14 (21+)

211K 3.3K 13
                                    

Zidan terkekeh gemas melihat sang istri yang terkapar di atas ranjang. Setelah melakukan beberapa ronde, Mora langsung tertidur pulas tanpa mengenakan apapun. Zidan mencubit gemas puting Mora. "Kebo banget udah jadi istri juga."

Mora melenguh, ia berdecak, tangannya menepis jari Zidan yang masih di atas dadanya. "Eumhh, jangan ganggu, aku masih ngantuk."

Zidan bangkit dari tempat tidur, berusaha tidak mengganggu istrinya lagi. Juniornya padahal saat ini masih terasa sakit karena belum puas mengeluarkan cairannya. Tanpa menggunakan apapun, Zidan memasuki kamar mandi. Menatap pantulan dirinya di cermin persegi yang ada di depannya. Senyumnya terbit, bercak merah yang di buat Mora terlihat indah di leher dan dadanya. Ia tidak akan menutupi ini, ia akan malah bangga memamerkan ini karena mau bagaimanapun ini tanda bahwa ia sudah memiliki pawang.

"Mas!"

"Kamar mandi, sayang!"

Tidak lama pintu kaca kamar mandi terbuka menampilkan Mora yang hanya terbalut selimut dengan bibir yang mengerucut. "Capek ...." rengek Mora manja.

Zidan menghampiri perempuan tersayang nya itu, ia mengangkat Mora dan mendudukkan nya di atas wastafel. Zidan merapikan rambut Mora, menyampirkan rambut itu ke belakang telinga Mora. "Mandi ya?"

"Bareng kamu."

"Iya, sayang."

Saat Zidan akan berjalan menuju bath up Mora melingkarkan kakinya di pinggang lekaki itu. "Mass," panggil Mora dengan manja.

Zidan tersenyum gemas, ia melumat bibir Mora. "Apa sih sayangnya mas? Manja banget."

"Siapa suruh buat aku kecapean?"

Zidan terkekeh, ia mengecup hidung Mora. "Iya, iya, mas yang buat kamu gini. Maaf. Kenapa sayang?"

"Laper ...."

"Ya ampun, bilang aja dari tadi kalau kamu laper. Kita mandi dulu, nanti habis itu kita pesen online aja."

Mora mengangguk, ia melepaskan kakinya dari pinggang Zidan. "Ya udah sana, siapin airnya."

Zidan mengerutkan keningnya, ia menyentil pelan kening Mora. "Durhaka sama suami ya kamu."

Mora tersenyum polos, ia menampilkan gigi rapinya. "Bercanda aja."

Zidan menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar itu. Ia menuju bath up dan mengisi dengan air panas dan air dingin sampai suhunya pas. Saat di rasa suhunya sudah pas, Zidan mematikan kran air. Ia berjalan menuju istrinya yang tengah memperhatikannya.

"Lepas dong selimut nya, nanti basah loh."

Mora dengan santai melepaskan selimut dari tubuhnya. Zidan meneguk ludah kasar, mengapa ia tidak bisa tahan dengan tubuh istrinya itu?!

"Jangan bangun, aku capek."

Zidan yang mendengar itu menunduk, ia menutup junior dengan tangannya dan tersenyum malu. "Dia tau ada yang enak makannya bangun."

Mora berdecak, ia melingkarkan tangan dan kakinya di tubuh Zidan. Junior Zidan yang sudah mengeras bergesekan langsung dengan miliknya. Mora melenguh, ia mengecup bahu Zidan dan menenggelamkan wajahnya di leher Zidan.

Zidan menghela nafas panjang, ia dengan langkah berat berjalan menuju bath up dan dengan hati-hati memasukkan tubuhnya dengan tubuh Mora ke dalam sana.

"Ahh," desahan itu keluar begitu saja dari bibir Zidan saat Mora mendudukinya.

Mora menunduk, ia menatap Zidan dengan polos. "Aduh, keras."

My Possessive Husband [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang