4

7.7K 746 5
                                    

"Sudah sampai." Ucap Renjun menghentikan sepedenya di dekat tempat Haechan bekerja. Haechan turun dari sepeda.

"Terima kasih injun." Ucapnya tersenyum kemudian membuat Renjun ikut tersenyum.

"Masuk lah."

"Baiklah, Kau hati-hati ya di jalan." Ujar Haechan bak ibu yang sedang menasehati anaknya. Berbalik hendak masuk namun Renjun menahan tanganya membuat Haechan menatap Renjun.

"Apa perlu ku jemput nanti?''

"Tidak perlu injun."

"Baiklah, Aku pulang dulu. Dan kau, Jangan terlalu lelah mengerti."

"Isshh, Iya iya." dumalnya.

Renjun pergi meninggalkan Caffe tersebut, mengayuh sepeda dengan cepat karna ingin cepat2 menyapa kasur kesayangan nya.

"Hyung maafkan aku terlambat sedikit." sesalnya.

"Tidak apa Haechani, cepat ganti baju mu dan gantikan aku di sini."

"Memangnya kemana lagi hehehehe." Haechan hanya tersenyum maklum, lalu berjala menuju ruangan nya dan mengganti pakaiannya dengan pakaian karyawan.

~~~

Renjum memasuki rumahnya setela meletakan sepedannya di sebelah mobil kesayangan itu. Hendak menaiki tangga menuju kamarnya namun mama nya menhentikan niatnya.

"Kenapa kau tak mengantar Ningning pulang Renjun.?" Selalu dan selalu.

"Haruskah aku mengantar jemput, Bahkan dia masih mempunya kaki dan tangan, dan jika tidak bisa bukankah mereka ada supir." Pergi meninggalkan Mama nya yang sudah tidak tau harus bagaimana. Dirinya tau jika anaknya tidak mau perjodohan ini di lakukan, namun anak temanya itu yang selalu merengek padanya.

"Anak itu benar-benar."

~~~

"Melelahkan sekali." Ucap nya lalu menjatuh kan tubuhnya ke kasur.

"Haechan.'' Lirihnya sebelum mata nya tertutup, Tidur.

Flashback

Renjun, Pria yang belum lama menginjakan kaki nya di korea sedang berkiling, Jalan-jalan lebih tepatnya karna terlau bosan di rumah. Pria yang memiliki paras yang tampan dan cantik secara bersamaan membuatnya di gilai banyak wanita atau pun pria manis. Namun dirinya mana perduli, Kecuali satu orang yang saat ini berada tidak jauh dari arah pandang nya. Pria yang sedang menolong seorang wanita tua menyebrang jalan. Entah kenapa  semyumnya membuat dobrakan pada hati Renjun yang lama tidak di jamah oleh seseorang. Menggeleng pelan akan apa yang ia pikirkan tadi.
Malamnya setelah berjalan-jalan tak tentu arah Renjun menghentikan langkah nya di taman, berjalan menuju ayuna yang berada di taman itu dan duduk sambil mengayunkan ayunananya di sertai angin malam. Beberapa saat kemudian matanya tidak sengaja melihat seseorang yang tadi di temuinya berjalan melewati taman. Renjun yang penasaran memutuskan untuk mengikutinya. Bukan nguntit kok tapi hanya ingin tau. Setelah berjalan lumayan jauh dari taman itu akhirnya Renjun bisa melihat pria itu memasuki rumahnya. Renjun melihat papan nama itu.

"Panti asuhan?" Ucapnya lirih.

Hari demi hari dirinya memberanikan diri mengajak kenalan pria itu. berteman hingga saat ini. Bahkan sekolahpun di tempat dan kelas yang sama, Sebangku pula.

Flashback Off

~~~

"Eomma aku berangkat dulu ya." Pamitnya kepada seseorang yang telah merawatnya sedari kecil. Mengingat itu membuat Haechan ingin sekali bertemu orang tua kandungnya itu, namun Haechan tidak ingin  egois dan mencoba mengikuti alur takdir dari Tuhan.

"Mau di antar Appa Haechani." ujar Doyoung sambil mematikan keran lalu menghampiri anaknya. Haechan hanya menggeleng.

"Aku naik bus saja Eomma." jawabnya kemudian tersenyum tak lupa memberikan ciuman pipi kepada Eommanya itu.

"Hati-hati ya." Haechan mengangguk melihat sebentar anak-anak lainya yang sedang bermain dan pergi keluar pekarangan rumah itu dan menununggu bus di halte yang lumayan jauh dari panti itu.

tbc.

Haechan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang