"Yang."
"Apa mas?"
"Nanti malem kan malam minggu."
"Hmm, terus?"
"Ayo."
Mora menghentikan coretan pensilnya di atas sketsa baju yang sedang dibuatnya. Menatap Zidan dengan kening berkerut. "Ke mana?"
"Anak-anak di titip tempat mama terus kita malmingan."
"Tumben?"
Zidan mengerucutkan bibirnya, berdiri dari sofa lalu memeluk Mora dengan manja. "Kamu gak kangen apa masa-masa kita berdua?"
"Ini nih tumben, kenapa sih?"
"Kangen quality time sama kamu, kangen berduaan aja, kita ke pasar malem, nonton bioskop, Netflix and chill, banyak lagi deh."
Mora tersenyum geli, ia menggigit leher Zidan sedikit kuat. "Mau jadi anak muda lagi? Terus anak kamu gimana?"
"Ya itu, biarin sama mama, mereka nginep di sana juga pasti mau."
"Tanyain dulu sama mereka, aku ngikut aja."
"Beneran?" tanya Zidan senang sambil melepaskan pelukannya dan menatap Mora dengan mata berbinar.
"Iya, bener mas ganteng nan bucin. Tanya dulu sama anak-anak. Aku juga kangen kita kayak dulu."
Zidan mengambil pensil dari tangan Mora, ia lalu merobek kertas entah dari buku apa yang ada di atas meja. "Oke, kita buat plan dulu."
"Cuma semalem mau buat plan?"
"No, no, bukan cuma semalem, kita sehari semalem."
Mora mengangkat sebelah alisnya. "Kok?"
"Iya, mereka malam nanti ke tempat mama terus senin pagi nya baru kita jemput, kakak udah bawa seragam sekolah sekalian."
Mora tersenyum melihat Zidan yang sepertinya semangat sekali akan melakukan ini. Apalagi saat lelaki itu berpikir dengan pensil yang di emutnya, menambah kesan wah pada diri Zidan. Tatapan Mora beralih kepada sebuah sebuah kalimat yang ditulis oleh Zidan. "Pergi ke KFC beli makan?" ucap Mora membaca tulisan itu. Mora mengerjapkan matanya, ia menatap Zidan dengan heran. "Serius pertamanya itu?"
"Iya dong, kita harus ngisi tenaga dulu."
"Kenapa harus KFC?"
"Karena bukan McD."
"Ih, mas!"
Zidan terkekeh, ia mengacak-acak rambut Mora. "Makanan kita waktu pacaran kan seringnya itu, kamu "
"Bener, oke lanjut. Kita mau nonton?"
Zidan mengelus pipi Mora. "Mau nonton apa?"
"Kkn? Atau kamu mau nonton dr. Stranger?"
"Kkn aja boleh biar kalau kamu takut bisa peluk aku."
Mora mencubit hidung Zidan dengan senyum malunya. "Modus banget."
"Nanti kita carinya seat paling pojok."
"Biar bisa nonton sama mbak kunti nya?"
Zidan menabok mulut Mora pelan. "Ih ngomongnya, nanti beneran di kabulin kita ketar-ketir, sayang."
"Astaghfirullah, maaf, maaf, Mora khilaf, jangan di kabulin. Ngambil seat tengah aja mas."
Zidan mengangguk. "Boleh, velvet atau gold class? Kalau gold yang bisa meluk aku secara leluasa loh."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Husband [Selesai]
RomanceAlmora Ziudith Pangestu. Seorang desainer cantik yang awalnya berasal dari keluarga Revano. Mora, seorang desainer yang bahkan kostum rancangannya sudah terkenal di dunia, bahkan tahun lalu ia diundang di acara New York Fashion Week. Nama keluarga R...