42

59.6K 2.1K 12
                                    

"Ahh mashh ...."

Zidan menyeringai, ia semakin menubrukkan pinggulnya dan membuat penisnya semakin dalam tertanam di vagina Mora. "Salah siapa bohongin aku kalau ternyata kamu udah siap haid?" ucap Zidan kesal sambil meremas kasar payudara Mora.

Mora menggeleng frustasi, batang Zidan terlalu dalam di dalam dirinya. Tangannya sudah menjambak rambut belakang Zidan dan kakinya sudah melingkar erat di pinggang Zidan. "Mas shh ahh ehhmm ...."

Zidan memberhentikan gerakannya saat merasakan milik Mora yang berkedut. Ia mengelus pipi Mora sambil tertawa kecil melihat Mora yang menatapnya kecewa. "Kenapa?"

"Gatel, mau keluar kenapa berhenti?"

"Masih mau nanya sama kamu kenapa kamu bohong."

"Ih aku tadi siang jujur, aku mandi wajib baru mau isya tadi."

"Are you serious?"

Mora mengangguk. "Beneran. Aku kaget waktu kamu nyentuh gitu aja."

Zidan berdecak. "Aku mastiin kamu pake pembalut atau enggak ternyata udah enggak, ya aku kesel lah."

Mora menggerakkan tubuhnya. "Ayo lanjutin mas, gatel."

Zidan mengelus perut Mora dengan sensual. "Apanya yang gatel, sayang?"

"Memek Mora gatel Zidan, mau di sodok lagi."

"Cepet atau lama?"

"Faster and harder."

Zidan terkekeh, bibirnya mengecup puting Mora sebentar kemudian mengecup bibir Mora. Ia berucap tepat di depan bibir menggoda milik Mora. "Keluarin mode babygirl nya."

Mora tersenyum miring, ia mengecup beberapa kali bibir Zidan dan kecupan terakhir ia tambah dengan lumatan. Tangannya mengelus dada dan perut Zidan. "Daddy."

"Yes baby?"

"I want you to making love with me."

"Sure. Then?"

"I want faster and harder."

"And then?"

"My pussy ...."

Zidan menggeram rendah saat kerlingan nakal Mora terlihat. "Pussy nya kenapa?"

"Gatel." Zidan mengangguk. Ia malah menarik keluar penisnya.

"Kok di keluarin?"

"Main sendiri coba."

Mata Mora membulat, sudah lama ia tidak melakukan ini. "Dad-"

"Puasin diri mu sendiri sayang, daddy mau liat."

Mora mengeluarkan senyumnya, ia mengangguk. "Main sendiri? Ahh oke." Tangan Mora mulai turun meraba putingnya sendiri. Ia menggigit bibir bawahnya, membuat ekspresi sebinal mungkin. Kepalanya mendongak menunjukkan leher putih jenjang disertai suara desahan rendahnya. "Ahh ...."

Mora duduk dari telentang nya. Tangannya masih meremas kedua payudara miliknya. Sambil menatap Zidan sayu, Mora duduk dengan posisi kaki tertekuk mengangkang membentuk huruf M. Jari tangan kirinya turun ke bawah, membelai lipatan vagina miliknya yang sudah basah. Telunjuk itu terlihat timbul tenggelam di antara lipatan vagina Mora. Jarinya kemudian membelai klitoris miliknya. "Daddy ahh ...."

"Good girl, honey."

Mora mengedipkan sebelah matanya saat mendapati Zidan yang menatapnya dengan gairah yang berkobar dan milik suaminya yang sudah tegang sempurna. Mora meraba lipatan vaginanya dengan telapak tangan, matanya tidak beralih dari tatapan Zidan yang menatapnya penuh nafsu. Ibu satu anak itu kemudian mengelus lembut lipatan vaginanya dan menekan memutar klitorisnya dengan cepat. Tangan kanannya memilih kuat puting payudaranya sendiri.

My Possessive Husband [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang