33. Behind Me

70 8 1
                                    


Seminggu telah berlalu setelah ujian masuk akademi. Dan hari ini adalah hari dimana peserta ujian yang diterima akan diumumkan.

Bagi bangsawan atau anggota keluarga ksatria, hasil ujian mereka akan diberikan melalui surat yang dikirimkan ke kediaman mereka. Untuk menjaga kerahasiaan atau apalah itu.

Sementara bagi penduduk biasa seperti kami, hasil ujian diberitahukan di sebuah papan pengumuman yang bisa dilihat umum. Karena itu siapapun diperbolehkan melihat. (Dan siapapun akan tahu siapa saja yang gagal, karena ada papan khusus untuk peserta yang gagal juga)

"Menurut kalian apa yang knight itu pikirkan ketika kita tidak mengikuti ujiannya?" Al menanyakan hal ini sebelum kami bertiga keluar dari penginapan untuk melihat hasil ujian kami.

"Kemungkinan dia marah besar. Setelah kau memperlakukan dia seperti orang bodoh kita malah tidak muncul di ujiannya."

Yah. Setelah kami membuat para pengawas ujian yang lain terkejut dengan sihir kami, kami langsung pulang setelahnya tanpa mengambil ujian fisik dulu hari itu. Dan karena knight itu adalah pengawas ujian fisik di keesokan harinya bagi yang tidak melakukannya dihari sebelumnya, kami memutuskan untuk tidak mengikuti ujian fisiknya samasekali.

"Aku yakin itu. Melihat betapa sombongnya dia, dia mungkin sudah merencanakan hal untuk menggagalkan kita. Sayangnya kita tidak hadir." (Estora)

"Heh, bisa kubayangkan betapa terlukanya harga dirinya yang tinggi itu." (Alfaro)

"Al, Shiro, sudahlah. Kalau kalian terus membicarakannya, dia mungkin akan tiba-tiba muncul dihadapan kita."

"Jinx yang bagus Rave, karena aku baru saja melihat dia." (Estora)

Dan yang benar saja. Saat kami baru tiba di  depan gerbang akademi, orang itu berjalan keluar dari ruangan di gedung sebelah.

"Dia terlihat mendidih." (Raven)

"Bukankah itu ruangan kepala sekolah?" Al merujuk pada ruangan yang barusan orang itu tinggalkan.

"Aku rasa begitu. Mungkinkah dia kena omel atau semacamnya?" (Raven)

"Sepertinya begitu. Jika saja orang itu kena pecat, dia pasti akan merajuk dan mengamuk." (Alfaro)

"Sudahlah kalian berdua. Ayo segera pergi dari sini dan selesaikan urusan kita." Shiro mendorong kami berdua menjauh.

"Lagipula tidak ada gunanya memikirkan orang itu."

"Kami tidak memikirkan orang itu, iyakan Noah?"

"Hm-hmm." Aku mengangguk.

Oh, ini mungkin tidak berkaitan, tapi hari ini kami datang memakai set petualang kami yang bisa dibilang agak berbeda dari gaya berpakaian sehari-hari kami.

Aku menutupi bagian bawah wajahku dengan masker hitam yang juga menutupi bagian leherku, sayap hitam milikku selalu terlihat dan aku memakai long coat ungu diatas kemeja putih yang kupakai.

Al yang paling simpel diantara kami. Memakai face mask hitam dan pakaian serba hitam dengan aksen merah dan biru di siku kanan dan kirinya. Dan mengubah warna rambut, ekor serta telinganya menjadi hitam. Jujur, dia terlihat seperti orang yang mencurigakan.

Berkebalikan denganku dan Al, Shiro malah menutupi bagian atas wajahnya. Aku tak tahu nama benda itu atau darimana dia mendapatkannya,  itu berbentuk mirip seperti kacamata lab. Blue visor, begitulah Shiro menyebutnya. Benda itu benar-benar menyembunyikan mata merahnya.

"Oh ya, mengapa kau meminta kami untuk memakai set petualang kita, Tora?"

"Intimidasi." Shiro menjawab Al dengan senyuman sombong. Aku berusaha memukulnya menggunakan sayap ku, namun dia menahannya.

Isekai no kuroi tenshi ni naruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang