"Perjalanan kali ini begitu tenang, iyakan?" (Petualang 1)"Iya, bahkan hanya sedikit monster yang muncul dan mereka hanyalah monster tingkat rendah." (Petualang 2)
Saat ini rombongan pedagang yang dikawal oleh Ravael dkk sedang beristirahat. Mereka membuat api unggun dan sebagian membuat makan malam.
Setelah makan malam berakhir, mereka memutuskan untuk beristirahat dan berjaga bergantian.
"Orang-orang itu begitu santainya mengobrol."
"Jika kau iri kau bisa bergabung dengan mereka, kau tau."
Tak jauh dari orang-orang yang berkumpul di sekitar api unggun, dibalik bayangan malam, dua orang sedang berdiri di atas pohon dan mengamati sekitar.
"Apa itu mengenai target, Raven?"
"Kurasa begitu. Meski itu bukan target utama kita."
"Apa yang kau dapatkan?"
"Hanya dua Wild Boar. Bagaimana denganmu, Tora?"
"Sama, aku juga hanya dapat dua Wild Boar."
Yup. Itu benar. Mereka adalah Ravael Ravenell Noah, sang malaikat bersayap hitam, dan si harimau putih, Estora Shirota Panther. Beberapa saat lalu mereka menguji sihir jarak jauh mereka, [Wind Arrow] dan [Frozen Arrow].
Mereka berdua melihat kebawah. Dibalik bayangan pohon, terdapat dua orang lain yang membelakangi batang pohon.
Mereka adalah kakak dari Estora, Erian Kuroneko Panther, yang saat ini berpenampilan seperti anak laki-laki dengan rambut biru tua dan mata merah, dan orang yang satunya adalah Allen Faro Silver si serigala perak.
"Nii-san tolong ya!" Estora memanggil kakaknya dengan nii-san, karena saat ini dia sedang menyamar dan mereka sedang tidak sendirian.
"Tolong ya, Silver." Ravael meminta bantuan Alfaro.
"Baik." Erian dan Alfaro menjawab dan pergi ke tempat para Wild Boar terbunuh oleh serangan jarak jauh Estora dan Ravael.
"Ah! Tunggu, aku akan ikut kalian!" Estora berubah pikiran dan memutuskan untuk ikut mereka berdua.
"Bagaimana denganmu Raven? Apa kau akan tetap disini atau ikut kami?" Erian bertanya pada Ravael.
"Aku akan tetap disini saja."
"Baiklah kalau begitu kami pergi." Alfaro berpamitan dan mereka bertiga pergi.
Setelah mereka bertiga pergi, yang tersisa hanyalah Ravael.
"Apa yang mereka lakukan?"
"Anak-anak itu hanya bermain-main saja."
"Bukankah mereka terlalu santai?"
Mendengar orang-orang dibawah membicarakan hal itu, Ravael ingin sekali melempar balik kata-kata itu ke mereka.
"Dasar. Manusia benar-benar menyebalkan. Bagaimana bisa mereka mengatai orang lain saat dirinya melakukan hal yang sama." Ravael berkata sambil menatap mereka yang dibawah.
Hanya satu kata yang cocok untuk ekspresinya saat ini. Dingin. Seolah-olah ia sedang menatap sampah yang tergeletak di pinggir jalan.
Dan orang-orang itu tidak sadar dengan ekspresi Ravael, mereka bahkan tidak bisa melihat sosoknya dengan jelas apalagi wajahnya.
"Terimakasih atas pohon besar dan tinggi itu, ekspresi menakutkan milikmu itu tidak terlihat." (???)
Di sebuah ruangan terdalam, yang tidak bisa dicapai oleh siapapun selain Ravael, seseorang atau sesuatu sedang berbicara padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai no kuroi tenshi ni naru
FantasíaSemua baik-baik saja sampai suatu hari sekolah tempatku belajar di bom oleh teroris dan semua orang yang berada di lantai dua tewas, termasuk diriku. Aku kira hidupku berakhir disana. Namun kenyataanya kematianku disana adalah awal dari perjalananku...