"Baja, Haryan, kenalin, ini Patru," kata Tisya dalam gandengan pacarnya yang berkulit putih bersih, blasteran Cina dan Indonesia.
Kedua cowok itu akhirnya bersalaman dengan Patru, sembari melemparkan senyum ramah yang menandakan mereka sama-sama menerima kehadirannya. Setelah pasangan itu pergi dari hadapan, akhirnya Haryan dapat berkeliling lagi mencari orang-orang yang dikenalnya, sedangkan Baza pergi ke balkon utama di bagian kanan rumah Haryan. Lebih suka menyendiri daripada berbaur dengan keramaian.
Haryan melangkah ke setiap kelompok dan menyapa mereka.
"Haryan!" teriak Nando sembari mengajak Haryan bersalaman.
Beberapa cewek cantik yang satu SMP dengannya dulu kontan ikut bersalaman. Ada yang saling melirik Haryan dan ada yang saling mengajak Haryan untuk berdansa bersama di lantai dansa nanti. Seketika, aura rumah Haryan mendadak seperti di acara ulang tahun pada sinetron remaja.
Tentu saja Haryan menolak. Toh, dia gerak saja kadang beringas, apalagi dansa. Bisa kaget para cewek-cewek itu.
Setelah puas menyapa, Haryan yang gayanya tidak lagi seperti anak kolong jembatan menghampiri beberapa anggota dari Gang Apollo yang baru saja datang.
Ya, ada beberapa dari mereka yang pernah menjadi teman satu SMP Haryan.
"Rangga!" Haryan kontan bersalaman dengan adik kelasnya semasa SMP dulu. "Lo doang, kan, ya yang sekolahnya di SMP Cipta Karsa di tahun 2017? Pindahan pas di kelas sembilan, gue udah lulus itu."
Rangga mengangguk. "Makasih loh, Kak, sudah izinin gue dateng. Heboh banget ya acaranya. Banyak momen yang bisa ditangkap pasti."
"Iya, kaget juga gue ternyata bisa seramai ini. Lo duduk dulu, gih, di sofa. Habis latihan teater atau syuting film pendek, kan? Kelihatan capek banget lo." Haryan juga ikut mendudukkan diri di sofa.
Rangga ikut duduk. "Habis syuting. Capek banget, iya. Makanya lemesan. Si Raffael juga lagi sibuk lomba, jadi kurang aktor yang bantuin. Alhasil, gue yang turun."
Haryan manggut-manggut saja. "Ditunggu film pendeknya bro."
Rangga tersenyum simpul. Pandangan keduanya tiba-tiba teralihkan ke dua orang yang baru saja masuk ke dalam ruang tengah yang mendadak disulap menjadi aula acara di rumah ini. Orang yang baru saja dibicarakan akhirnya datang.
"Raffael!" Haryan melambai dan berdiri dari sofa, menyambut adik kelas semasa SMP-nya dulu. "Wow, lo bisa dateng juga ternyata dan lolos seleksi aja sama satpam di depan," katanya disertai kekehan agar suasana lebih menyenangkan sambil memeluk Raffael yang baru saja datang.
Pandangan Haryan teralihkan ke Nayla, cewek yang berdiri di belakang Raffael. Cewek itu adalah orang yang dijaga Baza saat hari menonton teater bersama. Diketahui, Nayla adalah teman dari adik Raffael, ketua keaktoran di Gang Apollo.
"Parah, parah, parah, temen adek diembat juga," tegur Haryan.
"Ehehe, nggak ada pasangan," balas Raffael sebagai alasan, kemudian menyapa Rangga dengan pertanyaan. "Kok dia di sini? Dia, kan, pindahan di tahun 2017."
Haryan mengangguk. "Gue yang punya acara, haha. Boleh aja. Duduk sini Rap!" Cowok itu mengajak Raffael untuk duduk di sofa.
Keduanya pun berbincang ria mulai dari membahas Raffael yang membawa teman adiknya sendiri hingga ke kehadiran Rangga yang bukan siswa di SMP Cipta Karsa pada tahun 2016. Perbincangan mereka yang panjang itu selesai tatkala Haryan harus mendatangi mamanya yang sedang bersiap untuk membuka acara. Haryan lantas mencari pasangannya pada malam ini. Terlihat, Lilian masih duduk di sofa dengan nyaman, memainkan ponsel yang terhubung ke Wi-Fi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Harian Haryan
Roman pour Adolescents(WATTYS WINNER 2021 Kategori YOUNG ADULT) (#4 Fiksiremaja 24/5/24) Tersasar ke Jurusan Otomotif di SMK membuat Haryan berbaur hingga gaya pakaiannya disebut seperti anak kolong jembatan. Hal itu membuat banyak cewek yang menolak Haryan, tetapi saat...