Aku terbangun dari tidur ku dan melihat Shiro masih tertidur pulas di depanku. Aku langsung membuat diriku dalam posisi duduk sembari mengumpulkan seluruh kesadaran ku. Aku entah mengapa tau bahwa waktu ini sudah hampir tengah malam.
Aku meninggalkan kantung tidur yang kugunakan sebagai matras (aku tidak tidur didalamnya, melainkan diatasnya) dan menuju tempat api unggun diluar tembok yang jebol didepanku ini.
Saat aku tiba diluar, aku menemukan Kurona yang sedang berdiri didekat pohon yang agak jauh dari tempatku berdiri. Kali ini dia mengenakan jaket yang sedari awal hanya dia ikat di belakang pinggangnya. Yah, hanya mengenakan kemeja berlengan pendek di malam sedingin ini pasti agak berat baginya.
"Ah!"
Menyadari bahwa aku telah bangun, Kurona beranjak dari sana dan pergi menuju ke tempatku.
"Kau sudah bangun ternyata."
"Ya, begitulah."
"Pada awalnya ku kira aku perlu membangunkanmu, tapi ternyata itu tidaklah perlu."
"Yah, anggap saja aku punya jam internal yang bisa membuatku bangun tepat waktu."
"Memangnya kau punya jam alarm, bisa membuatmu bangun tepat waktu?"
Untuk sesaat kami tertawa pada jawabanku yang tak masuk akal itu. Kami lalu duduk di sekitar api unggun, karena masih belum waktunya untuk pergantian shift, jadi kami putuskan untuk menghabiskan waktu dengan ngobrol sebentar.
"Um, Kurona?"
"Ya?"
"Apa aku boleh tanya sesuatu?"
"Tentu."
"Kenapa kau memiliki dua ekor?"
Aku tak memperhatikan ekor Kurona karena sebelumnya ekornya tertutup jaket miliknya yang ia ikat di belakang pinggangnya, jadi tak terlihat. Namun karena sekarang dia sedang memakainya, jadi ekornya terlihat jelas.
"Entahlah. Ah, itu mungkin karena aku merupakan jenis mythical beast."
"...hah? Maksudmu?"
"Kelompok half beast yang memiliki kemampuan khusus dan termasuk dalam kategori langka. Dan two-tailed cats memiliki kemampuan khusus yaitu shape shifting, yang memungkinkan pengguna untuk merubah penampilan mereka tergantung kemampuan pengguna."
"Lalu Shiro?"
"Shiro juga termasuk. White Tiger sendiri merupakan keberadaan yang langka, apalagi Winter Tiger seperti dirinya. Kemampuan khusus Winter Tiger adalah sihir penciptaan es, dengan kata lain mampu menciptakan apapun asalkan terbuat dari es."
"Ku kira kalian ini cuma cat-kin biasa, namun ternyata..."
"Yah, kau tak bisa menilai seseorang dari penampilan luarnya saja."
"...Ku rasa kau benar..."
Setelah keheningan sesaat diantara kami, Kurona kembali berbicara padaku, walau kali ini ia tak menatapku melainkan langit malam.
"Ini aneh, kita padahal baru saja bertemu hari ini namun aku sudah bisa mempercayaimu." Ucapnya sambil tersenyum, masih menatap langit.
"Terimakasih, berkatmu ku rasa sekarang aku bisa mempercayai seseorang yang bisa kusebut sebagai 'teman'. "
Kali ini ia kembali menatap kepadaku.
"Hey Rael, maukah kau jadi teman ku?"
"Tentu, aku dengan senang hati menjadi temanmu. Jujur saja, ini juga terasa aneh bagiku karena bisa mempercayai kalian yang baru saja kutemui."
Aku memiliki trauma tentang mempercayai seseorang. Pernah ada seseorang yang ku anggap teman, aku percaya padanya dan sering membantunya. Namun pada akhirnya dia tak pernah menganggapku sebagai temannya.
Aku mendengar sendiri dari orang itu, dia hanya menganggapku sebagai alat yang bisa ia gunakan dan membuangku ketika dia tak butuh diriku lagi. Jadi sejak saat itu sampai sekarang, aku tak bisa percaya pada siapapun. Namun kedua saudara ini mematahkan kutukan ketidakpercayaanku itu.
"Jika suatu saat nanti sikap ku berubah, ku harap kau tetap menjadi temanku."
"Asal kau tidak di jalan yang salah, aku kan selalu ada di pihakmu. Dan jika itu terjadi padaku, ku harap kau tidak meninggalkan ku juga."
"Tentu, aku janji."
Senyum tulus yang tak pernah kulihat sebelumnya, kini terukir di wajahnya. Begitu indah.
Andai saja pintu hatiku tak terkunci, aku pasti sudah jatuh cinta padanya.
"Baiklah, aku akan pergi tidur sekarang. Pastikan kau tetap terjaga selama masa tugasmu." Kurona berdiri dan melangkah pergi menuju ke dalam bangunan. Namun sebelum benar benar masuk, dia sempat berbalik mengatakan sesuatu padaku.
"Ngomong ngomong, kau terlihat cocok dengan syal hitam panjang itu. Dan syal itu terlihat seolah olah itu adalah sayapmu ketika kau menyembunyikan sayapmu seperti saat ini."
Setelah senyuman yang mengakhiri kata kata nya, dia menghilang masuk kedalam bangunan meninggalkan ku yang sekarang memikirkan pernyataannya tadi.
"Kurasa itu tak buruk juga... Teman ya... Sudah lama sekali sejak terakhir kali aku mendapatkan teman..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai no kuroi tenshi ni naru
FantasySemua baik-baik saja sampai suatu hari sekolah tempatku belajar di bom oleh teroris dan semua orang yang berada di lantai dua tewas, termasuk diriku. Aku kira hidupku berakhir disana. Namun kenyataanya kematianku disana adalah awal dari perjalananku...