Opportunity

141 11 0
                                    

"BAGAIMANA BISA!!"

Aku terlonjak mendengar Draco membentak ku. Aku menunduk tidak berani menatap matanya tubuh ku kaku tidak bisa berkutik hanya getaran di tubuh ku yang sekarang masih berfungsi tanpa aku suruh.

"AKU TERUS MENCEMASKAN MU!! SEJAK AWAL SAAT VOLDEMORT BICARA KALAU KAU SUDAH MATI RASANYA AKU GAGAL MENJAGA MU!! AKU SANGAT MARAH! AKU MARAH PADA DIRIKU SENDIRI KENAPA AKU MEMBIARKAN MU MENEMUINYA SAAT ITU! AKU BAHKAN RELA MATI HANYA UNTUK MELINDUNGI MU!!!" ucapnya dengan berapi - api.

Hening

Tidak lama terdengar helaan nafas kasar dari Draco. Dia mengusap wajahnya kasar kemudian mengacak ngacak rambutnya sarkas.

Bisa ku lihat kaki Draco berjalan lebih dekat pada ku. Aku takut dia akan melampiaskan amarahnya dengan memukul ku atau mungkin menampar.

Aku mundur beberapa langkah untuk menghindarinya, namun langkah ku terhenti saat tubuh ku dihentikan oleh tembok dingin dan berdebu.

Apa yang aku pikirkan ternyata salah Draco tidak marah namun

"Maaf"

Itu yang aku dengar

Nada bicaranya kembali normal tidak seperti tadi yang berapi api. Aku mulai merasa lebih baik tapi tetap masih merasa takut dan ragu untuk bicara.

Draco menarik ku kemudian memeluk ku

"Aku terlalu kasar padamu, aku minta maaf. Aku hanya ingin kau tetap aman, love"

Tunggu, aku pasti tidak salah dengar kan? Dia memanggil ku dengan sebutan itu lagi setelah sekian lama.

"Tubuh mu gemetar, aku pasti sudah keterlaluan, maafkan aku"

Pelukannya semakin erat, namun aku harus segera mengakhiri ini, tidak ada waktu untuk saling berpelukan dan minta maaf disaat genting seperti ini.

"Aku baik baik saja" aku melepaskan pelukannya kemudian menatap Draco "terimakasih sudah mengkhawatirkan aku, tapi ini belum berakhir, dia belum sepenuhnya hancur aku harus bisa menyelesaikan ini aku harus pergi Draco"

"To dangerous Ell"

"But I have to do this"

Aku berlari meninggalkan Draco kemudian mencari keberadaan Voldemort.

~~~~~

Aku berlari menuju menara astronomi dan tiba tiba saja dia berapparate dan muncul di depan ku.

Aku diserang olehnya hingga membuat ku terjatuh kemudian dia berapparate dan muncul lagi tepat di hadapan ku, Dia pengecut beraninya memukul perempuan.

Kami terus saling serang hingga aku mencengkram wajahnya sampai dia kesakitan. Aku ingin sekali merobek hidungnya supaya pernapasannya lancar namun dalam artian mati.

Dia terus mengerang kesakitan namun aku tidak melepaskannya dan tidak memberinya ampun. Dia berapparate kesana kemari, apparate nya tidak karuan. Dia membawaku terbang seperti asap hitam, sengaja menubrukan ku pada genteng kastil kemudian menubrukan tubuh ku pada tembok batu.

Aku mengepalkan tangan ku kemudian meninju bagian perutnya, sampai kami terjatuh diluar depan kastil.

"COLOMBUS!!"

Voldemort menyerang ku, aku terpental sampai kepalaku terbentur batu membuat robekan di kepala ku hingga mengalir darah segar keluar dari kepalaku.

Aku berusaha bangkit kemudian menyerangnya. Kami saling serang satu sama lain mengadu kekuatan. Namun apalah daya, tongkat ku tidak terlalu kuat, sedangkan Voldemort menggunakan tongkat Elder, tongkat terkuat di dunia.

Something SpecialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang