1. Kedatangan

2.3K 219 3
                                    

Aku perlahan membuka mataku dan hal pertama yang kulihat adalah pepohonan yang sangat lebat.

"Sepertinya aku sedang berada dihutan."

Setelah itu aku kehilangan kesadaranku lagi.

--------


"Apakah baik-baik saja jika kau membiarkannya pergi begitu saja tanpa memberitahu tentang siapa dia sbenarnya?" Kata seorang pria pada dewi Eren.

"Itu baik-baik saja Aren. Lagipula kau sendiri sudah tau bukan, tentang kekuatan Ravael di dunia itu."

Ya, orang yang sedang duduk berhadapan dengan dewi Eren adalah Aren, saudara kembar dewi Eren.

"Bukan itu yang ku kawatirkan, Eren. Yang ku kawatirkan adalah apa dia bisa memanfaatkan kekuatannya dengan baik atau tidak."

"Tenang saja Aren. Aku yakin dia bisa melakukannya. Lagipula dunia itu adalah tempat bermainnya dulu sebelum dia di bumi."

----------

Aku kembali membuka mataku. Kali ini aku merasakan sakit di punggungku. Tidak. Mungkin saja sejak awal aku sudah terkuka namun tidak menyadarinya.

Aku berusaha duduk.

"Argh... sayapku terasa sakit..."

Tunggu!! Sayap?!!!

Secara refleks aku melihat ke belakang, dan aku menemukan sepasang sayap dibalik punggungku.

"Apa ini... benar-benar milikku?"

Aku mencoba merentangkan sayapku.

"Arh.... rasanya sangat menyakitkan..."

Aku baru menyadari bahwa rasa sakit yang kurasakan bukan berasal dari punggungku, melainkan dari kedua sayapku.

Aku menggerakkan kedua sayapku kedepan. Tentu saja rasanya sakit, namun tidak terlalu parah seperti saat aku ingin merentangkan mereka.

"Benar-benar sayap yang cantik..... tapi.... bagaimana aku bisa terluka?"

Aku menyentuh sayap kiriku dengan tangan kananku. Begitu lembut dan tertata rapi dengan warna hitam kelam.

Tiba-tiba sebuah pertanyaan terlintas di kepalaku.

"Aku ini... sebenarnya apa?"

Aku merasakan suhu di sekitar menurun, dan saat aku mengadah keatas aku baru sadar bahwa hari sudah sore.

"Sebaiknya aku pergi dari sini dan menemukan tempat yang aman untuk tidur sebelum malam tiba."

Saat aku berdiri, aku menemukan sebuah kotak kayu tak jauh dari tempatku.

Aku mendekat dan melihat tulisan di atas kotak kayu itu.

"Aneh. Aku belum pernah melihat tulisan ini di duniaku sebelumnya. Tapi entah mengapa aku merasakan de javu."

Aku berjongkok untuk melihat tulisan itu lebih jelas. Namun anehnya, aku bisa memahami apa yang tertulis disana.

------
"Karena ada beberapa masalah saat pentransferan, kami tanpa sengaja membuatmu muncul beberapa meter diatas tanah. Untuk itu aku mengirim kotak ini sebagai permintaan maaf. Tolong gunakan apa yang ada didalam kotak ini dengan sebaik-baiknya.

-Eren-"
------

"Hah?" Aku ingat sekarang.

Perasaan itu ternyata benar. Aku dikirim oleh dewi itu dalam keadaanku setengah sadar. Aku terjatuh dari ketinggian dan menabrak beberapa dahan pohon sebelum menghantam tanah dalam posisi terlentang.

"Jadi itu alasannya kenapa kedua sayapku terluka dan seluruh badanku terasa nyeri."

Aku memutuskan untuk segera membuka kotak itu.

Di dalamnya aku menemukan beberapa perban.

"Jadi kau sudah mengira aku bakal membutuhkannya... atau mungkinkah kau sengaja melakukan ini padaku?"

"Ah, sudahlah lupakan saja."

Selain perban, ada juga satu set pakaian dan sabuk yang dilengkapi sepasang dagger serta sebuah cermin.

"Cermin? Untuk apa?"

Untuk sementara aku mengabaikan perban serta cermin itu dan memutuskan mengganti pakaian seragam sekolahku dengan pakaian yang ada dalan kotak kayu itu.

Bukannya aku tak tahu malu, tapi itu karena aku sedang berada di dalam hutan yang lebat dan hampir tidak menemukan makhluk lain selain diriku dan pohon pohon ini.

=========================

Nyaa~ Author disini.
Ini cerita pertama jadi maaf kalo bahasanya agak mbingungin.

Dan maaf, gak ada kepastian kapan up lagi.

Jadi Author bakal up kalo udah ada ide.

Jaa ne~

Isekai no kuroi tenshi ni naruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang