Melihat bagaimana Kuro menanggapi apa yang terjadi dengan cekatan dan efektif, itu cukup membuat mereka terkesan. Dan tentang bagaimana dia memiliki prototype elixir, itu merupakan hal lain.Tidak hanya sampai disitu, Raven, yang dasarnya merupakan archer grup mereka, menggunakan [Purification] untuk menghilangkan jejak miasma di ruangan itu.
Purification! Salah satu sihir suci yang tidak sembarang orang bisa menggunakannya, tapi dia menggunakannya seolah-olah itu hal yang lumrah!
Dan disinilah mereka sekarang, didalam ruang ketua guild.
"Bagaimana, apakah kalian mau menerima proposal ku?" Ketua guild menempatkan dagunya diatas kedua tangannya, pandangan tertuju pada empat pemuda didepannya. Well, tiga pemuda dan satu secara teknis.
"Wait, wait, wait- Anda serius?! Kami baru bergabung satu bulan yang lalu!" Pemimpin mereka, Kuro, menyuarakan ketidakpercayaannya pada hal yang barusan dia dengar.
"Aku serius." Ketua guild, masih memasang senyum puas diwajahnya.
"Maksudku, bukankah ini sedikit kurang adil? Maksudku banyak petualang diluar sana yang terjebak di rank D selama beberapa bulan bahkan beberapa tahun, dan kami mendapat promosi ke rank C begitu saja hanya dalam sebulan?! Bukan maksud kami untuk menolak tapi, hell, ini terasa tidak nyata."
Melihat ekspresi Kuro yang memperlihatkan seluruh wajahnya dengan menyisihkan rambut depannya, membuat orang dibelakang guild master menahan tawa.
"Dan mengetahui fakta bahwa kau itu mata-mata seperti kakak kami juga membantu dengan begitu tidak nyatanya hal ini." Tora, yang sejak awal diam, melemparkan tatapan tajam kearah orang dibelakang guild master.
"Itu tidak bisa membantu. Kuakui aku tidak pernah membayangkan akan menjadi mata-mata. Terlebih bertemu kalian disaat aku bertugas."
Dua orang lainnya, Silver dan Raven, yang tidak mengetahui tentang hubungan mereka bertiga, saling menatap satu sama lain. Menemukan bahwa yang lain juga tidak tahu tentang hal ini.
"Kurasa kau seharusnya memperkenalkan diri terlebih dahulu." Guild master menatap pemuda dibelakangnya, membuat dia sadar tidak semua orang mengetahui siapa dia.
"Oh, salahku. Perkenalkan, namaku Ardhan Marvell, salah satu dari sekian orang yang bekerja langsung dibawah Pangeran Ian."
Raven dan Silver mengangguk mengerti. Ardhan tersenyum sebelum berjalan kearah Kuro.
"Dan aku juga merupakan sahabat dekat kekasih kucing ini." Dia menempatkan tangannya dipundak Kuro dan gadis itu dengan segera berusaha protes.
"Apa?!!/What?!!" (Raven/Silver)
"Ardhan-san!"
"Wait, wait, wait!/Leader, kau punya pacar?!!"
Raven dan Silver bertanya hampir bersamaan. Shock dan rasa tidak percaya tersirat di kata-kata mereka.
"Ah... Kau tidak pernah memberitahu mereka ya, ups. Maaf kurasa." Kuro hanya menghela nafas panjang sebelum menenggelamkan wajahnya di kedua telapak tangannya.
"Ardhan-san, aku yang merupakan adiknya pun tidak tahu sampai kau menanyakan itu padaku beberapa bulan lalu, apa yang membuatmu berfikir bahwa nii-san memberitahu mereka?"
Tora angkat bicara, dan membuat Ardhan sadar. Gadis ini terlalu pemalu untuk membicarakan soal tentang kekasihnya.
"Ah..."
Diam menyelimuti ruangan itu sejenak, sebelum terpecah oleh suara ketua guild.
"Ehm. Jadi, bisakah sekarang kita beralih pembicaraan? Ada hal yang lebih serius yang ingin aku tanyakan pada kalian."
"Tentu." Kuro menjawab dengan percaya diri, meski sebenarnya dia tidak. Dia memiliki perasaan tidak nyaman tentang pertanyaan yang akan keluar dari mulut ketua guild.
Dan benar saja, ketua guild menanyakan hal yang paling mereka ingin hindari.
"Siapa sebenarnya kau Raven? Kau bukan sekedar orang biasa. Bahkan diantara Angel folk, kau memiliki kekuatan sihir yang lebih dari rata-rata."
Seketika waktu di ruangan itu seolah-olah berhenti.
"Angel folk...?" (Ardhan)
Ketua guild mengangguk dan mengalihkan pandangannya pada Silver.
"Dan kau juga, mengapa seorang Silver Wolf sepertimu jauh dari rumah, sendirian tanpa keluarga berkelana di benua lain? Jawab aku, wahai Putra Marcosias."
Seketika itu juga wajah Silver berubah pucat seperti Raven dengan ekspresi seperti rusa yang tertangkap lampu sorot.
Dan secara tidak sadar Silver melepaskan sihir penyamaran yang digunakannya. Membuat rambut dan mata hitamnya kembali ke warna natural. Rambut perak dan mata emas.
===========
Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan.
Aku tidak tahu bagaimana cara untuk menjawab pertanyaan itu.
Tidak.
Aku tahu.
Hanya saja aku tidak tahu bagaimana menyampaikannya.
Aku tidak ingin memberitahukannya.
Aku tidak ingin memberitahukannya.
Aku tidak ingin mengingat ingatan yang tidak aku tahu aku miliki.
Aku tidak ingin mengingat ingatan yang tidak aku ketahui.
Aku tidak ingin mengingat masa lalu yang tidak pernah aku alami.
Namun disinilah aku.
Di ruangan gelap yang aku tidak tahu batasnya, dengan layar besar di depanku yang aku tahu itu menampilkan apa yang kulihat dimataku diluar sana.
Dan dengan diriku yang terantai duduk di kursi tahta. Tidak bisa berdiri dengan borgol yang mengikat pergelangan tanganku dan rantai yang melintas di sekitar tubuhku. Seolah-olah menjaga agar aku dan singgasana ini tidak bisa dipisahkan.
Dan hal yang paling aneh adalah... Aku merasa nyaman terikat disini. Aku merasa tidak ingin melepaskan diri. Aku merasa aman disini.
"Ah... Aku kembali lagi." Aku berkata pada diriku sendiri.
"Ya, kau kembali dan kali ini bukan karena diriku atau doppelganger menyebalkan itu." Sosok lain berkata sambil berjalan dari belakang kursi ke sisi ku.
Dia adalah diriku. Serpihan kecil dari diriku yang asli yang masih bertahan. Sebelum kami mendapat kutukan reinkarnasi menyebalkan ini, yang membuat kami tidak bisa 'tetap mati'.
Hidup itu tidak konsisten, ya kan?
================================
∆★∆
Short part and cliffhanger pog!
Please don't kill me. Okay?
And Noctyx was debut today! Yay!
27 Feb 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai no kuroi tenshi ni naru
FantasySemua baik-baik saja sampai suatu hari sekolah tempatku belajar di bom oleh teroris dan semua orang yang berada di lantai dua tewas, termasuk diriku. Aku kira hidupku berakhir disana. Namun kenyataanya kematianku disana adalah awal dari perjalananku...