"Huh? Jadi para anak-anak manja ini yang akan menjadi saingan kita di ujian masuk ini?"
"Mereka kelihatannya lemah."
"Hei nak, apakah kalian tersesat disini? Mau kami antar kalian pulang? Haha."
"Dari pada hanya bicara, sebaiknya kalian jangan kendurkan penjagaan kalian atau kalian akan dihancurkan oleh para anak manja ini."
"Sebaiknya kalian tidak menilai buku dari sampulnya, dasar orang tua."
Menyebalkan.
Itu satu-satunya kesan kami terhadap kelompok petualang yang pertama.
Bodoh.
Kelompok kedua meremehkan kami. Ini bisa jadi sebuah peluang untuk mengejutkan mereka.
Sombong amat.
Aku benar-benar ingin menghancurkan kesombongan pemimpin kelompok ketiga ini.
Cukup kuat.
Meskipun demikian mereka tak merendahkan kami dan tetap siaga. Aku suka tipe kelompok keempat ini.
Kumohon hentikan.
Kalau kau meneruskannya, selain kelompok keempat, mereka akan dengan mudah terpancing emosi dan hanya akan menyebabkan masalah bagi kita, Kurona-san.
"Sungguh menyedihkan."
Tidak kau juga, Shiro. Selain itu, singkirkan tatapan dinginmu yang seolah-olah melihat sampah dipinggir jalan itu ketika kau melihat mereka.
"Ah~ itu sia-sia mencoba untuk menghentikan mereka berdua, Noah." Melihatku yang sedang memegang kepala sambil menghela nafas panjang, Alfaro mengatakan hal itu sambil dengan santainya menempatkan kedua tangannya dibelakang kepalanya.
"Aku tau itu Al. Namun tetap saja, membuat masalah dengan orang-orang itu hanya akan menyia-nyiakan waktu yang kita miliki. Dan berhentilah bersikap terlalu santai seperti itu."
"Aku tau, tapi bersikap terlalu serius juga tidak baik lho. Inikan 'cuma' ujian."
"Tolong katakan itu pada dua bersaudara didepan."
"Kuh. Kau benar-benar bisa membalikkan perkataan ku."
Setelah beberapa lama, kelompok terakhir datang bersama dengan beberapa pengawas ujian. Mereka sekelompok remaja seumuran kami.
Berbeda dengan party yang lain yang terdiri dari beberapa orang dari ras yang berbeda, semua anggota di party terakhir itu semuanya manusia.
"Baiklah, semua orang telah datang. Sekarang kita akan langsung menentukan wilayah jaga dan jangan lupa untuk menaklukkan minimal lima monster atau binatang sihir untuk masing-masing kolompok."
Pengawas ujian yang terlihat seperti pemimpin langsung memberikan arahan dan bimbingan untuk ujian kali ini.
"Kalian sudah paham kan? Sekarang berangkat ke tempat yang kalian pilih!"
"""Baik pak."""
==Ditempat lain==
"Permisi ketua guild."
"Oh, wakil ketua. Ada apa? Apa ada masalah? Tidak biasanya kau bersikap seperti itu."
"Tidak, hanya saja apa anda yakin tidak masalah mengirim anak-anak itu kesana? Bukannya beberapa hari ini ada laporan kemunculan beberapa monster rank D di hutan itu?"
"Tidak apa-apa. Aku juga sudah mengantisipasi hal tersebut dengan mengirimkan adikku dan kelompoknya diantara para peserta. Selain itu apa kau tau? Diantara para peserta itu ada yang bisa mengalahkan Minotaur?"
"Tunggu! Maksudmu ada seseorang yang bisa mengalahkan monster rank A yang biasanya hanya bisa ditaklukkan oleh sekelompok petualang elit rank A!"
"Ya. Dan kau tau, ada satu kelompok yang masing-masing anggotanya bisa menangani monster rank B seorang diri."
"Apa! Kelompok mana yang memiliki kekuatan seperti itu?!"
"Yah, kelompok itu...."
=========================
"Apa? Ini bukan mimpi kan?! Bagaimana anak-anak itu bisa mengalahkan para Fangwolf dengan mudahnya?!"
"Kurasa ini bukan mimpi, Al. Karena aku juga melihat hal yang sama denganmu."
Dihadapan kami berdua, anak-anak dari kelompok terakhir berhasil mengalahkan dan membunuh sekumpulan Fangwolf.
Fangwolf sendiri merupakan beast yang tergolong rank E jika mereka sendiri, rank D jika sepasang, dan rank B jika terdapat lebih dari empat ekor dalam satu kelompok.
Kami memang tidak menyangka ada sekelompok Fangwolf di hutan ini. Namun yang membuat kami tercengang bukan itu, melainkan anak-anak dari kelompok terakhir itu dapat mengalahkan lima ekor Fangwolf hanya dengan dua orang.
"Tak kusangka anak-anak manusia itu begitu kuat."
"Kau benar Al. Sebaiknya kita pergi dari sini dan berburu ditempat lain, aku tak ingin berurusan dengan mereka."
"Hm? Baiklah. Tapi kenapa kau buru-buru seperti itu?"
"Entahlah, aku hanya merasa akan jadi sangat merepotkan jika kita berurusan dengan mereka. Lebih cepat kita pergi, semakin kecil kemungkinan mereka menyadari keberadaan kita, lebih baik."
"Tak biasanya kau mengungkapkan apa yang kau pikir sejelas itu."
"Iyakah? Bukankah aku biasanya juga memberitahu apa yang kupikirkan?"
"Iya, tapi hanya pikiran positif mu saja. Kau sama saja dengan Kuro-san, menyimpan pikiran negatif (prasangka buruk) kalian untuk diri kalian sendiri."
"Hahaha, aku ketahuan ya..."
Aku dan Alfaro turun dari dahan pohon besar yang kami tempati dan pergi menuju arah yang berlainan dengan arah anak-anak tadi. Namun saat itu, kami tidak menyadari bahwa kami sedang diawasi.
‡Di tempat lain tak jauh dari para anak-anak itu berada‡
"Kau melihatnya kan? Kedua kelompok anak-anak itu."
Dua orang pengawas ujian sedang bersembunyi, mengamati dari jauh orang-orang yang mengikuti ujian.
"Ya, anak-anak manusia itu benar bisa mengalahkan para monster serigala itu."
"Dan kedua anak dari kelompok kelima itu, bukankah langkah mereka begitu ringan?."
"Bukan hanya mereka berdua, namun seluruh anggota kelompok itu semuanya seperti mereka dan mereka semua juga memiliki kemampuan untuk menekan hawa keberadaan mereka, seolah-olah mereka adalah kelompok assassin handal."
"Apa kau tau siapa nama mereka?."
"Ya. Sang pemimpin, Cat-kin hitam bernama Kuro, lalu Cat-kin yang berambut putih bernama Tora, Birdman yang tadi bernama Raven dan Wolf-kin yang bersamanya bernama Silver."
"Kelompok yang menarik. Aku jadi tertarik dengan kelompok mereka. Apalagi yang kau tau tentang kelompok kelima itu?."
"Tidak ada. Hanya itu yang aku tahu tentang mereka. Setidaknya untuk saat ini."
"Heh... Lalu, apa nama kelompok mereka?"
"Nama kelompok kelima itu adalah-."
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai no kuroi tenshi ni naru
FantasySemua baik-baik saja sampai suatu hari sekolah tempatku belajar di bom oleh teroris dan semua orang yang berada di lantai dua tewas, termasuk diriku. Aku kira hidupku berakhir disana. Namun kenyataanya kematianku disana adalah awal dari perjalananku...