum mendengar pertanyaan Haechan.
"Tentu saja boleh." ujar Johnny dan Ten yang langsung mengajak Haechan ke atas namun anak itu menggeleng.
"Kenapa Sayang?" tanyanya pada Haechan. pasalnya dirinya bingung kenapa Haechan tidak mau.
"Bolehkah saya pulang." ucapnya sambil menundukan kepalanya. Ten menatap Haechan dengan sendu. kenapa anaknya meminta pulang? bukankah ini rumah nya. Johnny menghela nafas melihat semuanya. berjalan menghampiri anak dan istrinya lalu menarik Haechan ke dalam pelukannya.
"Haechan ingin pulang." Haechan yang terdiam karena mendapat pelukan dadakan oleh Johnny hanya mengangguk "Iya Appa." jawabnynya.
"Tapi rumah Haechan kan di sini sayang."
"Ani, Rumah Haechan bukan di sini. selagi permasalahan ini belum jelas, bukankah aku tidak boleh mengklaim bahwa rumah ini juga rumahku." Johnny semakin mengeratkan pelukannya. air matanya kembali menetes mendengar kalimat anaknya ini. dirinya akan berterima kasih kepada seseorang yang telah menjaga dan merawat anaknya.
"Appa dan Eomma antar ya."
"Mmm." jawabnya. segera di lepasnya pelukan Johnny.
~~~~~~
"Doyoung-ah apa Haechan belum pulang?" tanya Taeil yang melihat istrinya sedang duduk di ruang tamu panti itu.
"Belum hyung. aku juga masih menunggunya." ujarnya. "Tidak terjadi apa-apa bukan?" lanjutnya khawatir. pasalnya jam sudah masuk pukul 10 malam namun anaknya belum pulang. dirinya takut akan kejadian beberapa tahun silam terjadi lagi pada Haechan. Taeil ikut serta duduk di sebelah Doyoung dan mencoba memberi ketenangan. dirinya tau jika Doyoung sangat berhati-hati menjaga Haechan sama halnya dengan anak-anak lainnya. beberapa menit mereka mendengar suara mobil di depan rumah panti tersebut. segera mereka keluar dan mengrenyitkan dahinya saat Haechan turun dari mobil itu di susul pasangan paruh baya.
Pagi ini Haechan sudah siap dengan seragam sekolahnya. Dirinya bahkan belum mencertikan apa yang terjadi semalam kepada Eomma dan Appa nya. biar mereka saja katanya yang menyelesaikan semuanya. pulang sekolah nanti juga dirinya akan melakukan tes itu. dirinya tidak terlalu berharap jika memang mereka bukan orang tua kamdungnya. menghela nafas setelahnya lalu keluar dari kamar dengan membawa tas dan membantu Eommanya. beberapa menit telah berlalu, sekarang dirinya bersiap untuk segera pergi dan berpamitan kepada orang tuanya. berjalan menuju pintu keluar sudah di dapatinya Hendery hyung.
"Chani, ayo berangkat bersama." ajaknya.
"Tapi hyung, kenapa kau pagi sekali ke sini."
"Aku hanya ingin mengajak adikku pergi bersama, apa tidak boleh?" sedihnya. Haechan gelagapan, dirinya tidak bermaksud lain sungguh.
"Baiklah, ayo berangkat." ajaknya. Hendery dengan senang hati mengangguk. membukakan pintu mobil untuk Haechan di susul dirinya.
"Ini dari Eomma, bekal makan siang." Hendery memberikan bingkisan yang di buatkan oleh Eommanya untuk Haechan. Haechan dengam ragu menerima dan "Tolong sampaikan terima kasih ku hyung." ucapnya.
"Mmmm, bukankah pulang nanti kau akan melakukan tes itu." tanyanya, karena dia sempat mendengar kejadian kemarin. dirinya tau kalo Haechan adiknya itu masih tidak percaya.
''Iya hyung, aku akan menerima apapun hasilnya."
"Mau kau adik kandungku atau bukan, kami akan selalu ada untukmu Haechan. mungkin dulu tidak. tapi sekarang sebisa mungkin kami akan lakukan." yakinnya pada haechan. dan mereka berdua mulai pergi meninggalkan sekolah.
***
Pagi ini Ten sengaja bangun lebih awal untuk membuatkan bekal si bungsu. tentu saja di titipkan lewat Hendery, nanti akan ia suruh untuk menjemput Haechan agar pergi bersama. Saat sedang asik menyiapkan sarapan juga bekal, dirinya di kejutkan oleh Woyoung yang berjalan dengan sedikit aneh, tersenyum menggoda sang menantu.
"Sudah mau memberikan Eomma cucu eoh." ucapnya menaik turunkan alisnya. Wooyoung yang hendak meminum minumanya pun terhenti oleh godaan Eommanya. "Ish, Aku malu Eomma." di tenggak nya habis minuman itu.
"Apa anaku terlalu kasar." ujar Johnny yang baru datang membuat Wooyoung makin malu saja di buatnya.
''tapi di mana San. anak itu benar-benar, mentang-mentang dapat cuti jadi se.enaknya bangun." dumal Johnny. dirinya juga ingin ambil cuti biar bisa membuat adik untuk Haechan. ahhh Tentang Haechan dirinya jadi ingat sekarang adalah waktunya tes itu. menoleh ke arah istrinya yabg sudah di gelayuti oleh Hendery anaknya yang entah kapan sudah ada di ruang makam tersebut di susul San dengan muka bantalnya.
"Sayang bukankah. kita akan kerumah sakit nanti?"
"Iya hyung."
"Nanti kita berangkat bersama saja, sebelum itu kita jemput Haechan dulu." Ten senang mendengar kalimat suaminya itu. ibu? mana bisa menolak ajakam untuk bertemu anaknya.
*****
Ningning tersenyum saat Haechan sudah memasuki area sekolah.
"Benar-benar jalang sekali bocah itu." ucapnya saat melihat Haechan turun dari mobil salah satu sunbaennya."Sudah membuat Renjun membatalkan pertunangannya denganku dan kau pergi pergi bersama Mark sunbae lalu sekarang Hendery Sunbae." lanjutnya.
tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
Haechan
Fanfiction✨ END ✨ ⚠️ ini lapak "BxB" 📌 Terima kasih yang sudah mau membaca cerita abal2 saya 🙏.