"Dad ahhh ...."
Tubuh Mora bergerak maju mundur dengan cepat akibat sodokan Zidan yang begitu kencang dari belakang. Mora meremas seprei dan giginya menggigit bantal, menahan suara desahan yang pasti akan membuat putrinya terbangun.
Zidan menggeram, ia menggigit pundak Mora. Kegiatan panasnya belum selesai, miliknya masih merindukan kehangatan vagina Mora. Setelah selesai mengatur nafas di kamar mandi, Zidan mengintip bayi gemesnya yang ternyata tidak terbangun, dan setelah itu lah ia langsung mengangkat Mora dan kembali menghujam sang istri di atas ranjang.
"Dad, Mor- ahh Morahh capek ...."
Zidan meremas payudara Mora. "Sebentar sayang, sebentar lagi."
Gerakan pinggul Zidan semakin cepat, remasannya di bukit kembar Mora semakin ia kencangkan. Melihat asi yang muncrat, Zidan semakin semangat.
Mora menggelengkan kepalanya, kakinya sudah terasa lelah. Seprei di bawahnya juga sudah basah akibat terkena asi nya dan keringat mereka berdua. Hawa panas melingkupi kamar mereka.
Zidan membalikkan tubuh Mora tanpa melepas penyatuan mereka. Ia memajukan pinggulnya hingga miliknya terbenam sempurna di lubang Mora.
"Kontol dad."
Zidan mengangguk, wajahnya maju dan mengemut puting Mora. Menyedot dengan rakus bulatan kecil keras itu. "Enak," gumamnya.
Mora meremas rambut Zidan, ikat pinggang milik Zidan sudah di lepas dari tangannya. "Sisain untuk dedek, dadhh."
Mendengar itu Zidan langsung melepaskan puting Mora. Ia menatap wanitanya dari atas. Tangannya mengelus sisi tubuh Mora. "Capek?"
"Iya."
"Sebentar, aku keluar sekali lagi, ya?"
"Yeah, daddy."
Zidan tersenyum senang, ia kembali memaju mundurkan pinggulnya tanpa melepas tatapannya dari Mora. Ia senang melihat wajah Mora saat seperti ini, begitu seksi. Apalagi melihat wajah dan payudara Mora dari cermin saat doggy style, it's so sexy.
"You know, baby?"
Mora menggeleng lemah sambil menahan desahannya. Tangannya ia lingkarkan di leher Zidan. "What, daddy?"
"Seksi, satu kata yang gambarin kamu saat ini. Mata sayu kamu, bibir kamu yang jadi tebal, and your pussy make me crazy."
"Ahh ...." Mata Mora membulat dan tangannya mencakar punggung Zidan karena tanpa ia sangka setelah mengatakan itu Zidan semakin menggerakan cepat kejantanannya.
"Cep- cepethh bangetthh ahh ... daddyhh ...."
Dengan sisa tenaganya, Mora mengimbangi gerakan Zidan. Kakinya ia letakkan di atas bokong Zidan tangannya melingkar erat di leher Zidan. Tubuhnya ia gerakkan berlawanan arah dengan Zidan.
"Yess ahh gitu sayang."
Mora mengangguk, ia mengecup jakun Zidan yang tidak berhenti naik turun. Zidan menggeram rendah. "Sebentar lagi, honey." Zidan masih memaju-mundurkan miliknya sampai menembus titik terdalam di vagina Mora.
"Ahhh ahhh, dadhh, I wanna cum!"
"Damn! I love it, honey. Punya kamuh sempit ahh ...." Zidan kembali memasukkan payudara Mora ke mulutnya. Di hisapnya bergantian kiri dan kanan.
"Dad- daddyhh ...."
"Yeahh, keluarkan bersama, honey!"
Miliknya yang terasa membesar dan lubang Mora yang semakin menyempit membuat Zidan meraup bibir Mora. Ia hentakkan miliknya hingga menyembur deras di rahim Mora.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Husband [Selesai]
Lãng mạnAlmora Ziudith Pangestu. Seorang desainer cantik yang awalnya berasal dari keluarga Revano. Mora, seorang desainer yang bahkan kostum rancangannya sudah terkenal di dunia, bahkan tahun lalu ia diundang di acara New York Fashion Week. Nama keluarga R...