8

5.4K 526 9
                                    

Maaf typo








Hendery yang masih asik dengan mimpinya harus terbangun karena sinar matahari yang mengenai wajahnya, siapa lagi pelakunya jika bukan Eommanya yang menyibak gorden jendela. mengerjapkan mata sejenak sambil mengumpulkan nyawanya yang mungkin masih tertinggal di alam mimpi sebelum Eommanya menghampiri nya.

"Sudah besar masih saja susah untuk bangun sendiri. apa kau tidak malu dengan pacar mu nanti.'' Omelnya mengahmpiri anaknya dan menarik tangannya untuk bangun dan bergegas untuk sekolah. sedikit butuh tenaga karna berat anaknya itu. Hendery yang masih mengumpulkan nyawanya pun bangkit perlahan di bantu tarikan pada tangannya oleh Eommanya, mencium sebentar pipi Eommanya lalu pergi mandi meninggalkan Eommanya yang membersihkan tempat tidur. Setelah rapi Ten segera ke kamar anak pertama nya yang berada di paling ujung. namun saat menuju kamar anak nya itu matanya tidak sengaja melihat tulisan di depan pintu kamar yang berada di tengah kamar Hendery dan anak pertamanya San.
Seo Donghyuck tulisan yang menggantung di depan pintu kamar yang nantinya akan menjadi kamarnya si bungsu saat sudah tidak tidur dengan orang tuanya. namun takdir berkata lain, bahkan bungsunya menghilang saat belum sempat menempati kamarnya. mengingat itu membuat dirinya sedih saja, iseng memasuki kamar tersebut   yang selalu rapi dan bersih karna Ten menyuruh beberapa pekerjanya membersihkanya setiap hari karna dirinya yakin jika bungsunya pasti kembali. membuka. setelah masuk langkahnya berjalan mengelilingi kamar itu, kasur yang menjadi perdebatan antara dirinya dan suaminya.

"Ini saja ya buat tempat tidur hyucki." ujar Johnny yang di jawab gelengan oleh pria manisnya

"Tidak mau itu terlalu feminim, lagian apa kau lupa kalo anak kita laki-laki." yang benar saja pink bergambar barbie, berjalan meninggalkan Johnny dan melihat tempat tidur lainya. tidak lama, matanya melihat yang cocok buat anaknya. "Itu saja." tunjuknya pada tempat tidur yang membuat matanya ingin sekeli membeli barang tersebut. Johnny melihat apa yang di tunjuk oleh pria mungilnya itu lalu mengangguk mengiyakan. '' Baiklah".

Mendudukan badanya di atas tempat tidur, tanganya mengambil boneka beruang yang berada di atas tempat tidur tersebut. mengelus boneka itu, boneka pilihan anak ke 2 nya Seo Hendery.

"Eomma apa aku boleh membeli ini untuk adik." tanyanya menujuk boneka beruang yang lucu. Johnny yang memang iseng langsung menjahili anaknya itu.

"Memangnya Hendery punya uang untuk membelinya."

"Kan ada Appa iya kan hyung." jawabnya menoleh kepada hyungnya. San yang merasa di tatap pun mengangguk. Ten segera mencubit perut suaminya itu, jahil benar sungguh. "Boleh sayang ambil saja buat adik." yang langsung di lakukan oleh anaknya. menatap San "Kalo San hyung mau membeli apa untuk adik?" tanyanya. san langsung berjalan ke tempat baju yang tidak jauh dari pandangan Eommanya, memilih salah satu baju dan memberikan nya pada Eomma. "Ini saja tidak apa kan Eomma."

"Tentu saja." ajaknya lalu menggandeng tangan anaknya menuju kasir untuk membayar semua belanjaan. Hendery sudah di gendong Appanya, lelah katanya.

Sudah cukup melihat isi kamar bungsunya Ten sampai lupa membangunkan anak sulungnya. Akhirnya keluar dan pergi ke kamar si sulung yang ternyata sedang mandi. berjakan untuk merapikan tempat tidur, setelahnya keluar menuju lantai bawah, sudah ada Johnny yang menunggu istri dan anak-anaknya. tidak lama Hendery dan San turun untuk sarapan dan pergi untuk mengerjakan kesibukan masing-masing.

"Kami berangkat Eomma." pamitnya y
mencium pipi Eommanya lalu pergi meninggalkan Appa yang ingin di cium juga sepertinya. Anak-anak mana mau mencium nya, kalo Eommanya masih bisa kita bicarakan. kemudian Johnny juga pamit pada pria manisnya. "Aku berangkat kerja dulu." ucapnya mengambil tas kerjanya dan berjalan mendekat mencium kening Ten. setelahnya memasuki mobilnya dan pergi meninggakan halaman rumah nya. meningglkan Ten yang mungkin sudah memasuki rumahnya.




~~~~

"Astaga Renjun, kenapa anak ku tidak ada di tempatnya! Dimana kau sembunyikan eoh." ucapnya. Pagi hari yang harusnya, Harusnya  menjadi pagi yang indah bagi Renjun karena bisa melihat lagi wajah seseorang yang membuatnya tersenyum akan tingkahnya tapi harus bimuyar karna kedatangan teman nya itu.

"Yakk bodoh, dia hanya telat mungkin. tidak usah berlebiha." tidak lama berbicara seperti itu akhirnya yang di bicarakan datang dengan wajah tenangnya. saat menghampiri bangkunya matanya melotot melihat seseorang yang sudah 2 hari tidak masuk itu. "Nana." yang di paggil pun menolehkan mukanya, berikutnya senyum senang terhias di wajah nya segera mendekati Haechan yang berada di dekat meja Saem. memeluk dan memutarkan badanya. "Lihatlah manusia gila itu." hanya di tujukan pada Jaemin saja tentunya. sudah tidak usah tanya siapa yang berbicara itu.

~~~~

Istirahat kali ini Jaemin sedak berbaik hati mentraktir (Anaknya) Haechan dan Renjun. dan menceritakan kenapa tidak masuk 2 hari lalu. ketenangan itu terganggu oleh Ningning yang dengan seenak nya duduk di sebelah Renjun. membuat ketiganya menatap kelakuan seenaknya itu.

"Apa kau tidak liat masih banyak tempat kosong, Apa perlu ku belikan yang bagus jika tempat duduk disini bukan seleramu." ketus Renjun. Ningning hanya mencebikan bibirnya membuat Jaemin ingin mengolesi bibir merahnya yang di lapisi warna merah lipstick itu dengan sambal di depanya. menyebalkan kali kau.

"Aku tidak mau, apa salah jika calon Tunangan sendiri duduk bersama." ucapnya menekankan kata tunangan, matanya melirik sinis Haechan yang hanya menunduk dan jaemin.

"Salah jika itu kau." pergi meninggalkan Ningning yang memanggilnya.

"Kau bisakah kau menjauhi Renjun, dia akan menjadi tunangan ku." ucapnya setelah menatap Haechan.

"Siapa kau." pergi mininggalkan perempuan itu yang berteriak frustasi.tentu saja bukan Haechan yang menjawabnya tadi. tau lah siapa itu.

Memasuki kelas, di lihatnya Renjun yang sedang membaca buku nya dengan datar. berjalan menghampiri dan duduk di sebelah  nya. "Maaf chani aku meninggalkanmu dengan Jaemin tadi." sesalnya.

"Tidak apa Injuni." jawabnya lalu membuka bukunya karna Kim Saem sudah masuk kelas. Renjun merasa bersalah, setelah Haechan mengetahui tentang pertunangan itu. memangnya Haechan siapamu njun hehehe.

 memangnya Haechan siapamu njun hehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









tbc.

maaf ya kalo alurnya tidak jelas.


Haechan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang