"Kontol kamu, mas! Ahh ...."
Zidan menggeram, ia mencengkram pinggang Mora. "Mommy nakal." Suara berat itu terdengar.
Mora menggigit bibir bawahnya menggoda suaminya yang tengah menatapnya buas. Tangannya memggerayangi wajah Zidan. "Kontol daddy selalu enak. Penuh di dalam memek Mora."
Zidan mengangkat tubuh Mora yang ada di pangkuannya. Dengan cepat membalikkan tubuh Mora hingga bongkahan kenyal yang besar dan padat di belakang tubuh Mora terlihat olehnya. Tangan besar Zidan meremas bokong Mora. "Kenapa ini tambah besar, honey?"
Mora semakin menunggingkan tubuhnya, ia menggerakkan bokongnya ke kanan dan kiri, biarlah malam ini ia menjadi wanita binal untuk kekasih halalnya ini. "Daddy yang buat. Setiap pagi daddy selalu remes."
Zidan terkekeh. Tubuhnya dengan gerakan pelan menurun hingga wajahnya berada di bokong Mora. Dengan gemas di gigitnya bokong kanan Mora sedangkan yang kiri ia remas-remas dengan tangan. Tangan kanannya membuka ikat pinggang nya dan di tarik agar terlepas dari celana.
"Dad ...."
"Yes, honey?"
Mora menolehkan kepalanya ke belakang, ingin melihat apa yang sedang di lakukan Zidan. "I want your big dick in my pussy."
"Calm down, beib."
Zidan melepas celananya sambil berdiri tegak. "Bangun, sayang." Mora mengikuti perintah Zidan.
"Hadap daddy."
Dengan gerakan searah jarum jam, tubuh Mora bergerak. Mora menatap ikat pinggang yang ada di tangan Zidan kemudian beralih ke netra Zidan yang selalu membuatnya terpana.
Zidan mengalungkan ikat pinggangnya di lehernya sendiri, tangannya dengan lembut mengambil tangan Mora dan meremas pergelangan tangan wanitanya. "It's okay to use it?"
Mora mengangguk. "Yaa."
Zidan tersenyum lembut, ia mulai mengikat pergelangan tangan Mora dengan ikat pinggang nya. "It's hurt, babe?"
Mora menggeleng, nafsunya sudah berada di ujung kepala tapi Zidan malah sengaja untuk memperlambat waktu. Mora meletakkan wajahnya di leher Zidan saat lelaki itu menarik tubuhnya mendekat.
"Sange ya?"
"Memek Mora udah basah banget, pengen di tusuk pake kontol daddy."
"Ah shit!" Dengan gerakan cepat Zidan menggendong Mora dan langsung memasukkan penisnya ke dalam lembah hangat milik Mora.
Mora mendongak, ia mendesah keras. Ia semakin mengeratkan kakinya di pinggang Zidan. "Terlalu dalam, dad."
"Mora yang minta, right?"
"Ahh, yess dad."
Zidan menempelkan punggung Mora ke dinding kaca kamar mandi. Pinggulnya bergerak cepat dan tidak berirama. Tangannya meremas dan sesekali memukul bokong Mora.
Desahan Mora yang kencang membuat Zidan memberhentikan gerakannya dengan penisnya yang menancap dalam di vagina Mora. Zidan mengelus punggung Mora. "Hei, suaranya."
"Ahh ituhh keluarin dulu."
Zidan terkekeh, ia mengecup pipi Mora. "Biarin."
"Kontol daddy enak."
Zidan tersenyum puas, ia mengangguk. "Dan ini cuma untuk Mora seorang."
Merasakan penis Zidan yang terasa semakin menusuk ke dalam, Mora menaik turunkan tubuhnya. Mora menggesekkan putingnya ke dada Zidan. "Dad, gatel."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Husband [Selesai]
RomansAlmora Ziudith Pangestu. Seorang desainer cantik yang awalnya berasal dari keluarga Revano. Mora, seorang desainer yang bahkan kostum rancangannya sudah terkenal di dunia, bahkan tahun lalu ia diundang di acara New York Fashion Week. Nama keluarga R...