Gila, udah 100k pembaca aja 😳😭
Gak nyangka aku ada yang baca cerita gaje ini. But, thank you kalian yang udah baca ❤Yok, gas ngeng baca MoZi lagi
Happy reading all ^^***
Mata Mora mengerjap, bulatan coklat di dada Zidan tepat di depan matanya. Ia mengusap sudut bibirnya sambil melirik ke atas. Mata itu masih tertutup. Ia kemudian mengintip di balik selimut dan tubuhnya sudah berbalut baju tidur. Mengapa? Bukannya semalam ia langsung tertidur setelah main?
"Semalem tiba-tiba ada dokter masuk mau cek keadaan aku. Untung aku kebangun, langsung aku usir dokternya biar aku pakain kamu baju dulu."
Mora salah, berarti Zidan terbangun karena pergerakannya. Suara Zidan yang serak setelah bangun tidur itu membuat Mora meneguk ludahnya kasar. Sudah setengah tahun lebih menikah dengan Zidan, tapi suara serak Zidan adalah kelemahannya.
Tangan Mora bergerak abstrak di punggung Zidan. "Terus dokternya gimana?"
"Ya paham lah."
"Kata dokter apa? Kamu harus gimana?" tanya Mora sambil melirik Zidan.
Zidan mengeratkan pelukannya di tubuh Mora. Bibirnya mengecup puncak kepala Mora. "Udah baik, gak ada yang serius. Aku hari ini udah bisa pulang, tapi gak boleh banyak gerak dulu."
"Beneran? Kamu gak bohong kan? Atau kamu ngarang omongan dokternya biar kamu gak di sini?"
"Baby, aku juga mau sembuh biar aku bisa di atas. Kalau kamu yang main di atas punya aku linu rasanya, kamu mainin aku, lama geraknya tapi sekali cepet buat punya aku langsung cenat cenut. Eh aku nya mau keluar kamu berhenti karena kamu dah keluar."
Mora berdecak, ia menggigit nipple Zidan. "Otak kamu selain ena-ena gak ada?"
"Ada sih. Gimana caranya biar kamu gak bosen main sama aku."
Mora langsung mendongak. "Kamu serius mikir itu?"
"Aku juga manusia, by, aku juga bisa overthinking. Aku mikir, kamu sebenernya enak gak sih main sama aku, aku kasar gak sih waktu main sama kamu, punya aku muasin kamu gak sih, punya aku kurang gede atau gimana, kamu sebenarnya desah enak atau sakit, kam-"
"Stop it! Astaghfirullah pemikiran kamu kenapa selalu absurd?" Mora menarik diri dari Zidan. Ia perlahan duduk dan menatap Zidan. "Pertama, enak gak sih main sama kamu? Jujur, enak pake banget. Kamu tau martabak kacang coklat keju kesukaan aku itu? Itulah rasanya main sama kamu, spesial, enak, kayak gak bisa di ungkapin gimana enaknya. Kedua, kamu kasar atau enggak, gak, gak sama sekali. Aku bersyukur punya suami yang bahkan gak mau sepong padahal kebanyakan lelaki lain pasti bakalan minta itu. Aku maksa bahkan kamu yang gak mau, bener-bener gak mau. Jadi, gak ada konteks kamu kasar ke aku."
Mora menghela nafas panjang, tangannya terulur ke bawah, ke milik Zidan yang terlapisi celana. "Ini, ini udah buat aku puas. Kalau gede lagi aku gak paham bakalan gimana, bakalan kayak apa teparnya aku. Ini udah muasin aku banget, apalagi waktu dia nyemburin sperma, ahh itu momen yang paling enak karena anget."
Zidan meneguk ludahnya, ia menggenggam tangan Mora yang berada di atas penisnya dan membawa tangan itu ke atas dadanya, berbahaya kalau di sana terus. "Terus."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Husband [Selesai]
RomanceAlmora Ziudith Pangestu. Seorang desainer cantik yang awalnya berasal dari keluarga Revano. Mora, seorang desainer yang bahkan kostum rancangannya sudah terkenal di dunia, bahkan tahun lalu ia diundang di acara New York Fashion Week. Nama keluarga R...