36

79.9K 2.6K 48
                                    

"Baa!"

Gadis kecil dengan senyuman manis itu seketika tertawa. Suaranya yang menggemaskan membuat siapa yang mendengarnya ingin mengarungi gadis kecil ini.

Zidan menggeram gemas, bisa-bisanya ia memiliki anak yang menggemaskan seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zidan menggeram gemas, bisa-bisanya ia memiliki anak yang menggemaskan seperti ini. Tangannya menggenggam tangan Queen. "Gumush banget anak daddy."

Zidan terkekeh saat mendengar ocehan Queen yang sudah banyak. Walaupun masih belum jelas, tetapi lucu saja mendengar suara mungil itu. Zidan mencubit gemas pipi memerah itu. "Ngomong apa sih cantiknya daddy? Coba bilang pa." Zidan mencontohkan dengan bibirnya yang bergerak.

Netra hitam milik Queen menatap heran mulut Zidan. Bibirnya juga bergerak-gerak seakan mengikuti gerakan bibir Zidan.

"Pa."

Dan saat mendengar itu Zidan langsung menatap takjub Queen. Ia bertepuk tangan sambil menatap dengan kedua matanya yang berbinar ke buah hatinya itu. "Pinter!"

Queen menggerak-gerakkan tangannya, bibir itu terbuka lagi dan terdengar tawa imut. Gadis kecil itu juga menggerakkan kakinya senang.

Tangan Zidan dengan cepat menahan kepala Queen saat gadis itu terjungkal ke belakang. Zidan tersenyum menenangkan saat menatap wajah Queen yang syok. "It's okay, tenang daddy selalu jagain kamu."

Dengan perlahan Zidan kembali menegakkan punggung Queen. Ia mengusap-usap punggung berlapis kaus halus berwarna pink itu dengan sayang. "Gak papa."

Zidan kembali duduk di depan Queen, ia menepuk-nepuk tangannya. "Yok, main lagi."

Melihat belum ada respon Queen, Zidan menggenggam tangan mungil itu lagi. "Sayang."

Queen dengan gerakan pelan mendongak menatap Zidan, dan tidak lama ekspresi wajah itu berubah. Zidan membulatkan matanya, ia langsung menggendong Queen. "Jangan nangis, cantik, tadi gak papa."

Isakan Queen yang terdengar di telinga Zidan membuat Zidan menepuk-nepuk pelan punggung Queen. "Ulululu, sayang daddy, jangan nangis, tadi kan kamu gak kenapa-kenapa."

"Kenapa itu, mas?"

"Syok dia, mau jatuh tadi."

"Jatuh?!"

"Enggak jatuh, mau jatuhnya waktu duduk tadi."

Mora meninggalkan sketsa baju yang tengah di rancangnya, ia langsung mengambil Queen dari gendongan Zidan. Dan isakan Queen dengan perlahan berhenti saat berada di gendongan Mora.

Mora mengecup rambut Queen. "Anak cantik udah dong nangisnya."

"Mamamaa."

Bibir Mora melengkung mendengar itu. Ia menatap tidak percaya Queen yang bersembunyi di dadanya. "Udah bisa ngomong mama ya? Ahh, seneng banget!"

Zidan yang mendengar itu mengerucutkan bibirnya. "Dedek, tadi daddy ajarin papa baru pa aja, belum papa, lanjutin dong."

Gadis berambut pirang dengan perlahan mengangkat kepalanya dari dada Mora. Ia menatap Zidan yang berada di samping mommy nya. "Papapaa."

My Possessive Husband [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang