17. Bertemu Kembali

240 34 0
                                    


"Eh?? Kalian akan pergi besok?! Kalian baru saja kembali dari misi pembasmian tadi pagi, dan sudah mau pergi lagi?"

Malam hari di hari yang sama setelah kami pulang dari membasmi monster hitam berkilau itu, kami memberitahu Endra-san dan Cloude-san tentang rencana kami. Saat ini kami sedang makan malam bersama di penginapan yang kami sewa.

Kami sudah menginap disini sejak kedatangan kami ke kota ini, sementara Endra-san dan Cloude-san pindah ke sini setelah mereka menyelesaikan misi yang mereka terima di hari kami berempat mendaftar di guild.

"Bukankah itu terlalu cepat? Apa kalian memiliki waktu yang cukup untuk berkemas?" (Cloude)

"Tenang saja soal itu Cloude-san, satu-satunya orang yang perlu waktu untuk berkemas adalah Silver. Sementara aku selain pakaian, semua barang milikku dibawa oleh nee-san." (Shiro)

"Bagaimana denganmu, Raven?" Endra-san bertanya padaku, dan aku hanya menjawabnya bahwa semua peralatan dan pakaianku selalu kubawa di tas sihir milikku.

"Enaknya... Aku tidak memiliki sihir ruang atau sihir dimensi seperti Kurona, atau tas sihir seperti milikmu, aku jadi iri..."

Endra-san, tolong jangan bergumam sambil membuat ekspresi seperti ikan mati, itu mengerikan. Tolong hentikan. Aku tau kau menginginkan penyimpanan praktis seperti milik kami. Walau tas sihir itu mahal, setidaknya kalau kau menabung selama setahun kau mungkin bisa membeli satu yang berkapasitas kecil.

"Abaikan saja Endra. Yang lebih penting, apa kalian sudah menyiapkan bekal untuk perjalanan nanti?" (Cloude)

"Kalau bekal makanan, aku sudah membeli daging kering dan buah kering di kota tadi siang. Itu kira-kira cukup untuk seminggu. Kalau bosan dengan itu, kami tinggal berburu di hutan disekitar jalan utama." (Kurona)

"Ngomong-ngomong kota mana yang akan kalian tuju?" Endra-san yang barusan pulih bertanya dan kami bertiga menjawab.

"Kota Raisen." (Shiro)

"Apa tujuan kalian ke kota itu?"

"Bukankah itu jelas? Tentu saja Akademi Raisen." (Kurona)

"Kami bertiga mendapat undangan untuk menghadiri Akademi Raisen dari guild master." (Ravael)

"Bertiga? Bukannya kalian berempat?" Cloude-san bertanya mengingat jumlah orang di kelompok kami.

"Yah, sebenarnya aku sudah menjadi murid disana sejak setahun yang lalu. Jadi meskipun mereka tidak mendapat undangan dari guild master, kami akan tetap kesana." (Kurona)

"Eh, jadi kau akan jadi senior mereka yah." (Cloude)

"Ya, begitulah. Walau seharusnya Shiro baru bisa masuk tahun depan, berkat undangan itu dia bisa masuk kesana tahun ini." Kurona menjawab dengan sedikit malu-malu.

"Tunggu dulu! Sebenarnya kalian umur berapa sih?." Endra-san bingung dengan pernyataan Kurona barusan.

"16." (Kurona)

"Aku baru 14." (Shiro)

"Aku dan Al 15."

"Eh? Shiro masih 14 tahun? Kukira kau seumuran dengan Ravael dan Alfaro."

Endra-san terkejut dengan Shiro yang ternyata masih berumur 14 tahun. Yah, pada awalnya aku juga begitu sih.

Tiba-tiba pintu terbuka dengan suara keras. Ada seseorang yang masuk, dan orang itu adalah Al. Dia terlihat seperti habis berlarian sepanjang jalan.

"Ada apa?" Aku bertanya padanya setelah ia duduk dihadapan ku dan meminum habis segelas air yang kuberikan.

"Hah... Aku punya dua kabar. Satu kabar baik dan satu kabar kurang menyenangkan, hah... Terima kasih Noah." (Alfaro)

"Ya, dan bisa kau beritahu kami kabar apa itu."

"Kabar yang mana dulu nih? Yang pertama atau kedua?" (Alfaro)

"Kabar baiknya saja dulu." (Shiro)

"Kabar baiknya, aku barusan dari guild, dan aku berhasil mendapatkan misi pengawalan untuk kita. Itu adalah kereta pedagang yang akan berangkat ke kota Raisen besok pagi."

"Tunggu, kau dari guild? Apa kau sudah menyelesaikan tugasmu?" Aku bertanya dengan tatapan meragukan.

"Tentu saja. Tak mungkin bagiku untuk pergi ke guild sebelum menyelesaikan tugasku. Jika aku ke guild dulu sebelum menyelesaikannya, yang ada aku lupa akan tugasku."

"Bisakah kita kembali ke topik awal? Jika itu kabar baiknya, lalu bagaimana dengan kabar buruknya?" Kurona mengembalikan alur pembicaraan kami.

"Kabar buruknya adalah karena anggota kelompok kita terlalu sedikit untuk misi pengawalan, jadi akan ada kelompok lain yang akan bergabung dengan kita untuk misi ini nantinya."

"Apa ada yang salah dengan kelompok itu?" Shiro bertanya sembari menyandarkan tubuhnya di kursi yang ia duduki.

"Tidak. Mereka memiliki komposisi yang sempurna. Bahkan orang-orangnya terlalu sempurna."

"Aku jadi penasaran dengan kelompok itu." Sekali lagi, aku tanpa sadar mengatakan apa yang terlintas di benakku.

"Kurasa kita sudah mengenal kelompok itu..." Alfaro terlihat ragu-ragu ketika mengatakan itu. Tidak, kurasa dia enggan untuk mengatakannya.

"Itu adalah kelompok manusia yang dipimpin oleh Aldanoah bukan." Aku mengatakan itu dengan nada datar dan tanpa ekspresi.

"Bagaimana kau tau itu! Aku kan belum mengatakannya!"

Karena posisi dudukku yang menghadap kearah pintu masuk, aku bisa melihat siapa saja yang masuk asal tidak ada yang menghalangi.

"Itu hanya kebetulan, karena aku baru saja mereka masuk kemari." Aku menunjuk kearah pintu depan.

"APA!" Al berteriak terkejut dan semua orang mengalihkan pandangannya ke pintu masuk.

Disana ada beberapa orang kami kenal, dan seseorang pria bertudung merah yang terlihat seperti sedang mencari seseorang.

"Ah! Akhirnya aku menemukan kalian juga, Erian, Estora." Pria itu tersenyum dan melepaskan tudung yang dipakainya.

""Nii-sama!/Aniki!"" Kurona dan Shiro langsung berdiri dari kursi mereka, menyebabkan kursi mereka jatuh dan membuat suara keras.

"Yo. Sudah berapa lama ya kita terpisah? Tujuh tahun kah? Maaf aku tak bisa langsung menemui kalian." Dia menuju kemari dan langsung mengelus kepala kedua Panther bersaudara.

Pria Cat-kin berambut merah itu sepertinya adalah kakak tertua mereka. Tapi... Aku merasa ada yang aneh...

Kenapa aku merasa pernah bertemu dengannya? Maksudku ketika di bumi? Apakah aku benar-benar pernah mengenalnya?

Ketika aku memikirkan semua itu, pria itu menatapku dan tersenyum.

"Tak kusangka aku bisa bertemu lagi denganmu, bahkan kalian semua berteman. Aku senang kau baik-baik saja, Raphael."

Tunggu, Raphael? Satu-satunya orang yang terlintas di pikiranku, yang memanggilku dengan sebutan itu adalah-

"Le-Leonhard....Sensei?"


---- Happy New Year 2021 ----

02-01-2021

Isekai no kuroi tenshi ni naruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang