49

67.7K 2.2K 45
                                    

Zidan mengecup kening Mora yang tengah bersandar di dadanya. Tiba-tiba saja istrinya tadi pagi menggigil dan berakhir demam serta pilek seperti sekarang. "Kamu makan es ya semalem?"

Mora mengerucutkan bibirnya. "Cuma dikit, sumpah."

"Jam berapa? Pas aku kerja?"

Mora menggeleng pelan. "Pas jam satu deh kalau gak salah."

"Satu malem?"

"I- iya."

"Astaghfirullah sayang, kurang kerjaan banget kamu jam segitu makan es krim!"

Mora menunduk, ia memilin celana tidur Zidan. "Jangan di marahin, takut."

Zidan menghela nafas panjang, ia memeluk tubuh Mora dari belakang. Dagunya ia sandarkan di bahu Mora. "Gak marah, aku cuma nanya aja."

"Tapi tadi ngegas."

"Iya, maaf aku salah. Jadi kenapa makan jam segitu? Kenapa gak bangunin aku? Kalau kamu turun tangga kenapa-kenapa gimana? Perlu aku beliin kulkas untuk di kamar?"

"Ckk, satu-satu nanyanya mas."

Zidan mengulum senyumnya, Mora sedang dalam mode manja. Dan kalau seperti ini, Zidan benar-benar harus memiliki stok kesabaran yang lebih banyak dari pada biasanya.

"Gak jadi nanya?"

Pertanyaan polos itu membuat Zidan langsung meremas kedua payudara Mora. "Jadilah, aku harus introgasi bumil nakal ini."

"Aku gak nakal ya mas!"

"Bumil nya aku tuh nakal, contohnya mamam es krim malem-malem, mana gak bangunin suaminya lagi."

"Kamu pasti kecapean semalem, biasanya aku gerak dikit aja kamu bangun eh semalem gak bangun berarti badan kamu capek. Ya udah gak aku bangunin, kasihan kamu nya."

Zidan mengecup rambut Mora. "Aku malah nanti malem gak bisa tidur kalau tau kamu keliaran malem-malem sendiri gini."

"Di rumah sendiri pun, aku gak keliaran sampe ke taman mas."

"Kamu turunin tangga, masih harus jalan ke dapur lagi, kalau ada apa-apa gimana?"

"Nyatanya aku masih sehat."

"Sehat bokong kamu yang sehat, sekarang demam sama pilek gini. Bangunin aku gak papa sayang, secapek nya aku kalau untuk kamu apa yang enggak?"

Mora mengangguk. "Maaf, mas."

"Sekarang mau gimana? Ke dokter ya? Atau dokternya aku panggilin ya?"

Mora menggeleng cepat. "Tidak, tidak! Gak mau!"

"Kok kamu jadi kayak Queen? Ke dokter gak mungkin di suntik juga."

"Enggak, mas, lagi gak mau minum obat."

"Terus gimana? Lagi hamil loh kamu sayang, gak kasian sama dedek?"

"Peluk aja nanti sembuh."

Tangan Zidan semakin melingkar di tubuh Mora. Baru saja ia ingin menarik tubuh sang istri, ketukan pintu kamarnya terdengar. "Mommy, daddy!"

My Possessive Husband [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang