Now I Know

491 45 2
                                    

Sekolah di minggu ini sudah usai. Aku sekarang sedang berjalan menelusuri jalan setapak yang hanya ada beberapa orang disana. Aku tidak langsung pulang karena aku mau mampir ke toko buku untuk cari buku yang sama persis seperti yang ada di ruangan itu, tapi nihil tidak ada yang seperti itu. Atau sebenarnya memang ada tapi aku tidak bisa memberi tahu detailnya, kau tau aku ini tidak bisa melihat warna. Aku tidak tau warna corak buku itu apa.

Aku duduk di ayunan yang ada di taman. Banyak sekali anak kecil yang bermain. Mereka berlarian kesana kemari, sangat bahagia. Sepertinya hanya aku yang murung disini. Tadinya aku bersama Mira tapi dia pulang duluan katanya ada neneknya berkunjung, jadi dia pulang duluan.

Aku memainkan ayunan pelan, kaki ku menjuntai. Pandangan ku tertuju pada sepatuku yang menendang nendang tanah. Namun aku melihat sepasang kaki seseorang yang menghadap ke arah ku. Aku melihatnya, dia laki laki seumuran dengan dad. Pakaiannya sangat aneh, berbeda dengan orang pada umumnya. Dia memakai pakaian oversize dengan jubah yang menjuntai menyentuh tanah, rambutnya panjang melebihi panjang rambutku.

Orang itu terus memandangi ku, aku mulai risih. Aku hanya melihat dia memakai pakaian yang serba gelap namun rambutnya cerah. Dia mulai tersenyum ke arah ku.

"Maaf om siapa ya?" Aku bangkit dari duduk.

"Kamu pasti Ell Colombus"

Kenapa dia tau nama ku? Apa dia penguntit? Pakaiannya saja mencurigakan

"Bukan, om salah orang" aku tidak mau memberi tahu nama asliku pada orang yang tidak aku tau asal usulnya. "Aku Sam Spark" ucap ku berbohong.

Orang itu hanya tersenyum miring, membuatku semakin takut saja.

"Om sepertinya salah orang, permisi" aku mengambil tas ku lalu pergi dari sana.

Baru saja aku melangkah beberapa kali tiba tiba orang itu kembali bersuara.

"Kau itu istimewa, darah biru"

Langkah ku terhenti saat orang itu menyebut ku dengan sebutan 'darah biru'. Aku menoleh ke arah orang itu yang masih dalam posisi yang sama.

"Maksud om apa ya? Maaf jangan membuat saya berfikir yang tidak tidak, atau saya akan teriak kalau om itu penculik" ucap ku mengancam.

"Tenanglah.. aku hanya memastikan kalau ramalan itu nyata atau tidak. Tapi sepertinya ramalan memang tidak pernah salah" orang itu terkekeh pelan.

Aku hanya menatap orang itu aneh, yang berbicara dengan memunggungi ku.

"Aku tau kau buta terhadap warna, kau juga bisa melakukan mantra"

Tunggu! Apa?!! Apa dia tadi melihatku melakukan mantra di sekolah? Tapi aku sudah pastikan kalau tadi tidak ada siapa siapa disana

Orang itu berbalik berjalan menghampiri ku lalu memegang bahu kiri ku sangat keras. Aku sampai merintih rasanya tulang bahu ku akan patah.

"Om jangan macam macam dengan saya, saya bisa saja mematahkan tulang om sekarang juga" aku menatap orang itu tajam.

"Hahahaha kau sangat pemberani sama seperti ayahmu Albert Colombus"

"Om tau apa soal dad, tidak usah bawa bawa nama dad!" Suara ku mulai meninggi.

"Jadi benar kau itu Ell Colombus, kau mudah sekali ditipu" orang itu tersenyum miring.

Sial kenapa aku bicara kalo itu dad

Orang itu mulai mengencangkan cengkraman di bahu kiri ku membuat aku berteriak kesakitan. Lenganku mati rasa, sepertinya darah tidak mengalir dengan baik pada lengan kiri ku.

Something SpecialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang