Selamat membaca ~~~
Pagi ini coba tebak siapa yang berada di dapur!. Dengan sayur dan daging yang siap di sulap menjadi sebuah masakan yang enak untuk di santap keluarganya. Ini masih jam set 6 pagi ngomong-ngomong, dirinya sudah memegang pisau dan bersiap untuk memotong sayuran dan daging tersebut. Beberapa menit berkutat dengan masakannya, segera dirinya mengambil gelas-gelas yang siap juga di isi dengan kopi, susu, dan teh, ah mungkin susu hamil juga dan air putih.
"Haechannie?" Panggil Ten. Ibu dari seseorang yang sedari tadi berkutat di dapur. Haechan menoleh saat Eommanya memanggilnya, tersenyum sebelum membalas panggilannya.
"Iya Eomma"
"Haechan sedang apa sayang? Kenapa jam segini sudah bangun" ucap Ten yang berjalan menghampiri anaknya dan melihat apa yang di buat anaknya.
"Hanya sedikit memasak buat sarapan Eomma" Haechan menjawab dan mengambil sedikit masakannya itu, lalu di tiupnya sebentar agar tidak terlalu panas. Di arahkannya sendok berisi sedikit masakannya yang sudah di tiup ke depan mulut Eommanya. "Coba Eomma, enak tidak?"
Ten tentu saja menerima suapan anaknya itu dengan senang hati. Matanya berbinar dan tersenyum kemudian "enak! Sangat enak" ujarnya. "Pintar sekali anak Eomma ini memasak" lanjut Ten dengan menepuk kepala Haechan pelan.
"Kenapa Appa tidak di suapi juga" ujar Johnny yang baru saja tiba di dapur dan melihat anaknya sedang menyuapi Ten, istrinya. Berjalan mendekat ke mereka dan menunggu suapan dari anaknya. Haechan pun mengambil sedikit seperti dirinya tadi berikan pada Eommanya.
"Aa~~~ Appa!" Ucapnya lalu menyuapi Appanya yang mungkin baru bangun tidur itu.
"Enak! Seperti masakan Eomma" serunya saat melihat wajah lucu anaknya yang meminta jawaban darinya. Di ciumnya pelipis anaknya itu lalu mengambil air putih.
"Haechan mandi saja ya! Nanti biar Eomma yang melanjutkan semua ini" ujarnya menyuruh anaknya untuk bersiap ke sekolah.
Haechan mengangguk, karenan memang sudah waktunya untuk ke sekolah."Sekalian panggil hyung ya sayang"
"Iya Appa!!" Balasnya menjawab teriakan Appanya.
Dan di sinilah Haechan sekarang. berada di depan kamarnya Hendery, hyung nomor 2 nya. Di ketuknya kamar itu namun tidak ada jawaban. Dirinya mengetuk sekali lagi tetap tidak ada jawaban.
"Hyung, Haechan masuk ya?'' ucapnya dan membuka pintu di depannya. Bisa dirinya lihat di atas kasur, hyungnya masih asik dengan dunia mimpinya. Padahal sudah jam segini masih saja tidak bangun-bangun. Kakinya melangkah ke jendela dan membuka hordeng yang membuat Hyungnya itu sedikit terusik.
Setelahnya dirinya menghampiri hyungnya dan menrik selimut tersebut."Hyung ayo bangun. Sudah siang tau" ucap Haechan sambil menepuk pelan pundak hyungnya itu. Hendery membuka matanya perlahan, bukannya langsung bangun malahan menarik Haechan dan menjadikan adiknya itu seperti guling.
"iisshhh Hyung berat tau~~~ lepas ih" ucapnya, tangannya mencoba melepas pelukan hyungnya itu. Hal itu justru membuat Hendery semakin erat memeluknya.
"Hyung!!! Lepas lepas~~~" rengeknya.
"Anoyo Haechannie~~" ucap Hendery meledek adiknya. Mata Haechan tidak sengaja melihat Hyung pertamanya lewat segera memanggilnya.
"SAN HYUNG!!!! TOLONG HAECHAN" teriaknya. San yang mendengarnya segera masuk ke kamar Hendery dan terkekeh saat melihat adik bungsunya di peluk dan di jadikan guling oleh Hendery.
"Hyung tolong" melas Haechan pada San yang sekarang tertawa.
"Tidak mau ah" balasnya membuat Haechan membulatkan matanya.
San berjalan mendekat dan Haechan merasa senang karena hyung nya pasti akan menyelamatkan dari manusia dengan wajah mirip kuda ini. Tapi sepertinya memang ini hari terberat Haechan dari ke 2 hyug nya. San, hyung nya yang Haechan kira akan menyelamatkan dirinya justru malahan ikut-ikutan memeluknya."EOMMA!! APPA!!" teriak juga akhirnya.
"Sudah jangan cemberut seperti itu. Nanti hyung belikan ice cream pulang sekolah. Atau kau mau susu pisang saja?" Tawar Hendery karena sudah membuat mood Haechan suram. Salah siapa membuatnya seperti itu, seperti guling. Untung saja tadi Eomma sudah memukul pantat ke 2 hyungnya itu. Jadi Haechan tidak repot-repot memukul juga.
"Ayo turun" ucapnya saat mereka sudah tiba di sekolah. Entah Haechan yang tidak teliti atau apa, Haechan terjatuh dan kakinya terkilir sedikit, membuat Hendery yang masih di atas montornya dan memegang tangan adiknya itu sedikit oleng. Untung saja dirinya sigap.
Lalu dengan cepat dirinya turun dari montor itu dan berjongkok di depan adiknya yang terduduk dan memegang kakinya. Tidak bisa dirinya sembunyikan wajah paniknya."Kenapa tidak hati-hati sih Haechan" ucapnya dengan khawatir. Haechan masih saja memegang kakinya yang sakit itu. Sebenarnya ingin menangis, cuma dirinya tahan karena malu. "Bisa jalan tidak" lanjutnya.
Haechan menggeleng "sakit hyung" jawabnya.
Hendery yang mendengarnya langsung membalikan tubuhnya dan meminta adiknya naik ke punggungnya "ayo naik" hyung antar ke kelas. Nanti hyung ambilkan salep di uks".
Haechan segera naik ke punggung hyungnya dan memegang erat leher hyungnya itu "ish Haechan jangan terlalu erat, nanti hyung tidak bisa bernafas" protes nya pada adiknya itu."Hyung kau cerewet sekali, sudah gendong saja"
Di koridor sekolah banyak anak-anak yang memperhatikan mereka berdua. Tenang saja mereka semua bahkan sesekolah ini sudah tau jika Haechan adalah bungsu Seo, Seo Johnny.
Sampai di kelas adiknya, Segera Hendery menurunkan Haechan di depan kelasnya karena anak itu minta di turunkan di depan kelasnya.
"Sudah hyung, sampai sini saja""Tapi bagaimana kai berjalan bocah, kau saja kakinya seperti itu'' omelnya.
"Sudah tidak apa, sini saja"
Hendery akhirnya menurunkan Haechan di depan kelasnya dan_
"YAKKK!!! SEO HAECHAN!!! kau membohongi hyung eoh!" Teriak Hendery, bagaimana tidak dirinya melihat adiknya itu berjalan dengan biasa saja seolah tidak terluka.
Haechan menhentikan langkahnya dan tertawa melihat muka hyungnya dengan hidung yang kembang kempis itu."Rasakan, suruh siapa menjahiliku tadi pagi. Wleeee" ucapnya meledek dan menjulurkan lidahnya.
"Sudah hyung ke kelas saja. Lihat kaki ku baik dan masih cantik. Dan jangan lupa ice cream sama susu pisangnya"
"Tidak mau" ucapnya lalu pergi.
"Hyung kau kan sudah berjanji" teriaknya. Sekarang giliran Haechan yang mengomel. Saat hyungnya berlalu meninggalkan kelasnya.
Tbc.
Hallo 👋.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haechan
Fanfiction✨ END ✨ ⚠️ ini lapak "BxB" 📌 Terima kasih yang sudah mau membaca cerita abal2 saya 🙏.