16. Misi yang Tidak Diinginkan

242 29 0
                                    

Ahhhh!!! Ini buruk!! Sangat buruk!!! Bagaimana bisa iblis hitam raksasa itu muncul disini!!! Dan ukurannya benar-benar besar dibandingkan dengan iblis hitam yang biasa muncul di dapur!

"Cepat bunuh!!" (Alfaro)

"Tidak bisa! Semprotan anti serangga tidak mempan melawannya!!" (Shiro)

"Rael, awas!" (Kurona)

"Gah!! Bagaimana dia bisa terbang setinggi ini!" (Ravael)

"Allen! Gencet dia dengan dinding tanah!" (Shiro)

"Tidak bisa! Dia terlalu cepat! Dan sudah berapa kali ku bilang! Kecoak yang tergencet itu menjijikkan!!" (Alfaro)

"Kyaa!!! [Flame Burst] !!" Iblis itu (kecoak) menuju kearah Kurona-san, dia berhasil menghindar. Karena panik dia spontan melemparkan sihirnya kearah iblis itu, namun tidak kena.

"Dia lolos! Shiro, padamkan apinya! Jangan sampai hutan ini kebakaran!" (Ravael)

Dan begitulah pertarungan kami melawan iblis hitam (kecoak) raksasa yang tidak sengaja menemukan kami saat menjalankan misi. Pertarungan itu berlangsung selama satu jam lebih dan berakhir dengan terbakarnya dia menjadi abu setelah (mati) terpotong oleh sihir anginku dan dibakar dengan sihir Kurona-san.

——————

"Terimakasih atas kerja kerasnya." Claire-san dengan senyumnya mengucapkan itu pada kami yang berdiri didepannya dengan wajah lesu dan penampilan yang acak-acakan.

"Aku tak ingin melawan monster itu lagi..." (Kurona)

"Ugh... Aku juga..." (Shiro)

"Itu mengerikan... Itu bahkan bisa terbang lebih cepat dariku..." (Ravael)

"Claire-san, lain kali tolong jangan berikan kami misi pembasmian monster di daerah dengan monster ini lagi..." (Alfaro)

Claire-san heran dengan reaksi kami yang seperti itu. Kami yang biasanya tidak pernah mengeluh ketika diberikan misi pembasmian monster dan selalu berhasil, kali ini kembali dengan banyak keluhan.

"Kali ini kami benar-benar hampir pingsan." (Kurona)

"Monster itu kuat sekali. Bahkan setelah lehernya terpotong dia masih bisa bergerak." (Shiro)

"Bahkan setelah badannya terpisah dari kepalanya, dia masih mengincarku yang terbang lebih dari 20m diatas tanah..." (Ravael)

"Dan itu juga memanggil banyak iblis hitam biasa yang cukup banyak pula." (Alfaro)

"Kami memang berhasil memusnahkan makhluk itu. Namun pada akhirnya area itu dan sekitarnya rusak." (Kurona)

"Pohon-pohon disekitar terpotong atau terbakar dan tanah dibawahnya tercungkil atau tergenang air, serta ada beberapa duri dari tanah dan es yang mencuat dari permukaan tanahnya." (Shiro)

"Kerusakannya hampir seluas setengah lapangan sepakbola. Kami benar-benar minta maaf." (Ravael)

"Kerusakan yang begitu besar hanya untuk melawan satu monster serangga. Meski kecoak raksasa itu mati, masih saja tak sebanding dengan kerusakan yang kami timbulkan." (Alfaro)

Kurona-san, Shiro, aku dan Alfaro melapor secara bergantian. Pada awalnya para petualang di guild menatap kami seperti menatap orang yang gagal dalam misi ketika kami mulai melapor.

Namun, setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Alfaro, wajah sebagian dari mereka berubah menjadi pucat. Itu mungkin karena mereka membayangkan tentang monster itu, atau mungkin juga mereka khawatir kalau nantinya kelompok mereka yang akan disuruh untuk melakukan misi pembasmian monster ini. Karena kami meminta untuk tidak menerima misi pembasmian kecoak raksasa ini lagi. Karena KAMI BENCI KECOAK.

Jika kalian bertanya kenapa kami menerima permintaan ini pada awalnya, itu karena guild master yang menyuruh kami.

"Sudah dua minggu kalian menjadi petualang Rank D, namun kalian terus-terusan hanya mengambil misi Rank E. Kenapa tidak sekali-kali mengambil misi pembasmian monster Rank C?"

Itulah yang dikatakannya. Kami sebenarnya tidak menyetujuinya pada saat itu, namun saat kami mendatangi guild beberapa hari yang lalu, kami mendapat misi ini dari guild master yang disampaikan oleh petugas guild.

Dan yang paling parah, itu tak menjelaskan tentang monster apa saja yang bakal kami lawan. Satu-satunya petunjuk adalah 'wilayah: hutan, dekat sarang monster serangga bersayap hitam seukuran banteng (atau bahkan lebih besar)'.

–——–——

"Kami kembali..."

"Selamat datang kembali. Eh? Ada apa dengan kalian berempat?"

Kami kembali ke penginapan kami, dan langsung disambut oleh pertanyaan Endra-san. Itu wajar mengingat bagaimana lusuhnya penampilan kami saat ini.

"Mereka habis menjalankan misi pembasmian dari guild master. Sepertinya itu pertarungan yang sulit."

Cloude-san yang sepertinya habis selesai mandi datang dan menjawab pertanyaan Endra-san. Aku bertanya-tanya dari mana dia tau kalau misi kami berasal dari guild master?.

"Tentu saja dari Claire." Begitulah jawabannya.

"Kau sebaiknya tidak bertanya banyak dulu End, biarkan mereka beristirahat sejenak. Kalian berempat juga, sebaiknya kalian segera mandi dan beristirahat."

"Ok, ok. Aku takkan menahan mereka lagi." (Endra)

"Terimakasih atas sarannya. Kami permisi dulu." (Ravael)

Kami berpamitan dengan mereka dan segera menuju kamar mandi. Penginapan ini memiliki empat kamar mandi yang masing-masing dilengkapi dengan bak mandi yang cukup untuk dimasuki satu orang dan shower.

Itu cukup langka mengingat penginapan lain hanya memiliki salah satu dari dua jenis kamar mandi itu. Dan biasanya yang memiliki kamar mandi lebih dari satu adalah penginapan mewah. Kami beruntung bisa menemukan penginapan murah seperti ini.

Saat ini kami beruntung, belum ada orang yang menggunakan kamar mandi, kami tak perlu mengantri. Masing-masing kami memasuki kamar mandi dan baru keluar sekitar 30-40 menit kemudian. Aku sebenarnya ingin berendam di bak mandi lebih lama, tapi karena lelah, aku memutuskan untuk keluar dan tidur. Aku tidak ingin tertidur di dalam kamar mandi.

Isekai no kuroi tenshi ni naruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang