25. Taunting a Black Cat?

94 22 1
                                    


"Uwaahhh... Akhirnya selesai juga..."

"Aku terlalu capek... Ugh..."

"Iya, aku juga... Hoammm...."

"Nee-san... Tidak sopan menguap seperti itu, apalagi dijalanan ramai."

"Bukannya sudah kubilang padamu untuk tidak sering begadang. Itu tidak baik Kuro-san."

"Aku tau! Tolong katakan sesuatu Rael!"

"Ahaha... Tolong jangan memaksakan diri, Kurona-san."

"Raeeel...!"

Saat ini kami dalam perjalanan kembali dari misi menuju guild petualang untuk mengklaim upah dari misi pengawalan kami. Kami berempat sendirian kali ini, karena yang lain sudah lebih dulu mengambil upah mereka.

Alasan kenapa kami berakhir terakhir dan kelelahan seperti ini, ini karena kami mendapat tugas jaga malam sebelumnya. Dan Kurona-san tidak banyak tidur dua malam terakhir.

Dan juga...

"Maaf karena menyeret kalian untuk membantuku membereskan asramaku."

"Tidak apa-apa, Kuro-san. Lagipula kami juga senang bisa melihat-lihat asrama akademi berkat itu. Iya kan, Noah, Shiro?"

"Al benar. Tolong jangan terlalu kau pikirkan, Kurona-san. Dan aku sudah lelah bilang padanya, jangan panggil aku Noah, apalagi ditempat umum, Al."

"Iya, lagipula itu menyenangkan bisa membantu Nee-san."

"Kalian semua... Terima kasih..."

Melihat Kurona-san yang berterima kasih sambil tersenyum kearah kami, membuat kami senang dan balas tersenyum padanya.

"Ah! Kita sudah sampai." Saat Kurona mengatakan itu, reaksi kami...

"Ini... Guild petualang?" (Ravael)

"Terlihat seperti mansion bagiku..." (Alfaro)

". . . ." (Shiro)

Yup. Gedung itu benar benar memiliki desain mirip dengan mansion. Besar dengan dinding berwarna putih. Jauh dari kesan bar.

Melihat kesamping dimana Shiro berada, aku sadar bahwa dia tanpa sadar menahan nafasnya.

"Oi Shiro! Tolong katakan sesuatu! Tidak! Setidaknya bernafas lah oi! Hei!" Bahkan  setelah aku goncang kan dia, pikirannya masih entah dimana sekarang.

"Hei!" Melihatku yang seperti itu, Al berinisiatif memukul punggung Shiro dengan keras mengunakan telapak tangannya.

"Ah! Apa?!"

"Akhirnya sadar juga kau."

"Sadar? Apa maksudmu?"

Aku melihat kearah Al yang sedang melihatku. Merasa kami memiliki pikiran yang sama, kami mengangguk dan mengabaikan Shiro.

"Hei kalian berdua-!"

"Hei ayo cepat masuk! Jangan menghalangi jalan orang!"

Mendengar teriakkan Kurona, kami bertiga menyadari kami masih berdiri ditengah jalan. Kami bergerak dari tempat kami berdiri dan berjalan mengikuti Kurona masuk ke dalam gedung guild petualang kota Raisen ini.

Saat kami masuk, pandangan semua orang yang ada didalam tiba-tiba beralih pada kami. Ada apa ini? Ugh, aku merasa akan ada suatu hal klise yang akan terjadi.

"Ada apa ini? Kenapa mereka melihat kearah kita?"

"Jangan berpikir yang aneh-aneh Al. Ayo segera pergi menyingkir dari sini."

"Rael benar. Ayo."

Saat kami beranjak pergi dari pintu masuk menuju ke arah meja resepsionis, tiba-tiba saja kami dihadang oleh beberapa orang pria berotot.

"Hei, disini bukan tempat bermain. Anak-anak seperti kalian sebaiknya pergi sebelum terluka. Bwahahaha."

Kutarik kata-kataku. Mereka ini adalah sekumpulan orang berotak otot. Bahkan burung lebih pintar dari mereka.

"Maaf. Kami tidak bisa pergi sekarang juga. Kami akan segera pergi segera setelah urusan kami disini selesai. Jadi, bisakah kalian menyingkir?"

Meskipun Kurona mengatakan itu sambil tersenyum, aku bisa merasakan bahwa dia merasa jengkel dan ingin menebas lima orang dihadapannya.

Aku juga mendengar beberapa orang berbisik satu sama lain. Seperti 'mereka bukannya kelompok pembuat onar? Kenapa mereka disini hari ini?' atau 'anak-anak itu kurang beruntung berurusan dengan para pemburu pemula.'.

Kami bukan pemula dasar manusia kasar. Kami bahkan hampir mencapai posisi dimana kami bisa mengambil ujian kenaikan rangking C!

Aku ingin mengatakan itu, namun aku menahan diri. Percuma berbicara pada orang yang tak mau mengerti.

"Bwahahaha. Berani juga bocah ini. Ups, aku tak sengaja melepaskan peganganku dari gelasku."

Tiba-tiba saja orang yang didepan mengambil gelas minuman rekannya dan menuangkannya di kepala Kurona.

*Sniff**Sniff*

"Aroma ini... Gawat! Kalian berdua! Menjauh dari Leader segera!"

Setelah Al yang berada paling belakang diantara kami mengonfirmasi aroma minuman itu, dia segera memperingatkan aku dan Shiro untuk menjauh.

Aku terbang menjauh sementara Shiro dan Al melompat kebelakang dengan satu lompatan besar.

"Kasihan sekali kau ditinggalkan oleh rekan-rekanmu nak. Bwahahaha."

Nampaknya orang-orang bodoh itu tidak menyadari alasan dibalik tindakan kami bertiga. Dan baru mulai bertanya-tanya ketika melihat kami bertiga mengambil posisi seperti memohon atau meminta maaf sambil mengatakan ""Semoga kalian berlima selamat."" Dan kami bertiga berpaling dari mereka.

"Apa-apaan tiga anak itu."

"Tidak jelas sekali..."

*Swoosh"

Tiba-tiba saja terdengar suara angin terpotong. Dan setelah itu jenggot dari orang yang didepan Kurona terlihat terpotong.

"Apa..."

Saat mereka melihat Kurona, ekspresi mereka langsung berubah pucat. Karena mereka baru saja sadar bahwa mereka membuat masalah dengan orang yang salah.

"Hah... Apa kalian tau hal yang paling kubenci setelah serangga? Itu adalah alkohol. Kenapa? Karena itu mudah terbakar dan menyebabkan aku sulit untuk menggunakan apiku."

Kurona mengangkat wajahnya yang sebelumnya menunduk dan menyamakan pandangannya dengan mereka, yang membuat kelima orang itu terkejut dan tanpa sadar mengambil satu langkah kebelakang.

"Dan juga karena tempat ini tidak cukup luas bagiku untuk menggunakan pedangku, aku hanya bisa menggunakan pisau disini."

Kurona mengangkat tangan kanannya yang memegang pisau lipat kedepan dadanya.

"Dan karena kalian sudah menghalangi jalan kami, sebaiknya kalian terima hukuman dariku."

Dan dari situlah satu peraturan tidak tertulis diantara para petualang kota Raisen menyebar.

"Jangan pernah membuat marah kucing hitam atau kalian akan menerima akibatnya."

"Apa akibatnya jika kau dengan sengaja membuat kucing hitam marah? Tentu saja rasa takut yang luar biasa yang bisa mengakibatkan trauma."

Isekai no kuroi tenshi ni naruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang